Sunday, October 16, 2011

Aneka Tips: Kasihilah Musuhmu dan Doakan Mereka yang Membencimu

"Kasihilah musuhmu dan doakan mereka yang membencimu"
(diulang dan ditulis tebal, biar lebih meresap.)

Pray (Georgia Right to Life, 2013)

Dalam agama gw juga diajarkan seperti itu. Saat kita berdoa, kita membayangkan orang yang kita benci dan yang membenci kita, berdoa bersama-sama dengan kita. Kemudian kita mendoakan supaya mereka senantiasa diberkati.

Kalo yang didoain keluarga sendiri, temen-temen, atau orang-orang yang kita sayang...
wajar,
biasa,
mudah,
ga perlu disuruh.

Tapi kalo kita harus doain orang-orang yang membenci kita, apalagi orang-orang yang kita benci...
susah,
berat,
ga rela.

"Masa gw harus doain musuh gw? Doain orang-orang yang benci gw? Ga relaaaaa.. Enak di mereka, rugi di gw, donk!" kira-kira gitu reaksi pertama gw (dalem hati, pastinya), setelah dengerin ceramah salah seorang petinggi agama di vihara.

Mereka yang membenci gw itu, bahkan rela mati just to see me fall, see me fail (beneran, ini ga lebay). Gw sadar, gw juga manusia yang ga luput dari kesalahan. Mungkin gw ga sengaja menyakiti mereka. Mungkin, karena miskomunikasi, mereka salah nangkep maksud gw. Atau mungkin gw memang pernah menyakiti mereka, dan mereka masih belom bisa memaafkan gw.

Ada saat-saat di mana gw capek ngadepin mereka sendirian, dan gw masih punya hati dan iman untuk tetap 'sehat' dan ga ikut menjadi 'gila'. Dan di saat gw kehilangan kekuatan, kehilangan niat untuk melawan, apalagi melawan sesuatu yang ga bisa gw kontrol, gw pun berpasrah, mencoba cara ini.

Doakan mereka yang kamu benci, dan mereka yang membencimu.
Supaya mereka dilapangkan hatinya.
Supaya mereka bisa belajar memaafkan.
Supaya mereka dilebarkan jalannya.
Supaya mereka diberi kebijaksanaan.
Supaya mereka diberi kedamaian.

Yang lebih penting, supaya mereka ada kerjaan laen selain mengganggu hidup gw *kidding*.

And like a miracle, it works. 
 
Gw jadi lebih tenang, lebih bisa melepaskan dan fokus ke diri gw, lebih bisa memaafkan.
Gw ngerasa lebih damai, karena gw ngerasa kaya ga punya musuh.
Mereka yang dulunya membenci gw, entah mengapa, perlahan-lahan lebih tenang, lebih berlapang dada.
Malah sebagian ada yang jadi temen baek dan ngebantu gw :D

Cara ini bukan cuma menyelesaikan masalah, tapi juga memperbaiki relasi gw dengan musuh, teman, dan Yang Kuasa. Be a better me :D


Kalo ga percaya, silakan mencoba.

"Hatred does not cease by hatred, but only by love; this is the eternal rule." - Buddha -
Thursday, September 15, 2011

Facebook Games Freak

Pengaruh game khususnya game Facebook dalam kehidupan nyata ternyata cukup besar. Gw sendiri juga seorang gamer, hobi maen game. Ga cuma game Facebook doank, tapi juga dari jaman dulu, game Nintendo, Sega, PlayStation, PC sampe game2 online.

Di sini, gw cuma mau ngomongin soal game Facebook. Banyak game Facebook yang pernah gw maenin. Tapi biasanya ga bertahan lama, mentok-mentok paling 1 bulan. Cuma dua game yang tahan lebih dari setahun, dan sampe saat ini masih gw maenin, yaitu Mafia Wars dan Mousehunt. Keliatannya memang kombinasi yang aneh secara dua game ini genre nya sangat berbeda *ga bermaksud promosi kok xP*.

Walau gw pencinta game, tiap hari pasti maen game, dan kadang ngerasa diri gw agak freak. Tapi ternyataaaaa, banyak temen gw yang lebih freak lagi.

Ada yang sampe lagi di jalan pengen cepet-cepet pulang gara-gara tanemannya di Farmville udah waktunya panen.

Ato ada yang bela-belain pasang alarm jam tiga pagi, cuma buat bangun dan serve Pizza nya yang sudah matang di dunia maya.

Ato ada yang lagi dirawat di rumah sakit pun, masih mikirin makanannya di Cafe World, dan berharap rumah sakitnya menyediakan wi-fi.

Bahan ada yang rela ngabisin ratusan ribu rupiah buat sekedar beli chip poker atau akun fighter.



Lucunya lagi, pas gw lagi chatting sama temen gw, kadang-kadang obrolannya jadi agak-agak freak gitu. Beberapa contohnya gini:

Dia: "Stef, apa kabar?"
Gw: "Baek. Lu apa kabar?"
Dia: "Baek juga."
Gw: "Tumben-tumbenan ngajak chat. Ada apaan, ya?"
Dia: "Lu maen Pet Society, kan?"
Gw: "Iya."
Dia: "Kirimin gw (gw ga inget dia mau barang apa), donk."
Gw: "Oke."
Dia: "Tiap hari, ya. Thanks."
Gw: "........."

----------

Dia: "Eh lu tuh nyebelin abis, ya!"
Gw: "Hah? Gw kenapa?"
Dia: "Taneman gw di Barn Buddy jangan dicolongin donk! Gw udah nanem susah-susah tau."
Gw: "........."

----------

Gw: "Eh, gw brb dulu ya"
Dia: "Mau ngapain?"
Gw: "Mau berkebun."
Dia: "Berkebun beneran ato maen Farmville?"
Gw: "........."

----------

Gw: "Katanya si X mau masak hari ini."
Y: "Ah, X mana bisa masak."
X: "Bisa kok. Kata sapa gw ga bisa masak?"
Y: "Masak apaan? Gw ga pernah liat lu masak."
X: "Bikin noodle, pizza, burger....... di Cafe World."
Gw + Y: "........."

----------

Dia: "Hari ini ga ada rencana ke mana-mana?"
Gw: "Enggak. Lu sendiri ga ke mana-mana?"
Dia: "Gw udah bolak balik malahan."
Gw: "Bolak balik ke mana?"
Dia: "Ke Bangkok, Las Vegas, Brazil." *Ngomongin kota-kota di Mafia Wars
Gw: "Oow.. pantes kita ga ketemu. Gw stay di Italy soalnya."
Dia: "........."

Seeee... Temen-temen gw yang lebih aneh juga banyak.
Hmm.. tapi bagaimanapun, satu yang kita mesti inget: Life is a game. But game is not life :)
Monday, August 22, 2011

Cause Life is Too Short...

Banyak orang takut gagal, termasuk gw. Kita sering denger pepatah bilang, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, tapi kita tetep aja takut gagal. Kita takut untuk start it all over again, karena starting point is always be the most difficult point. Kita takut, karena saat kita gagal, orang-orang ga respek lagi sama kita. Dan tiba-tiba kita kehilangan apa yang dulu bikin kita merasa nyaman.

Terlepas dari itu semua, yang terpenting, kita jangan sampai gagal untuk bangkit saat kita gagal. Kita harus optimis dan yakin kalo pada akhirnya kita pasti sukses. Tahu ga, berapa percobaan Thomas Alva Edison yang tidak berhasil saat dia berusaha menciptakan bola lampu? Yup, lebih dari 1000 kali! Tapi dia tetap optimis, tidak memandang hal tersebut sebagai kegagalan.

"I have not failed. I've just found 1000 ways that won't work." (Thomas A. Edison)



Banyak orang sulit memaafkan dan melepaskan, termasuk gw. Banyak kejadian yang terlalu pahit untuk dikenang. Sulit rasanya kalo dilepaskan begitu saja. Saat kita mengenang dan memikirkan hal tersebut, kita tersakiti lagi. Secara ga langsung, kita membiarkan orang tersebut dan kenangan tersebut menyakiti kita lagi, lagi, dan lagi.

STOP!! Sampe kapan kita mau membiarkan diri kita terus disakiti? Ambil hikmahnya, maafkan dan lepaskan. Mulailah dengan memaafkan diri sendiri, baru kita bisa memaafkan orang lain. Setiap manusia pasti pernah melakukan salah, ga terkecuali diri kita sendiri. Siapapun dia, seberat apapun itu. Setelah kita melepaskan beban dari genggaman kita, pundak, punggung, dan pikiran kita, 'berat' itu tidak lagi ada. Dengan begitu, kita tidak lagi menganggap itu sebagai kenangan yang menyakitkan. Bahkan mungkin kita bisa menceritakan pengalaman pahit itu sambil tertawa.

The stupid neither forgive nor forget; the naive forgive and forget; the wise forgive but do not forget.” (Thomas S. Szasz)



Banyak orang sulit untuk 'menyerah' dan melepaskan, termasuk gw. 'Menyerah' di sini bukan menyerah dalam arti kita malas berusaha. Terkadang, kita sudah berusaha maksimal, tapi hasilnya jauh dari harapan. Kita kecewa. Kita mencoba lagi, lagi, dan lagi. Tapi hasilnya selalu jauh dari harapan. Kemudian kita jadi bertanya-tanya, di mana kesalahannya? Apa kita berharap terlalu muluk?

Kita butuh kebijaksanaan untuk tahu kapan kita harus berhenti dan 'menyerah'. Karena kita sadar, terlalu banyak hal yang ga bisa kita kontrol di dunia ini. Banyak hal yang sebenernya ga patut diperjuangkan. Berusaha terlalu keras pun tidak baik dan tidak akan membantu. Dan kadang, giving up and letting go, is the best option we have.

Menurut gw, orang yg 'menyerah' bukanlah orang yg lemah. 'Menyerah' butuh keberanian, kesiapan mental, kerelaan, kebijaksanaan, jiwa besar, dan yang mencakup semuanya: KEKUATAN. Umur kita terlalu singkat untuk memperjuangkan terlalu banyak hal, untuk memikirkan perasaan semua orang, untuk berargumen dalam setiap tindakan, untuk mengkhawatirkan terlalu banyak hal yang ga bisa kita kontrol, untuk tetap keras kepala saat kita tahu apa yang kita perbuat ga akan banyak berguna, dan untuk memuaskan terlalu banyak orang.

Buat prioritas, kalo dirasa kurang penting ato ga penting, just give up and let it go. Lupakan, fokus ke hal lain yang jauh lebih penting. Kesuksesan dan kebahagiaan bisa datang dari mana saja, saat kita tidak terlalu tegang, dan tidak terlalu kendur.

"When one door of happiness closes, another opens, but often we look so long at the closed door that we do not see the one that has been opened for us." (Helen Keller)



Dapet message bagus dari temen, let me share some part of it here :)

Ketika kerjamu tidak dihargai,
    maka saat itu kau sedang belajar tentang KETULUSAN.

Ketika usahamu dinilai tidak penting,
   maka saat itu kau sedang belajar KEIKHLASAN.

Ketika hatimu terluka sangat dalam,
   maka saat itu kau sedang belajar tentang MEMAAFKAN.

Ketika kau harus lelah dan kecewa,
   maka saat itu kau sedang belajar tentang KESUNGGUHAN.

Ketika kau merasa sepi dan sendiri,
   maka saat itu kau sedang belajar tentang KETANGGUHAN.

Ketika kau harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung,
   maka saat itu kau sedang belajar tentang KEMURAH HATIAN.


Tetap semangat ..
Tetap sabar ....
Tetap tersenyum ..
Terus belajar ....


Karena kau sedang menimba ilmu di
   Universitas KEHIDUPAN!!
Wednesday, August 3, 2011

Apakah 'Aku'?

'Aku' memperebutkan kursi, reputasi, dan uang.
Apapun caranya, asal 'aku' mendapatkannya, 'aku' puas.
Kalah dan menang bagi'ku' itu dua hal yang jauh berbeda.
'Aku' benar-benar terluka saat 'aku' kalah.
'Aku' tersakiti saat 'aku' diremehkan, dicaci-maki, atau dihina.
Balas dendam terkadang membuat 'aku' puas untuk sementara.
'Aku' tersembunyi tapi jangan kira aku lemah
'Aku' selalu ada dan tidak pernah merasa puas.
Tidak kasat mata membuat 'aku' sulit ditaklukkan.
'Aku' suka berdebat dan 'aku' mau selalu menang.
'Aku' sumber dari segala masalah, dan sumber dari sumber masalah.
Karena 'aku' lah, semua bisa jadi berantakan.
'Aku' mempermasalahkan setiap hal, kecil maupun besar.
'Aku' individualis, pandai mengambil kesempatan dalam kesempitan.
'Aku' selalu ada di dalammu, dan kita tidak terpisahkan.
Tanpa 'aku', kamu bukanlah manusia.
Turutilah mau'ku', selalu ikuti 'aku', maka sementara kamu bahagia.
Tapi tentu saja, saat kamu jatuh, 'aku' akan buang muka
Taklukkan 'aku', kendalikan 'aku', maka selamanya kamu bahagia.
Wednesday, July 13, 2011

Aneka Tips: Membersihkan Karang Gigi Ternyata Mengerikan

Sampe gw umur 21 tahun ini, gw ke dokter gigi baru sekali. Itu pun waktu gw masih SD, nemenin nyokap gw ke dokter gigi. Terus gw disuruh sekalian periksa. Sebenernya ga ada masalah apa-apa, cuma ada gigi susu yang udah waktunya copot, tapi gw ga berani nyopotnya. Hehehe..

Nah pas beberapa hari yang lalu, gw ke dokter gigi lagi. Rencananya buat bersihin karang gigi. Soalnya kata temen gw (dan ikatan dokter gigi sedunia =P), bersihin karang gigi itu PENTING!

Berhubung gw takut dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan alat-alat kedokteran, malemnya pas mau tidur, gw jadi parno sendiri. Nanyain hal-hal ga jelas ke adek gw. Kira-kira begini percakapannya:

? Bersihin karang gigi sakit ga, sih?
- Ga. Tapi kalo kena gusinya ya agak ngilu-ngilu dikit.
? Terus abis itu bisa langsung makan?
- Bisa.
? Kerasa aneh ga?
- Ga berasa apa-apa. Ga ada bedanya kayanya.
? Bersihinnya berapa menit?
- Paling 10 menit lah.
? Capek donk mulutnya mangap 10 menit? *udah ga jelas nanyanya*
- Ya ga mangap terus. Kan ntar tiap berapa menit disuruh kumur-kumur.
? Keluar darahnya ga?
- Pas kumur-kumur ada darahnya sedikit, terus ada pasir-pasirnya juga.
? HAH, KELUAR DARAHNYA?? *udah parno*
- Iya, tapi dikit doank, ga kerasa.
? Alatnya kaya gimana?
- Kaya besi tipis panjang gitu. Pake listrik. Tapi biasanya ada yang manual juga.
? Tajem gitu, ya?
- Iya, ujungnya tajem.
? Kalo kena lidah berdarah donk lidahnya? *makin ngaco*
- ...... *adek gw mulai kesel sepertinya* Bukan berdarah lagi, BISA KEPOTONG LIDAHNYA!!
? .......................... *Gw makin parno, ga bisa tidur*


Keesokan harinya.........

Gw dateng ke dokter gigi, dengan (sedikit) ketakutan. Berhubung adek gw nyuruh gw duluan, dengan sok berani akhirnya gw maju dan duduk di kursi pasien yang lebih nyaman daripada bangku sekolah gw.

Sang dokter ngecek gigi gw sebentar. Terus berkomentar: "Hmm.. lumayan sih, ga banyak-banyak banget". Gw pun menarik napas lega. Terus dia ngambil alat mengerikan, yang kira-kira bentuknya mirip kaya gini:
Diambil dari: diniarsj.wordpress.com
Mulailah proses pembersihan karang gigi. Gw mulai denger bunyi-bunyi kreettt.. kreettt... Terus ada yang bergetar-getar juga.

Daaannnn.... pengumuman penting: Yang bilang bersihin karang gigi ga sakit itu BOHOONNGGGGG!! Hmm.. oke ga segitu dramatisnya sih, sebenernya ga sakit-sakit banget. Tapi suara alatnya yang bunyi kret-kret-kret bikin gw parno dan telinga gw sakit! Udah gitu linuuuuuuuuuu.. Pas disuruh kumur-kumur gw liat ada darah bercampur semacam pasir gitu, gw langsung merinding.

Dalam pikiran gw, "karang-giginya-lumayan-ga-banyak-banyak-banget" itu artinya sedikit, paling cuma 5 menit beres. Ternyataaaaa.. 15 menit lebih! Gw mau protes, tapi ga bisa ngomong jelas. Daripada lidah gw ketusuk terus putus atau bolong, gw memilih untuk diam saja.

Akhirnya setelah kurang lebih 15 menit, giliran gw selesai. Gigi gw berasa agak aneh dan ga nyaman. Sambil nungguin adek gw, gw berdiri di depan kaca ngeliatin gigi gw yang sedikit berdarah-darah. Udah mirip kaya orang meratapi nasib di depan cermin. 

Terus ternyataaaa adek gw cuma 5 menit!! Argghh curang amet. Gw protes ke dokternya. Eh malah bilang gini: "Iya, ini kalo adeknya, karangnya masih muda. Jadi masih lembek dan gampang dibersihin. Kalo kamu, itu karang tua. Udah keras dan agak susah bersihinnya, makanya agak linu-linu." Untung dokternya ngomong gitu pas udah selesai, jadi ga bikin gw tambah parno.

"Tapi kamu giginya bagus, kok. Rajin dibersihin aja, minimal 1 tahun sekali. Penting, lho. Soalnya kalo ga dibersihin, tulang gigi bakal tertekan dan rapuh. Akhirnya giginya bisa ompong," si dokter nyeletuk lagi. Mungkin dia mau sedikit menghibur gw gara-gara liat tampang gw udah ketakutan.

By the way, gw mau infoin, harga buat ngebersihin karang berkisar antara 50 ribu - 75 ribu rupiah. Berhubung gw karangnya banyak, jadi bayarnya 75 ribu deh. Tapi gw sedikit kagum dengan si dokter dan peralatannya. Karang gigi gw semua lenyaaappp seketika!!

Pulang dari dokter, gw jadi sering berhalusinasi denger bunyi 'kret-kret-kret' dan gigi gw jadi linu. Sampe pas mau tidur, gw agak takut sikat gigi. Hehehe..

Bagaimanapun, gw tetep puas karena sekarang gigi gw bersih, bebas karang gigi!

PS: Ga sesakit dan semengerikan itu, sih, sebenernya.. Cuma gw suka parno sendiri aja. Buktinya setelah 4 tahun kemudian (iyaaa, butuh 4 tahun buat ngumpulin keberanian), gw masih berani membersihkan karang gigi lagi. Pastinya harganya sudah lebih mahal dan prosedurnya pun sedikit berbeda. Kisahnya gw tulis di: Pengalaman Kedua Membersihkan Karang Gigi.

Oh ya, buat yang giginya bolong, alangkah baiknya cepat ditangani. Kalo tidak, kemungkinan menjadi sangat menyakitkan dan harus dicabut, seperti kisah si Mr Hamburger yang gw tulis di: Pengalaman Mencabut Gigi Berlubang.

Salam sehat!
Saturday, July 2, 2011

Jalan-Jalan Terus: Swiss, I'm in Love! (Part 2)


Eitss, kok kemaren-kemaren malah jadi cerita Swiss nya, ya? Harusnya kan cerita perjalanan gw =P *narsis abis, hehehe.. Ya udah, di bagian ini, sekarang cerita tentang gw nya :D.

By the way, ada yang tau ibukota Swiss itu apa? Yang jelas bukan Swiss lagi. Hehehe.. Silakan dipikirkan dulu sambil terus membaca... 

----------

Pas perjalanan dari Italy ke Swiss, gw lewat terowongan ketiga terpanjang di dunia. Sebenernya, untuk sebuah terowongan, bisa dikatakan bagus sih. Cuma gw ga bisa menikmati soalnya gw KEBELET PIPIS, BANGET BANGEEETTT dan ga ada toilet di terowongan! Yang ada di pikiran gw waktu itu: 'Kapan terowongan ini bakal berakhir???', sambil ngitung-ngitung berapa menit lagi terowongan 18 km ini selesai kalo busnya jalannya paling cepet cuma boleh 80 km/jam.

Setelah lewat terowongan dan mampir ke toilet, gw nyampe di Lucerne, dan liat-liat jam tangan di Bucherer, toko pusat jam tangan di Lucerne. Selesai berbelanja jam tangan, gw menikmati pemandangan danau deket jembatan terkenal, Chapel Bridge. Berhubung gw suka nature, gw betah duduk-duduk di deket danau, foto-fotoin bebek dan angsa-angsa :). It's just wonderful!

Chapel Bridge
Bebek di danau Chapel Bridge
Ada juga angsa yang lagi pacaran di bawah jembatan :)

Besoknya, gw ke gunung Titlis dan GW PERTAMA KALI MEGANG SALJU DI SINI, DI SWISS!! (Penting amet deh -.-') Hehehe..

Di Swiss, ada gunung yang selalu bersalju, termasuk saat musim panas, yaitu Gunung Titlis. Gunung ini juga dijadikan objek wisata. Buat menuju ke puncak yang ketinggiannya +/- 3300 m, kita mesti naik gondola atau cable car a.k.a kereta gantung. Untuk menuju puncak pake mobil atau bus itu ga memungkinkan karena jalanannya yang terlalu curam dan ga ada jalan khusus buat mobil.

Ngantri buat naik cable car kecil
Pertama-tama mesti naik cable car kecil yang kapasitasnya cuma 6 orang. Abis itu ganti ke cable car besar yang bisa memuat 80 orang. Lalu ganti lagi dengan cable car berputar pertama dan satu-satunya di dunia, yang juga memuat 80 orang. Menurut gw sih ga keren, bikin pusing, iya! Dari naik cable car kecil sampe ke puncak kira-kira butuh waktu 30 menit. Yang takut ketinggian, ga berani liat bawah, nyeseeeell deh. Dari atas, pemandangannya baguuusss, walau pada ketinggian tertentu kabutnya tebel sekali dan ga keliatan apa-apa.

Di atas, gw sampe ke sebuah ruangan besar 4 lantai. Ada restoran, toko souvenir, gua es buatan (yang suhunya lebih dingin daripada salju di luar). Lantai paling atas itu semi outdoor, di mana kita bisa langsung berhubungan dengan salju dan bertemu dengan burung gagak salju :D.

Mulai deh, lempar-lemparan salju sama maen seluncuran. Tapi kalo mau lempar salju mesti ati-ati, pegang-pegang dulu apa es nya, sambil ngecek apakah es nya keras dan membahayakan atau tidak. Kalo cukup lembut, boleh dilempar. Kalo terlalu keras, mending ambil es yang lain supaya tidak mencederai yang lain.
Menyiapkan salju yang akan dilempar.
My favorite photo - Serasa ada di surga *kaya pernah tau surga aja :)*
Sayangnya, gw ga bisa bikin boneka salju karena es nya kurang halus dan kurang dingin. Mungkin kalo gw ke sana musim salju, pasti bisa bikin boneka salju. Uuhh.. next time, deh :)

Oh ya, gunung Titlis ini tutup pada awal tahun selama satu bulan untuk maintenance, khususnya maintenance buat cable car. Tapi jangan khawatir, ada gunung lain kok, sebagai penggantinya, tapi gw lupa namanya :D. Swiss punya banyak gunung, inget kan?

Selesai main salju dan belanja souvenir, kita turun lagi ke bawah naek cable car. Again, it takes another 30 minutes.
Foto di taman Lion Monument - Lucerne
Turun dari gunung, foto-foto lagi.
Sebentar, masih ada yang penasaran sama ibukota Swiss? Oke, ibukota Swiss adalah Bern. Ga pernah denger? Hmm.. sama donk! Gw juga baru pernah denger pas tour guide nya ngasih tau gw. Hehehe..
Wednesday, June 29, 2011

Jalan-Jalan Terus: Swiss, I'm in Love!

Kalo ada yang nanya, negara favorit yang pernah gw kunjungin, jawaban gw adalah negara asal cerita Heidi: Yap, SWISS!! Kenapa?

Pertama, pemandangan alamnya sangaattt indah! Pegunungan Alpen, danau, rumput-rumput, terowongan-terowongan, dan nuansa pedesaan. Binatang-binatang seperti domba, sapi (yang warna hitam putih kaya iklan Nest*e), babi masih banyak dijumpai. Udah gitu, jalannya bersih, udaranya pun bersih!


Pemandangan dari dalam bus. Maklum fotografer amatiran =P


Berbeda seperti desa di Indonesia, orang-orang sana terlihat individualis. Ini tergambar dari susunan rumah penduduk (kebanyakan dari kayu atau bata) yang letaknya saling berjauhan dan tidak teratur. Dalam artian, rumah pertama pintu masuknya di kiri, rumah kedua (jaraknya satu meter dan belum tentu sejajar), pintu masuknya bisa di sebelah kanan. Bahasa gampangnya: bikin rumah suka-suka mereka, mau di mana, pintu mau ditaro di depan, di kiri, di kanan, di belakang, atau ga ada pintunya pun, tetangga ga peduli.



Walau pedesaan, sebenernya penduduk Swiss itu kaya raya! Mereka punya lahan besar-besar dan hanya dibatasi dengan tonggak kayu dan tali. Herannya, sapi dilepas di lahan tanpa pengawasan juga ga bakal ada yang nyolong.

Kedua, banyaknya fakta-fakta menarik dan unik tentang Swiss, yang bikin gw makin suka sama Swiss:
  • Setiap sapi di Swiss memakai klentengan. Maka itu, klentengan sapi bisa menjadi souvenir khas Swiss.
  • Swiss berbatasan langsung dengan Italia, Jerman, dan Perancis. Maka dari itu orang-orang Swiss biasanya bisa bahasa Itali, Jerman dan Perancis. Namun bahasa Inggris juga umum digunakan.
  • Swiss erat hubungannya dengan negara-negara Uni Eropa, namun Swiss masih belum mau bergabung dan mengganti mata uangnya dengan Euro. Walau begitu, Euro pun sering digunakan. Bahkan mesin hitung di kasir pun bisa mengkonversi jumlah yang harus dibayar dari Swiss Franc ke Euro maupun sebaliknya, hanya dengan menekan satu tombol.
  • Karena dikelilingin pegunungan Alpen, Swiss memiliki banyak terowongan yang menembus gunung / bukit. Jumlah terowongan, dari yang pendek sampai yang panjang, mencapai ratusan. Bahkan terowongan terpanjang ketiga di dunia ada di Swiss, yang panjangnya +/- 18 kilometer. Di dalam terowongan, kendaraan tidak boleh berjalan melebihi 80 km/jam. Denger-denger, Swiss membangun terowongan terpanjang di dunia (kira-kira panjangnya 56 km), tapi belom selesai.
  • Di dalam terowongan, setiap beberapa ratus meter, ada telepon darurat dan pintu keluar darurat. Ini berguna kalo sampe terjadi kecelakaan di dalem terowongan. Karena kalo sampe ada kecelakaan, wuiihh, udah maceettt, ga bisa putar balik pula! Paling orangnya doank yang bisa refreshing keluar sebentar lewat pintu exit.
  • Penduduk Swiss hanya sedikit. Bahkan katanya, pemerintah Swiss memberikan uang buat penduduk Swiss yang melahirkan anak, untuk meningkatkan populasi Swiss. Heran ga sih, suasana dingin, damai, tenteram, tapi populasinya sedikit. Ngapain aja ya, orang-orang di sana. Hehehe...
  • Terus, kalo populasinya dikit, gimana kalo diserang / dijajah? Pasti kalah, donk! Eittss, tunggu dulu.. Pemerintah Swiss udah mikirin soal ini. Makanya, SETIAP PENDUDUK SWISS PUNYA SENJATA API dan ini LEGAL. Bahkan mereka diwajibkan mengikuti pelajaran tentang senjata api. Uniknya lagi, setiap tahun diadakan kompetisi menembak agar mereka selalu mahir melindungi diri. Walau begitu, orang-orang Swiss ga sembarangan menggunakan senjata api, mereka orang-orang yang cinta damai.
  • Lebih mengerikan lagi, semua terowongan di Swiss dilengkapi dengan DINAMIT. Apabila ada musuh lewat, sekali tekan tombol, DUAARRRR!! Musuh bisa terperangkap hancur di dalam terowongan!
Swiss bener-bener di luar dugaan, kan? Ga heran lah kalo gw fall in love sama negara satu ini. Hehehe..

Selanjutnya: Swiss, I'm In Love! (Part 2)
Monday, June 27, 2011

Jalan-Jalan Terus: Italy - Milano

Selanjutnya gw ke salah satu kota mode di Eropa Barat selain Inggris dan Paris, yaitu Milano atau yang lebih dikenal dengan Milan.

Kota ini dikenal sebagai kota mode karena shopping di Milan ga kalah lengkap sama di Paris. Bangunan-bangunannya tinggi-tinggi, kotanya juga cantik. Masuk ke pusat shopping-nya udah kaya ke masuk ke mall branded yang super besar (Grand Indonesia kalah deh =P), bedanya ini outdoor.

Temen gw yang suka shopping sampe bela-belain ga makan siang buat shopping (maklum, waktu yang dikasih terbatas, cuma 2 jam). Sedangkan gw ga begitu doyan shopping, cuma ngabisin waktu foto-foto dan main sama burung-burung depan gereja yang terkenal akan pilar-pilarnya: Milan's Duomo Cathedral.

Milan's Duomo Cathedral


Tapi kalo main sama burung-burung di depan Duomo mesti ati-ati. Banyak yang tiba-tiba ngasih jagung ke tangan. Mending kalo ngasihnya baik-baik, ngasihnya MAKSA. Terus ujung-ujungnya dia minta uang 2 euro. Untungnya, temen gw udah wanti-wanti sebelumnya. Jadi pas dia maksa-maksa, gw bisa marah-marahin balik.

Di Eropa Barat, khususnya Italy, banyak burung dara. Malah kemaren di Venice juga banyak burung camar. Gw suka binatang, khususnya burung, jadi gw selalu bawa banyak kue kering di tas (ngambil di hotel pas breakfast =P). Oops, kok ceritanya jadi melenceng ke burung, ya? Hehehe..

Back to topic, Milan itu kota di Italy terakhir yang gw kunjungin. Sebenernya ga ada di jadwal, cuma orang-orang pada mau mampir ke Milan.

Sorenya, langsung menuju Swiss. Barang apa yang terkenal dari Swiss? Yap, jam tangan! Merk nya pun macem-macem: Swatch, B Swiss, Calvin Klein, Guess, Tag Heuer, Tissot, sampe Rolex. Harga pastinya lebih murah dari yang dijual di Indonesia. And yes, kita semua borong jam tangan di Swiss :D.

Negara Swiss cukup unik dan menarik. Buat yang ke Eropa Barat, gw saranin HARUS KE SWISS. Kalo ga nyeseeeeeel deh. Pemandangannya luar biasa!! Selama gw tour ke Eropa ini, Swiss lah favorit gw.

Berhubung gw udah ngantuk, Swiss akan diceritakan di part selanjutnya :)
Sunday, June 26, 2011

Jalan-Jalan Terus: Italy - Venice

Para pencinta film action, pasti pernah nonton 'The Italian Job', kan? Film keren yang satu ini mengambil lokasi syuting di kota Venice, Italy, atau yang lebih dikenal degan nama Venezia.

Duluuu, pas SMP, ada temen gw bilang dia pengen banget ke Venice. Terus dia cerita-cerita tentang betapa indahnya Venice ke gw. Gw cuma dengerin aja, secara gw lebih tertarik ke Australia pegang kangguru (oke, intention-nya ga keren). Tapi ternyata, malah gw duluan yang ke Venice, sedangkan dia sekarang kuliah di Australia. Ah, masa depan memang ga ada yang bisa prediksi.

Venice, yang juga dikenal sebagai Kota Air ini memang keren banget. Transportasi yang umum digunakan di sana pastinya kapal, dari yang pake mesin, sampe perahu kecil yang dayungnya panjang, namanya Gondola (asalnya gw kira 'Gondola' nya Venice itu cable car, lho!). Semua gondola di sana berwarna hitam, dan pengemudinya, disebut: gondolier. Gondolier punya seragam sendiri, yaitu kaos kemeja loreng-loreng hitam putih *mirip kaya Gerombolan Siberat a.k.a burglar*.

Berikut fotonya:
Gimana, mirip ga sama Siberat? =P

Walau bajunya mirip kaya Gerombolan Siberat gitu, tapi ternyata mereka bukan orang sembarangan. Mereka punya SIM Gondolier. Untuk mendapatkan SIM ini, mereka mesti ngerti sejarah kota Venice, terampil berbahasa serta terampil mengemudikan gondola!

Selain gondola, Venice juga terkenal dengan topengnya. Katanya, setiap tahun, diadakan pesta topeng. Makanya souvenir dari Venice kebanyakan adalah gondola dan topeng.

Kota Venice termasuk tempat wisata yang mahal. Bayangkan, toilet umumnya aja sekali masuk harus bayar 1,5 euro sekali masuk (sekitar 20 ribu rupiah)! Tapi tenang, semua bisa diakalin. Caranya, pergi aja ke restoran atau kafe atau toko es krim yang kira-kira punya toilet di dalem (nyarinya agak susah karena jarang ada). Terus beli es krim atau beli minum satu, sambil pura-pura nanyain toilet. And yeah, gw berhasil beli es krim 2 coneplus pinjem toilet buat 3 orang. Udah harganya jauh lebih murah, dapet es krim pula.

Kalo ada yang nyewa hotel di Venice, bisa repot setengah mati, deh. Di mana-mana aiiirrr, keluar satu langkah dari pintu rumah aja udah air. Jadi koper-koper dan barang bawaan lain, termasuk diri sendiri, harus diangkut pake kapal sewa ato water taxi, sebutan taksi di Venice yang berbentuk kapal berukuran sedang. Ribet, kan?

Berjalan kaki di Venice udah kaya nyelusurin labirin besar, yang banyak jembatannya. Untungnya, pusat perbelanjaan terletak di jalan utama kota Venice, jalannya ga ribet, dan ga perlu takut kesasar.

Ada yang pernah liat nomer rumah sampe 4 digit? Venice-lah tempatnya. Rumah-rumahnya warnanya mirip-mirip, dan nomernya sampe ribuan. Gw ga tau nomer rumah paling gedenya berapa, tapi yang jelas sampe di atas 6.000 (ya betul, enam ribu!).
Kota Venice

Begitulah kota Venice, salah satu kota yang unik dan indah, namun berhasil bikin gw mual gara-gara mabok laut.

Kalo disuruh ke sana lagi, gw mikir-mikir dulu, deh. Mabok laut itu ga enak! Hehehe =P
Friday, June 24, 2011

Jalan-Jalan Terus: Italy - Pisa

Masih di Italy, setelah dari Roma dan Vatican, gw menuju ke kota Pisa, kira-kira 3 jam dari Roma. Apalagi yang dilihat kalo bukan Menara miring Pisa.

Sebelum ke Pisa, gw mampir ke restoran lokal khas Italy. Porsinya besaaaaarrr.
  • Menu pembuka: spageti 1 piring besar dan pizza tomato (kira-kira ukuran medium terus dibagi buat 4 orang)
  • Menu utama: Steak ayam / daging sapi / daging babi.
  • Menu penutup: Vanilla Ice cream.
  • Minum: Red Wine sama air putih.

By the way, ini red wine paling enak yang pernah gw minum. Rasanya masih lokal dan bener-bener mantep, ga komersil kaya yang dijual di toko-toko. Sampe-sampe pada minta bawa pulang ditaro di botol minum kosong.

Perlu diketahui, makan di Eropa sama makan di Indonesia itu culture-nya beda. Di Eropa, makan dan makanan itu seni. Makan harus dinikmati, ga boleh buru-buru. Jadi kalo spageti gw ga abis-abis, pelayannya juga ga akan nyajiin makanan selanjutnya, kecuali kalo gw ngomong: 'Sorry, I'm done.'

Terus jangan heran juga kalo tiba-tiba pelayan ato mungkin yang punya restoran nanyain gini:
"Kok makanannya ga diabisin? Rasanya ga enak, ya?"
atau yang lebih aneh lagi, bisa jadi ada yang ngomel-ngomel kalo makannya dikasih sambel sendiri (biasa lah, tipikal orang Indo, sambel sachet-an dibawa ke mana-mana) ato cabe rawit. Menurut mereka, itu merusak 'seni' dan 'citra rasa' makanan.

Walaupun sebagian besar dari mereka udah ngerti, kok, gimana kalo orang Asia makan :).

Balik lagi ke soal Pisa, pada tahu menara miring Pisa, kan? Itu lho yang miring-miring *iyalah, secara namanya menara miring*. Miringnya menara Pisa bukanlah unsur kesengajaan. Awalnya, menara ini berdiri vertikal, namun karena fondasinya ga kuat, jadi miring, deh. Kemiringannya mencapai hampir 5 meter. Tapi, justru karena kemiringannya inilah kota ini jadi terkenal.

Menurut para peramal, kalo menara ini sampai ambruk, Italy pun akan 'ambruk'. Terlepas dari bener atau tidak nya, para ahli konstruksi sebisa mungkin berusaha menahan Pisa supaya ga tambah miring lagi. Terlebih lagi, banyak yang begitu peduli ingin 'meluruskan' Pisa, seperti para turis-turis asing yang berfoto dengan gaya sok-sokan dorong Pisa *termasuk gw juga*. Bahkan para tokoh-tokoh terkenal seperti Popeye, Simpson, dan Snoopy pun turut peduli. Ga percaya? Liat aja gambar kaos-kaos di toko-toko souvenir sekeliling Pisa =P. Lucu-lucu dan kreatif, lho. Gw ga beli sih, jadi ga bisa share gambarnya di sini, soalnya harga kaosnya lebih tinggi dari menaranya, hehe...

Selain baju-bajunya yang lucu dan kreatif, banyak juga souvenir Pinokio. Masih inget Pinokio, kan? Itu lho, boneka kayu hidup, yang idungnya jadi panjang kalo berkata bohong. Nah, cerita Pinokio itu berasal dari kota ini.

Mungkin ada yang penasaran, ngapain gw di menara Pisa? Hmm, berhubung gw orangnya suka ngemil, jadi menara Pisa nya gw incipin dikit :D. Berikut fotonya:


Lumayan sedap, sampe bikin lidah gw kering soalnya anginnya kenceng. Well, silakan ketawa...

Di sekeliling menara Pisa, tidak banyak yang bisa dilihat selain anjing-anjing (inilah enaknya jadi anjing bule, diajakin jalan-jalan ke Pisa), gereja, kios-kios souvenir, dan rerumputan luas.

Di rerumputan, banyak bule-bule berjemur, foto-foto, lari-lari, guling-guling di rumput, loncat-loncat, bahkan maen bola *ck ck ck, persiapannya oke amet tuh...*

Seharian ini cuma maen di sekitar Pisa doank. Maklum, letak Pisa agak terpencil dan lumayan jauh dari Roma. Kalo menara ini ga miring, pasti ga ada yang tau Pisa itu di mana. Sampai di hotel udah jam 8 malem.

Berhubung gw cape dan ngantuk, jadi segini aja dulu deh ceritanya, ga bisa panjang-panjang. Gw lagi sibuk-sibuknya menata ulang kerjaan kantor yang udah amat sangat berantakan gara-gara ditinggal 2 minggu.

Buonanotte :)
Thursday, June 23, 2011

Jalan-Jalan Terus: Italy - Rome

Gw ke Eropa saat musim panas, alias Summer. Walaupun judulnya musim panas, tapi suhu musim panas di sana lebih dingin daripada di Indonesia (sekitar 18-24 derajat Celcius). Waktu musim panas, matahari bersinar cukup lama, kira-kira dari jam 5 pagi sampe jam 9.30 malem. Udah gitu banyak angin, anginnya dingiinnnn dan menusuk. Kalo ada yang mau ke sana sebaiknya bawa body lotion untuk kulit kering, karena cuacanya bikin kulit kering dan pecah-pecah.

Negara pertama yang gw kunjungin adalah Italy, tepatnya di kota Rome, ibu kota Italy. Dari sini, gw menuju ke sebuah negara di dalam negara. Yap betul, negara Vatican, yang disimbolkan dengan kunci dan pedang (Santo Petrus dan Santo Paulus).

Setelah mengantri cukup lama, gw pun masuk ke Gereja Vatican yang guedeeee dan megaaaahhh banget. Di langit-langit juga ada lukisan yang dilukis oleh Leonardo Da Vinci, yang konon lukisan ini diselesaikan oleh pelukis lain karena kedua mata Da Vinci buta akibat tetesan cat dari langit-langit yang masuk ke mata sewaktu dia melukis.

Di dalem gereja, gw juga ngeliat Holy Door atau Pintu Suci yang dibuka hanya 25 tahun sekali buat pertobatan (kalo ga salah inget). KEREN tapi suasananya tetap KHUSUK.

Dari luar gereja, gw bisa ngeliat balkon tempat Paus biasa berkhotbah atau memberkati orang-orang sekitar. Pada saat Natal atau Paskah, Paus biasanya mengucapkan selamat dalam berbagai macam bahasa, termasuk Bahasa Indonesia :D.

Antri masuk ke gereja Vatican
Salah satu ruangan di gereja Vatican

Dari gereja, gw bersama rombongan tour menuju ke Colosseum (tempat Gladiator). Asalnya gw pikir Colosseum cuma segitu-segitu aja, tapi ternyata aslinya lumayan besaarr. Bentuknya melingkar, jadi kalo dari satu sisi, ga keliatan besarnya. Di dalemnya ada semacam labirin yang bisa bikin orang kesasar semaleman ga bisa keluar. Gw ga masuk ke dalem sih, dan memang ga disarankan untuk masuk. Di deket Colosseum, ada Arc de Constantine atau gapura kemenangan, yang kemudian 'ditiru' dan didirikan di Perancis oleh Napoleon dengan nama Arc de Triomphe.

Sekilas tentang Gladiator, pada jaman dulu, gladiator ini dijadikan hiburan. Sang gladiator biasanya datang dari kalangan yang kurang mampu, yang dijadikan budak. Mereka disuruh sang tuan bertarung melawan gladiator lainnya atau hewan-hewan buas seperti singa, harimau, dll. Event ini juga sering dijadikan ajang taruhan. Sang tuan tentu saja akan mendapat banyak duit jika gladiator 'peliharaannya' menang.


Apakah gladiator atau hewan tersebut harus bertarung sampe mati? Hmm.. itu penonton yang memutuskan. Apabila penonton 'kasihan' melihat gladiator atau hewan tertentu (biasanya andalan mereka), para penonton bisa melemparkan sapu tangan putih yang artinya penonton membiarkan 'si kalah' tetap hidup. Katanya, ada ribuan hewan yang mati dalam pertarungan tersebut, dan tentu saja, jumlah gladiator yang meninggal pun lebih banyak. Cukup kejam dan mengerikan, ya?

Dari Colosseum, gw langsung menuju ke kolam besar yang cukup terkenal di Roma. Tapi gw lupa nama kolamnya apa *dodol ya =P. Di situ, banyak yang ngelemparin koin ke kolam. Tapi, ngelemparnya ada aturannya, mesti pake tangan kanan, melewati bahu kiri. Jadi membelakangi kolam gitu :D. Terus denger-denger, katanya jumlah koin yang dilempar pun berpengaruh lho..
Ngelempar satu koin: Balik lagi ke Roma.
Ngelempar dua koin: Dapet jodoh.
Ngelempar tiga koin: Bisa cerai (soalnya di sana mau cerai itu ribet)
Ngelempar empat koin: Kawin lagi.
Ngelempar lima koin: Rejeki lancar.
Ngelempar lebih dari lima: Berarti anda serakah dan ga akan dapet apa-apa. Hehehehe...
Nah, ada yang tau, gw lempar berapa koin??
By the way, nih gambar kolamnya (plus ada gw yang lagi numpang narsis :D)


Dari situ, langsung ke hotel, udah agak malem juga sih. Sampai di hotel jam 8.30 malem (kalo di Indo jam 01.30 pagi, ga heran kalo gw ngantuk, secara dari pesawat langsung City Tour). Sampe di hotel, satu hal yang langsung dilakuin. Bukan, bukan tidur, tapi mandi! Uughh.. badan udah ngerasa ga enak nih, seharian ga mandi. Hehehe..

Segini aja dulu deh, ceritanya lanjut besok-besok lagi, ya! :D.
Wednesday, June 22, 2011

Jalan-Jalan Terus: Eropa oh Eropa

Gw abis liburan ke Eropa Barat bareng-bareng sama bokap nyokap dan adek gw, ikut tour gitu. Maklum, bokap lagi dapet bonus. Seru juga sih, banyak pengalaman lucu, kesel, sampe aneh juga.

Eropa Barat (expatexplore)

Pertama-tama, untuk sampe ke sana, harus menempuh perjalanan yang cukup panjang. Flight gw ga langsung ke Eropa, tapi dari Jakarta ke Istanbul (transit dulu di Singapore) terus lanjut lagi Istanbul - Roma, yang kurang lebih memakan waktu 15 jam di pesawat (lumayan buat bikin pantat jadi kotak).

Awal-awal sampe di Roma, gw cukup lega karena akhirnya pekerjaan duduk-di-pesawat-sampe-pantat-kotak itu selesai. Sampe di airport pagi-pagi jam 9 (waktu GMT +2 saat Summer, gw lupa musim apa gitu yang GMT +1), langsung dijemput bus untuk city tour.

Yang gw baru tau, ternyata di Eropa, bus itu banyak aturannya. Bus ga bisa parkir atau berhenti sembarangan kaya di Indonesia gitu. Kalo sampe ketahuan berhenti sembarangan buat nurunin penumpang, bisa didenda.

Selain itu, dalam sehari, bus long-distance harus istirahat minimal 12 jam. Jadi kalo malem-malem nyampe hotel jam 10, besok pagi juga jalan jam 10 pagi. Dalam 12 jam perjalanan, minimal harus ada istirahat 2 x 30 menit. Banyak banget ya, aturannya. Mau bohong juga susah, karena setiap bus ada record perjalanan dalam bentuk CD, jadi mesti hati-hati.

Masih ada lagi, sopir bus, yang biasa disebut Coach Captain, (keren amet ya?), mesti hati-hati sama speed limit karena di jalan banyak CCTV. Hiiii...

Mau tahu ga berapa duit yang dikeluarkan buat mengisi solar? Dari tangki kosong sampe penuh, kalo di-rupiah-kan bisa mencapai SEPULUH JUTA RUPIAH satu kali isi. Wuuiihhh, ck ck ck. Tapi tenaaanngg, coach captain di sana gaji dan tips nya besaarr.

Udah bosen ngomongin soal bus? Hmm, kita beralih ke makanan sekarang. Kebanyakan orang Indonesia, kalo ga makan nasi ga kenyang. Bener ga, tuh? Naaahh, di Eropa, nasi itu jaraaanngg sekali ditemukan. Nasi cuma ada di restoran Chinese atau restoran Indonesia. Namun, jumlah restoran Chinese, apalagi restoran Indonesia, bisa dibilang minim dan rasanya kurang lezat. Breakfast di hotel, jangan harap ada nasi. Gw aja udah enek-enek makan telur, sosis, roti, cereal, susu, pizza, dan burger =P. Walau begitu, gw sendiri sih masih ok-ok aja, tapi bokap gw pusiiinngg, dia sehari minimal harus makan nasi satu kali.

Masih soal makanan, chili sauce susah ditemuin. Uugghh, untung gw udah persiapan bawa sendiri :D. Jadi bagi teman-teman yang mau ke Eropa, jangan lupa bawa chili sauce dan cabe-batangan-dibungkus-koran biar ga cepet busuk, karena di sanaaaa... juga ga ada cabe batangan.

Gw ke Eropa Barat ke beberapa negara yang cukup terkenal. Daftar perjalanan lengkapnya bisa dilihat di SINI. Nah, untuk masuk ke kota wisata seperti Pisa, Venice, mobil pribadi atau bus mesti bayar pajak masuk yang jumlahnya tidak kecil, berkisar 200-300 euro (untu bus, tidak peduli ada berapa penumpang dalam bus). Cukup mahal, ya? Ya.. di sana memang tidak ada yang murah, ke toilet umum aja bayar 0,5 - 1,5 euro (1,5 euro cuma di Venice doank).

Hmm.. cerita apa lagi, ya? Banyak sih yang mau diceritain, ntar nyusul satu-satu deh ceritanya. Tungguin aja! :D