Sunday, December 14, 2014

Lika-Liku Software Engineer: Juniors From Hell

Gw seringkali harus berinteraksi sama beberapa software engineer yang cukup bikin melongo. Resume nya bagus. IP nya juga bagus, bahkan, ada yang IP nya 4, hanya saja universitasnya ga jelas. Beberapa bahkan kuliah di negara yang cukup ternama, seperti Amerika dan Jepang. Cuma, pengetahuan tentang komputer dan software nya, sangat kurang sekali.

Ada yang ga ngerti apa itu logika matematika: OR, AND, XOR, ...
Ada yang ga tau number basebinarydecimalhexadecimal, ...
Ada yang ga ngerti bedanya variable biasa dengan array, dan data type lainnya
Ada yang ga tau bedanya variable, class, function, parameter, ...
Ada yang ga bisa bedain hard disk sama RAM
Ada yang logika design nya sangat-sangat parah

Kadang, saking capeknya ngadepin ulah-ulah para junior yang aneh, gw sampe bingung mau ngomel atau ketawa. Diomelin dan dikasih waktu berjuta-juta tahun pun, kalo memang ga bisa, ya ga bisa. Ibaratnya kaya orang ga punya bakat dan passion buat ngegambar, tapi tetep ngotot mau gambar, ngerasa gambarnya udah perfect dan kurang inisiatif buat memperbaiki gambarnya.

Berikut beberapa kisah juniors from hell yang bikin gw ketawa sambil mengelus dada. Supaya para pembaca non-IT mengerti, semua pertanyaan dan term nya akan gw ganti menjadi term yang lebih general.

Junior yang Punya Short-Term Memory Loss
"Jadi, kamu udah ngerti, kan, smartphone itu apa, dan kenapa disebut smartphone?"
"Iya ngerti."
"Terus apa bedanya iOS, Android, Windows Phone, sama Blackberry?"
"Itu bedanya gini... (Dia menjelaskan panjang lebar)"
"Yap betul. Jangan sampe lupa, ya. Projek kamu berikutnya berhubungan dengan ini soalnya."

(2 minggu kemudian)
"Masih inget, kan, smartphone itu apa?"
"Eerr..."
(Gw nungguin)
(Dia tetep diem, mukanya kaya orang lagi berpikir ayam sama telur duluan mana)
"Aduh, lupa. Saya coba belajar lagi deh".
"... (Speechless, mending kalo gampang lupa tapi belajarnya cepet, ini mah, belajarnya lelet)"

Junior dengan Segudang Alasan
"Kok makalahnya masih belum selesai juga? Deadline-nya kan harusnya tiga hari lalu."
"Iya, soalnya kemarin ada sedikit masalah."
"Apa masalahnya?"
"Tiga hari lalu keyboard-nya rusak, jadi ga bisa ngetik."
"Terus sekarang udah bener? Solusinya gimana?"
"Udah bener. Ga tau juga, saya ga ngapa-ngapain, tiba-tiba aja dia udah bisa ngetik lagi."
"Terus selain itu, apa yang membuat kamu ga bisa nyelesain ini dalam waktu 1 bulan? Kita udah ngasih kamu waktu lama banget, lho, Mengingat kamu juga masih baru. Biasanya makalah kaya gini, 1 minggu udah bisa selesai."
"Iya, abis keyboard-nya rusak, terus sehari berikutnya mouse-nya juga rusak. Abis itu, sebenernya kemarin udah selesai, cuma tiba-tiba listriknya mati, terus dokumennya belum tersimpan, padahal udah ngetik panjang lebar. Makanya harus ngulang lagi sekarang."
"(Mulai capek dengerin alasan) Jadi, kamu butuh waktu berapa lama lagi sekarang?"
"Kira-kira 1 minggu lagi."
"..."

Junior Nyolot
"Buat bikin kaya gini, kira-kira kamu butuh waktu berapa lama?"
"Sepuluh hari... Sepuluh hari kerja."
"Sepuluh hari terlalu lama. Hal kaya gini seharusnya kamu bisa selesain dalam waktu 2 hari. Saya bakal kasih kamu waktu 3 hari. Dari situ kita liat perkembangan selanjutnya."
"Kalo gitu lain kali, ga usah pake nanya berapa hari, langsung aja bilang 3 hari!"
(Terus dia dipanggil bos dan diajak ngomong empat mata. HAHA!)

Junior yang Ga Ngerti Perbedaan
"Dari presentasi kamu, coba tolong jelaskan lagi bedanya Katy Perry sama Tom Cruise."
"Oow itu.. Jadi gini, kalo Katy Perry itu matanya ada dua. Sedangkan Tom Cruise, hidungnya cuma satu."
"Katy Perry matanya dua? Kalo Tom Cruise matanya emang berapa?"
"Iya, Katty Perry matanya dua. Kalo Tom Cruise hidungnya satu."
"Saya ga tanya hidungnya, saya tanya matanya Tom Cruise berapa?"
"Dua."
"Lah, berarti mereka sama-sama punya dua mata, terus apa bedanya?"
"Bedaaaa... Tom Cruise matanya dua, tapiiiii hidungnya cuma satu."
"Memang hidungnya Katy Perry berapa?"
"Saya lagi membandingkan matanya Katy Perry sama hidungnya Tom Cruise."
"Kalo kamu mau compare, harus cari topik pembanding yang sama donk. Misalnya jenis kelaminnya, Tom Cruise itu lelaki, Katy Perry itu perempuan. Jangan membandingkan mata dengan hidung."
"Iya, saya ngerti. Tapi Katy Perry matanya dua. Tom Cruise hidungnya satu. Itu kan udah jelas perbedaannya. Katy Perry dua, Tom Cruise satu. Di sini, saya fokus membandingkan angka dua dengan satu, tidak perlu fokus di mata dan hidungnya."
(Dan percakapan kaya gini bisa berlanjut sampe setengah jam, sampe akhirnya gw menyerah mengajarkan dia tentang perbedaan).

Junior yang Super Careless
"Saya baru dapet email dari client, mereka curiga kalo ada yang salah sama sistem kita. Menurut mereka berdasarkan laporan penjualan, penjualan mereka untuk bulan ini turun drastis."
"Oke bentar saya cek dulu"
(Keesokan harinya)
"Gimana, udah dicek masalah yang kemaren?"
"Saya ingat saya waktu itu update software awal bulan ini, buat fix beberapa bugs. Tapi ternyata ada bug lain, gara-gara kurang teliti, sebagian data penjualan ga masuk ke dalam database. Jadi data dari awal bulan sampe detik ini, penjualan di atas jam 12 siang, ga masuk ke database."
"HAH??? (Gw speechless lagi. Karena kalo udah berurusan sama missing data itu ribet!)"

Junior yang Ga Punya Sense of Design
(Lagi nge-design buat game virtual pet)
"Loh, ini binatangnya mana? Terus, kok, malah banyak tombol gini? Ada mulut, tangan, kaki, apel, bola... Tombol-tombolnya juga ga rapi gini. Satu terlalu ke atas, yang ini malah miring-miring. Ini cara mainnya gimana? "
"Ini fungsinya sama kaya game virtual pet lainnya, kok."
"Sama gimana? Binatangnya aja saya ga liat."
"Oh ada binatangnya. Gini cara liatnya, klik tombol kepala, ntar bisa liat binatangnya plus info-info lainnya, kaya nama, umur, dan lainnya."
"Kalo mau makan?"
"Klik gambar mulut. Setelah itu klik gambar apel."
"Kalo mau pilih makanan lain?"
"Hmm.. itu belom saya pikirkan. Saya pikir lebih baik kalo semuanya dibikin simple. Jadi saya cuma kasih satu jenis makanan aja."
"Terus kenapa saya harus klik gambar mulut dulu? Kalo langsung klik gambar apel memangnya ga bisa?"
"Ya supaya tahu kalo apel itu bakal masuk ke mulut."
"Design kamu sangat aneh. Apa sebelumnya kamu sudah melakukan riset bagaimana orang-orang lain men-design game virtual pet?"
"Ya, saya sudah lihat. Tapi saya tidak suka. Saya lebih suka design saya, lebih simple dan user-friendly."
"..."

Junior yang Cerdas
Eh, ini sih, bukan juniors from hell.
Thursday, December 4, 2014

Tiada Hari Tanpa Tawa: Bahasa Malaysia Oh Bahasa Malaysia

Udah pada tau, kan, kalo Bahasa Malaysia cukup unik dan kadang bikin kita, orang-orang Indonesia tertawa geli? Berikut beberapa kisah pengalaman gw berurusan dengan bahasa unik ini.

Awal-awal gw dateng ke Malaysia, gw tercengang dengan kecanggihan alat transportasi di Malaysia. Gimana enggak, gw lagi jalan di trotoar, pas mau nyebrang gang kecil, gw liat ada plang di pinggir gang yang tulisannya:
AWAS
KERETA
GILAAAA!! Kereta di Malaysia jalannya di jalan raya dan bisa masuk sampe gang-gang pinggir jalan! Gw mau nyebrang gang kecil aja jadi liat kanan-kiri sepuluh kali, saking takutnya ketabrak kereta. 
Ternyataaaaa, kereta itu artinya mobil.


Beberapa meter kemudian, gw sampai di hypermarket buat berbelanja kebutuhan-kebutuhan dasar yang ga bisa gw bawa dari Indonesia. Kalo kata orang Malaysia, kegiatan ini namanya 'membeli-belah', yang gw tanggepin dalam hati, 'Belah, kok, dibeli. Btw, belah itu apa juga gw ga tau.'

Di samping pintu masuk tempat membeli-belah ini, gw liat ada spanduk gede:
BELI SYAMPU 1
PERCUMA 1!!!*
Gw bengong, butuh waktu beberapa detik buat mencerna maksud spanduk ini. Apa ini maksudnya kalo beli shampoo ga boleh satu doank? Karena kalo beli satu percuma? Tapi, suka-suka gw donk. Gw, kan customer. Kata orang, customer adalah raja. Kok raja mesti diatur-atur harus beli berapa?
Ternyataaaaa, percuma itu artinya gratis.


Ketawa ngeliat sign itu jauh lebih ga malu-maluin dibanding speechless karena ga ngerti si lawan bicara ngomong apaan. Dari sini, ke-sotoy-an gw terlatih, walau awal-awalnya, gw kadang bisa bengong beberapa detik saking bingungnya.

Kisah 1: Gw lagi di restoran Malay pinggir jalan, mau pesen makanan

Gw: Saya nak order ini ada?
Dia: Tak boleh.
Gw: (Nunjuk gambar makanan lain) Ini, Bang?
Dia: Itu pun tak boleh.
Gw: (Salah apa gw, sampe ga boleh pesen makanan? Muka gw ga kere-kere amet perasaan) Kalo yang ini?
Dia: Tak boleh lah. 
Gw: Kenapa semua tak boleh, Bang?
Dia: Ayam dah habis.
Gw: ...

Kisah 2: Gw mau janjian jalan-jalan sama temen gw yang orang Malay.

Gw: Besok pukul 10, ok?
Dia: Tak boleh lah.
Gw: (Ngajak jalan jam 10 pagi melanggar UU, ya?) Why?
Dia: Pukul 10 saya nak hantar saya punya Mom pergi airport. Pukul 12 boleh?
Gw: ...

Ternyataaaaa, boleh itu artinya bisa. Tak boleh artinya ga bisa.


Kisah 3: Gw lagi makan nasi lemak, makanan khas Malaysia, tiba-tiba ada temen gw yang udah agak berumur lewat. Di Malaysia, kebanyakan kita manggil orang-orang seumuran bokap-nyokap kita dengan panggilan: Uncle-Antie.

Gw: Morning, Uncle.
Dia: Morning. Makan apa?
Gw: Nasi Lemak, Uncle.
Dia: Wah, sudah pandai makan nasi lemak.
Gw: ...

Seriusan gw ga jawab apa-apa saking bingungnya. Emang makan nasi lemak butuh kepandaian tertentu? Untung aja tuh Uncle cuma lewat sekilas aja. Kalo enggak, pembicaraannya mungkin bakal jadi begini:

Gw: Iya donk, Uncle. Saya sudah berlatih 3 tahun untuk menguasai skill makan nasi lemak.
Dia: Dalam 3 tahun ini, sudah berapa kali makan nasi lemak?
Gw: Sehari tiga kali. Berarti sudah 365 x 3.
Dia: Wah, cepat sekali sudah menguasai skill-nya. Padahal makan nasi lemak tidaklah mudah. Orang sini saja butuh waktu puluhan tahun supaya pandai makan nasi lemak.

(dan seterusnya, dan seterusnya, dan seterusnya. Kalo gw lanjutin kisah imajinasi gw ini, gw takut para pembaca yang kenal gw, bakal nyeret gw ke rumah sakit jiwa terdekat).

Ternyataaaaa, sudah pandai makan nasi lemak itu artinya.......... gw juga ga tau.


Dan masih banyak kisah-kisah serupa tapi tak sama, yang mungkin bakal gw ceritakan di post-post berikutnya.
Sunday, November 23, 2014

Jalan-Jalan Terus: Lion City, Singapore

Udah beberapa kali gw ke Singapore, tapi belom pernah sekalipun menginjakkan kaki ke Marina Bay atau Sentosa Island. Dan akhirnya, untuk pertama kalinya, beberapa minggu lalu, gw meninggalkan jejak-jejak kaki gw di sana! 

Seperti biasa, tiap kali ke sana, gw ga pernah stay lama-lama di Singapore. Kenapa? Tau sendiri lah, hotelnya ga ada yang murah! Berikut tempat-tempat yang gw kunjungin.

Universal Studio Singapore (USS)

Universal Studio Singapore
Satu hal yang ga boleh ketinggalan kalo mau ke USSSunblock! Percaya deh, matahari juga betah maen di USS.

Jumat pagi, gw dan temen-temen gw memulai petualangan. Berbekal sotoy Universal Studio Singapore (USS) tiket lengkap dengan Express Pass nya, kita muter-muter seharian di Singapore. Walaupun bukan weekend, USS tetap saja ramai. Untungnya kita semua beli Express Pass, yang walau harganya relatif mahal (SGD 93 - SGD 63 untuk tiket dan SGD 30 untuk Express Pass), tetapi udah mencegah kita dari kebetean yang dikarenakan antrian panjang.

Ada beberapa theme di dalem USSDesign bangunannya dan atraksinya pun, mengikuti theme tersebut. 
USS Map
Hampir semua atraksi dan pertunjukkan gw coba dan gw tonton. Dari yang santai, memacu adrenalin, sampai yang membuat pakaian basah kuyup. Ada dua atraksi yang menurut gw berkesan yaitu Transformers: The Ride dan Revenge of the Mummy. Kalo ke USS, harus banget nyobain dua permainan itu! Denger-denger, Transformers: The Ride itu one of the best theme park attraction in the world!
Transformers: The Ride
Transformers: The Ride adalah roller coaster yang memang di-design dengan amazing. Saat kita berada di dalamnya, kita disajikan film-film 3D yang membuat kita seolah-olah menjadi salah satu pemainnya. Dari adegan berkelahi, kejar-kejaran, menghindari benda-benda yang dilemparkan musuh, sampai jatuh dari gedung tinggi. Pokoknya best ride ever! Kita serasa benar-benar masuk ke dalam cerita!
The Ride, Revenge of the Mummy
Revenge of the Mummy juga roller coaster dengan film-film 3D di dalamnya, mirip seperti Transformers: The Ride. Hanya saja, Revenge of the Mummy itu high-speed roller coaster. Jadi saat menaiki atraksi ini, pengunjung tidak diperbolehkan membawa tas atau barang-barang lain. Semua tas dan kamera disimpan di dalam loker.

Selain atraksi, gw juga suka sama show nya seperti Shrek 4D dan Lights! Camera! Action! Hosted by Steven Spielberg, dan Waterworld live performance. Semuanya bikin gw ngakak sekaligus amazed!

Sangat disayangkan, Battlestar Galactica udah tutup secara permanen sebelum gw sempat nyobain, denger-denger sih ada Technical Problem. Terlepas dari itu, we had a great time there!

Mejeng di depan Far Far Away Kingdom

Nyobain kacamata di souvenir shop :D

Let's Go
Water world show place
Look at me!  I'm so fluffy!
Foto sama 'big brother' Po

S.E.A Aquarium

Oceanarium terbesar di dunia. Konsepnya mirip seperti Sea World Indonesia, hanya saja ini lebih besar dari ukuran, jenis spesies, dan total hewannya, membuat harga tiket masuknya pun, jauh lebih mahal dibanding Sea World, yaitu SGD 32.

Bukan cuma ikan yang bisa dilihat di sini, tapi ada juga spesies-spesies laut lainnya seperti bintang laut, kuda laut, belut listrik, puffer fish, ikan yang bisa jalan di darat (serius!), gurita, berbagai jellyfish sampai yang gw ga tau namanya dan bahkan bikin gw tercengang dan berpikir: 'Ada ya binatang kaya gini?' atau 'Oh, binatang ini bukan cuma di Pokemon doank!'

Berikut gambar-gambarnya:











Marina Bay + Shopping

Keesokan harinya, rencana mengunjungi Garden by the Bay sore-sore dibatalkan. Dikarenakan cuaca yang terlalu panas dan masing-masing dari kita punya acara sendiri-sendiri.

Rencana gw: mengarungi Orchad - Somerset bersama sahabat gw tercinta! Bagian shopping-nya ga perlu diceritain terlalu detail, karena gw yakin semua sudah ahli dalam hal ini! :D
Bertemu kembali dengan sahabat yang hilang ratusan tahun lalu :P
Setelah beres shopping dan makan malem, barulah kita ke Marina Bay buat ngeliat Garden by the Bay Light Show dan melihat suasana garden di malam hari. 

Garden by the Bay Light Show cukup singkat, lebih kurang sekitar 10 menit. Gabungan permainan warna, lampu di sekeliling super trees ternyata keren juga. Warna yang berubah-ubah kadang bikin gw berkhayal sendiri. Beberapa detik terlihat super tree biru nan elegan, dan beberapa detik kemudian berganti jadi ungu tua layaknya rumah hantu. Lalu berganti menjadi berwarna-warni seolah memancarkan kebahagiaan. Malah, gw sempat membayangkan ada puteri Fiona yang terperangkap di dalam super tree (yang dalam khayalan gw bagai castle tinggi mengerikan), menunggu untuk diselamatkan.
Garden by the Bay Light Show
Setelah itu, gw dan teman-teman gw duduk-duduk di sekitar Marina Bay buat nonton Wonder Full: Light and Water Show. Dari segi konsep, four thumbs up! Baru pertama kalinya gw ngeliat show semacam ini. Tapi dari segi cerita, menurut gw agak kurang. Setelah show selesai, gw sama temen gw semua pada ketawa-ketawa. Bukan, bukan karena lucu. Tapi karena kita semua ga ada yang ngerti pesan apa yang gw dapet dari show tersebut.

Sebenernya, ga puas ke Singapore cuma sebentar doank. Masih ada beberapa tempat yang mau gw kunjungin, termasuk Garden by the Bay pada pagi hari. See you next time, Lion City :D
Wednesday, September 3, 2014

Lika-Liku Software Engineer: Clients From Hell

Berinteraksi dengan clients, memang terkadang melelahkan. Sedikit sekali clients yang cerdas dan bijaksana. Sebagian besar justru sangat teramat unik sekali.

Berikut beberapa tipe clients from hell yang pernah gw temuin selama gw menjadi software engineer. Para client ini bikin sakit kepala, terbengong-bengong, tapi dalam hati, gw malah ngakak-ngakak.

Client Rasis
(Dengan nada lemah lembut plus senyum, bicara ke ras ABC)
(Sambil menunjuk puluhan masalah) "Ada update untuk menyelesaikan masalah ini? Apakah Anda semua membutuhkan waktu tambahan?"

(Dengan nada sarkastik, tanpa senyuman, bicara ke ras DEF)
(Sambil menunjuk tiga masalah) "Ada solusi??? Dari kemarin masalah ini belom terselesaikan juga?? Kalau saya jadi Anda, saya akan bekerja lebih giat lagi untuk menyelesaikan masalah ini!"
"Tapi, Pak... Masalah ini di luar konteks kami."
"Ck ck. Selalu saja begitu. Anda semua selalu membuang-buang waktu saya. Datang rapat cuma bicara saja, tanpa ada aksi apa-apa. Bla bla bla!"
"..."

Client 'I Don't Know'
Sesuai dengan namanya, kalimat favorit dia itu 'I don't care'.

"Maaf, Pak. Bagaimana kalau..."
"I don't know, I don't know. Jangan tanya saya."
"Tapi, Pak. Kalau kami tidak bertanya pada Bapak,..."
"I don't know, I don't know. Tanya yang lain dulu saja."

Client 'I Don't Care'
Mirip seperti client 'I Don't Know', client yang ini kalimat favoritnya itu 'I don't care'

"I don't care. Saya mau semuanya selesai besok pagi!"
"Pekerjaan ini setidaknya butuh waktu 3 minggu, Pak."
"I don't care how you do it. Pokoknya saya mau liat hasilnya besok pagi!"

Client 'I Don't Know and I Don't Care'
Kombinasi dari client 'I Don't Know' dan client 'I Don't Care'. Checkmate!

"Kalau Anda mau melanjutkan ke tahap ini, ada beberapa resiko yang harus Anda pertimbangkan."
"I don't know, I don't care! Anda, kan, yang expert dalam bidang ini. Anda yang seharusnya memberi saran..."
"Ya, ini kami sedang memberi Anda beberapa saran dan masukan. Tetapi kami butuh persetujuan dari Anda tentang..."
"Wah, jangan tanya saya. I don't know. I don't care. Saya cuma mau tahap selanjutnya bisa selesai besok pagi tanpa ada masalah."
"..."

Client 'I Don't Understand, But I Think You Are Wrong'

"2 x (3 + 4) itu sama dengan 2 x 3 + 2 x 4, hasilnya 14."
"Ya kita mengerti. Tapi hasil analisa kita beda. Dari data yang sama, 2 x (3 +4). Kita olah menjadi 2 x 3 + 2 x 4, hasilnya 32. I don't understand. Laporan Anda sepertinya salah, mohon dicek kembali."
"2 x 3 + 2 x 4 itu 14."
"I don't understand. Jelas-jelas 32."
"Perkalian harus didahulukan: (2 x 3) + (2 x 4) = 14."

(Satu bulan kemudian, setelah lama tidak ada kabar)

"Data bulan ini: 3 x 2 + 2 x 3, hasilnya berbeda dengan laporan Anda. Hasil analisa kita 24, tapi dari laporan Anda, hanya 12. Dua belasnya lagi hilang ke mana? I don't understand. Laporan Anda sepertinya salah, mohon dicek kembali."
"..."

Client Tidak Masuk Akal
"Saya mau bangun rumah yang berbentuk persegi panjang. Bisa?"
"Bisa, Pak. Ukurannya?"
"20m x 10m."
"Tapi, Pak, luas tanah Bapak cuma 100m persegi."
"Bikin dua lantai. Tapi saya mau Anda bangun lantai atas nya dulu. Saya ga sabar liat lantai atasnya."
"Itu ga mungkin, Pak."
"Oh satu lagi, saya mau rumah saya temboknya warna merah, tapi dicat dengan cat air warna hijau yang sudah saya sediakan."
"Eeerr.. Maksud Bapak?"
"Selain itu, saya mau di pekarangan saya dibikin igloo, karena saya mau pelihara kangguru. Di samping igloo, saya mau ada pohon kaktus raksasa yang benar-benar hidup."
"Permintaan Bapak sepertinya ga mungkin, Pak. Pertama, kita tidak bisa bangun rumah dari lantai atas dulu. Kedua, kangguru itu ga tinggal di dalam igloo. Ketiga,..."
"I don't know. I don't care. Anda, kan, expert dalam bidang ini. Saya mau semuanya selesai besok pagi."
"..."

Client  Bijaksana
Oopss.. kalo yang ini bukan tipe clients from hell!

Monday, August 11, 2014

Jalan-Jalan Terus: Belitung, Negeri Laskar Pelangi

Lebaran kemarin, gw menyempatkan diri liburan di kota kelahiran Bapak Basuki Tjahaja Purnama, atau yang lebih dikenal Pak Ahok. Yap, Belitung!

Dari segi transportasi, sebenernya sedikit sulit menuju ke tempat ini. Hanya sedikit pesawat yang menyediakan layanan direct flight dari Jakarta ke Tanjung Pandan (Belitung). Gw bahkan ga menemukan pesawat yang terbang non stop dari Kuala Lumpur ke Tanjung Pandan.

Sesampainya di bandara yang super kecil itu, gw langsung dijemput oleh sopir dari salah satu travel agent. Biaya sewa mobil beserta sopirnya 750 ribu rupiah per hari. Mobilnya lumayan besar, muat untuk 9 orang beserta barang-barangnya.

Satu hal yang gw salutin dari Belitung: jalanannya bagus dan mulus! Hebatnya lagi, ga ada satu pun tukang parkir dan pengemis di sini! Terus denger-denger, Belitung ini menjadi salah satu kota teraman di Indonesia, lho! Thumbs UP!

Anyway, Berbekal research online plus sedikit ke-sotoy-an, berikut daftar perjalanan gw selama di Belitung:

Hari Pertama (Belitung Induk)

  • Nyampe di bandara udah sore akibat pesawat delay, langsung check-in hotel dan beristirahat sejenak. Hotel gw berlokasi di Tanjung Pandan, Belitung Induk, kira-kira 30 menit dari bandara.
  • Makan siang yang udah kesorean di KFC.
  • Menuju Danau Kaolin (15 menit dari hotel).
Danau Kaolin


  • Bermain-main di Pantai Tanjung Pendam sekaligus melihat sunset (dekat hotel).
Kamehameha di Pantai Tanjung Pendam
  • Makan malem di D*nasty Cafe, yang pelayanannya sangat lama dan harganya mahal. Setelah menunggu lama, akhirnya beberapa makanan kita cancel, dan memilih makan indomie yang bisa dipesan di hotel. Bener-bener ga recommended!

Hari Kedua (Belitung Utara)

  • Pukul 8 pagi, berangkat menjelajah Belitung Utara yang kaya akan pulau-pulaunya. Jarak antara hotel dan tempat tujuan, sekitar 27 km.
  • Tiba di Pantai Tanjung Kelayang, langsung sewa kapal untuk menjelajah pulau. Pulau Batu Berlayar, Pulau Burung, dan Pulau Lengkuas. Semua pulau ini letaknya berdekatan. Tiga puluh menit kemudian, gw tiba di Pulau Lengkuas. Sepertinya, ini satu-satunya pulau yang ramai pengunjung. Di sini ada mercusuar. Pengunjung diperbolehkan naik ke atas untuk melihat keindahan sekitar.
  • Bermain-main, foto-foto, snorkelling, dan makan siang di Pulau Lengkuas.
Bintang laut kecil di Pulau Lengkuas
  • Bosan bermain-main, kita pergi ke Pulau Pasir. Pulau Pasir ini hanya ada ketika laut surut. Sebenernya, kurang layak bila disebut pulau. Cuma daratan berpasir yang lebarnya kurang lebih 8m x 3m. Uniknya, di Pulau Pasir ini, sering ada bintang laut besar yang terdampar. Kita pun snorkeling mencari bintang laut, dan foto-foto.
Keponakan gw ga mau melepaskan bintang laut kesayangannya
  • Pukul 4 sore, kita kembali ke Pantai Tanjung Kelayang dengan badan basah kuyup karena kehujanan.
  • Setelah membersihkan badan dan ganti baju, gw melanjutkan perjalanan ke Pantai Tanjung Tinggi (15 menit dari Pantai Tanjung Kelayang). Di sinilah salah satu tempat syuting Laskar Pelangi, di mana banyak batu-batu berukuran raksasa!
Batu-batu raksasa

  • Makan seafood yang lezat di sekitar pantai dan pulang ke hotel.

Hari Ketiga (Belitung Timur)

  • Mampir ke kota Manggar (1 jam dari Belitung Induk), yang juga dikenal sebagai Kota 1001 Warung Kopi. Nyicipin kopi hitam, kopi susu, dan teh susunya. Berhubung gw bukan pecinta kopi sejati, gw rasa kopinya ga ada bedanya dengan kopi-kopi yang lain. Herannya, warung-warung kopi sejenis ini ramai pengunjungnya! Padahal mereka cuma pesen kopi segelas, dan ngobrol-ngobrol sambil ngerokok.
  • Tiga puluh menit kemudian, gw tiba di Vihara Dewi Kwan In dan Vihara Sun Go Kong yang letaknya berdekatan. Gw pun meluangkan waktu untuk berdoa sebentar.
  • Mencicipi mie Bangka di depan vihara.
  • Mampir ke Museum Kata Andrea Hinata, museus sastra pertama di Indonesia yang dibangun oleh penulis novel Laskar Pelangi. Museum ini letaknya tidak jauh dari Vihara.
Museum Kata

  • Mengunjungi replika SD Muhammadiah yang terkenal karena film Laskar Pelangi.
  • Mengintip Bendungan Pice, bendungan arsitektur Belanda. Kenapa ngintip? Karena saat gw ke sana, bendungan ini sedang dalam perbaikan. Jadi kita hanya mengintip saja dari jarak yang cukup jauh.
  • Balik ke hotel untuk beristirahat.

Hari Keempat (Belitung Induk)

  • Bermain di wisata alam Batu Mentas, 30 menit dari hotel. Di sini, gw melihat hewan khas Belitung: Tarsius! Hanya saja, gw sedikit kecewa di sini. Konon katanya, kita bisa bermain River Tubing dan Flying Fox. Tapi pas gw ke sana, kedua permainan ini ditutup sementara dikarenakan air yang tidak begitu banyak dan arus yang tidak begitu deras saat musim kemarau. Terus, apa hubungannya air sama Flying Fox? Gw juga ga tahu. Akhirnya, gw pun jungle tracking dan main di sungai sendiri.
Foto sebelum jungle tracking dan main di sungai
  • Hunting durian khas Belitung, rasanya manis dan enak!
  • Mengitari kampung nelayan. Melihat-lihat rumah nelayan yang ternyata kaya-kaya. Karena sebagian besar dari mereka sudah punya motor dan mobil sendiri.
  • Makan malem dan balik ke hotel untuk beristirahat.

Hari Terakhir (Belitung Induk)

  • Berbelanja oleh-oleh di toko oleh-oleh.
  • Mampir ke museum Belitung. Di sana terdapat barang-barang jaman dulu, dari batu-batuan, kapal, piring porselen, pedang, tombak, perisai, sampai uang kertas jaman dulu. Dan ternyata di dalamnya ada biawak, rusa, buaya, ular, ayam, burung, dan sejenis musang (gw ga tau apa namanya)
  • Mampir ke warung kopi Kong Ji. Rasa kopi di sini berbeda dengan kopi yang gw cobain di Manggar. Yang di sini lebih pahit. Kata koko gw sih, kopi di sini rasanya mirip seperti kopi Luwak.
  • Makan siang di Belitong Timpo Duluk dan menuju bandara. Restoran yang ini bener-bener sangat recommended.

Keliatannya menyenangkan, kan? Padahal biasa aja. Serius, deh. Belitung memang bagus. Tapi ga se-wah yang diiklankan. Sopir dari travel agent nya pun bilang, kalo apa yang tertulis di Internet itu berlebihan. Bahkan banyak client nya yang kecewa. Yang puas hanya client bule saja, karena bule di drop ke pantai doank, dia udah seneng seharian berjemur di sana. Berikut beberapa alasannya:
  • Orang-orang Belitung kurang ramah, apalagi encim-encim yang jualan di toko-toko. Beda sama orang-orang Jawa yang ramah-ramah pada pengunjung. Ini mah, ada pengunjung masuk, tampangnya ga ada senyum-senyumnya.
  • Fasilitas Belitung kurang memadai. Memang, pantainya indah. Namun sayang, gw minta kacamata snorkel untuk mata minus pun, mereka ga punya.
  • Kurangnya rumah makan ataupun toko roti. Gw selalu merasa kesulitan cari makan. Entah karena memang musim lebaran atau apa, tiap rumah makan pasti penuh. Tiap kita nanya 'Masih buka atau ga? Menu apa yang masih ada?', jawabannya: 'Makanan, sih ada. Tapi kayanya ga bisa terlayani. Pesanan masih banyak, kita kurang orang.' 
  • Orang-orang Belitung cenderung malas dan lama bila bekerja, sehingga waktu kita sering terbuang untuk menunggu yang ga jelas. Hal ini gw masih bisa memaklumi, berhubung edukasi mereka yang kurang baik. Orang-orang yang cerdas biasanya cenderung keluar dari Belitung.
  • Hotelnya pun fasilitasnya sangat kurang. Satu-satunya hotel yang kata sopir travel agent nya cukup bagus di Belitung adalah Hotel Ast*n. Sayangnya, hotel itu sudah penuh 2 bulan sebelum gw ke Belitung. Jadilah gw menginap di Hotel Pondok Imp*an 2. Pelayanannya lelet, listrik bisa mati 3x dalam 15 menit. Sampai-sampai mereka menyewa orang yang khusus ngeliatin sekring listrik. Udah gitu, breakfast nya pun cuma Nasi Goreng atau Nasi Kuning dan Indomie Goreng atau Bihun tiap hari. Pernah sekali, jam 8 pagi, breakfast sudah habis. Minta telur mati sapi pun, harus bayar ekstra.
Menurut gw, soal fasilitas, Belitung masih ketinggalan jauh dibanding Bali. Butuh waktu untuk bisa go international seperti Bali, walaupun pantai-pantainya sebenernya ga kalah bagus sama Bali, Gili, dan Lombok.

Semoga bisa terus ditingkatkan kualitasnya ^^
Sunday, July 20, 2014

Aneka Tips: Sukses Interview Untuk Software Engineer

(Dayton High School, 2015)

Postingan kali ini, gw mau berbagi tips interview, khususnya buat yang mau jadi software engineer: Berikut tips-tips nya:
  1. Belajar! Interview itu bukan cuma dateng buat ngobrol-ngobrol. Tapi akan ada test tertulis yang harus dikerjakan. Soal-soal yang biasanya ditanyakan, akan dijelaskan di bawah.
  2. Sebelum berangkat interview, lebih baik cek dengan perusahaan, dokumen apa yang perlu dibawa. Ijazah asli, fotokopi ijazah dan CV / resume wajib dibawa, walaupun perusahaan bilang ga perlu bawa apa-apa.
  3. Cari tahu sedikit tentang perusahaan: bergerak di bidang apa, client nya siapa, dan informasi lainnya. Jadi pas ditanya 'Apa yang kamu tahu tentang perusahan ini?', jawabannya ga cuma melongo.
  4. Ga perlu bawa laptop. Serius, deh! Kalian ga akan diminta ngerjain coding di laptop, kok.
  5. Berpakaian sepantasnya. Formal, tapi ga perlu terlalu formal. Untuk cewek, ga perlu pake baju pesta yang bling-bling, sepatu hak tinggi atau rok mini. Buat cowok, ga perlu juga pake dasi atau jas segala. It's too much, way too much.
  6. Dateng interview jangan telat. Jangan niru-niru gw yang telat pas interview pertama. Tapi ya, ga perlu dateng 1 jam lebih awal juga.
  7. Tersenyumlah saat memperkenalkan diri. Berbicaralah dengan sopan dan tatap mata lawan bicara, jangan sibuk ngeliatin handphone atau awang-awang.
  8. Kerjakan soal test dengan baik. Jangan mencontek, ya. Bila soal test nya cukup banyak, cobalah untuk menjawab pertanyaan sebanyak mungkin. Jangan fokus terlalu lama di satu soal.
  9. Setelah test selesai, biasanya si bos bakal nanya-nanya, dari soal kuliah, pengalaman kerja, atau soal-soal IT general. Jawablah semuanya dengan jujur. Kalo ga tau, bilang aja 'enggak tahu', ga perlu sok tahu.
  10. Selesai interview, apapun hasilnya, sebaiknya ucapkan terima kasih atas undangan interview via email.
Berikut soal-soal yang biasa ditanyakan pada software engineer: Gw ga tau kalo soal di Indonesia begini juga atau ga. Soalnya gw ngumpulin data ini dari pengalaman interview pertama dan interview terakhir gw sendiri dan teman-teman gw di Kuala Lumpur.
  1. Pertanyaan matematika dan logika umum, contohnya: Berapakah 2 bilangan selanjutnya:
    1, 1, 2, 6, 24, ..., ...
  2. Database query, kebanyakan sih, SQL. Biasanya mereka fokus ke LEFT JOIN, INNER JOIN, UNION, UNION ALL, dan aggregate function seperti SUM, AVG, COUNT, MIN, dan MAX.
  3. Masih berhubungan dengan database, biasanya ada case study di mana kandidat akan diminta untuk men-design simpel database berdasarkan case study.
  4. Ada juga soal database teori di mana kandidat harus menjelaskan apa itu 1NF, 2NF, dan 3NF.
  5. Pertanyaan yang berhubungan dengan programming: function untuk menentukan suatu bilangan termasuk bilangan prima atau bukan, function untuk mengubah string menjadi int dan kebalikannya tanpa menggunakan built-in function, function untuk membuat sorting algorithm, dan pertanyaan kreatif lainnya yang kalo gw list bisa sampe ratusan.
  6. Cara membalas email kepada client. Biasanya akan ada beberapa case study. Jawablah dengan professional.
  7. Diagram. Masih inget Use Case? Entity Relationship Diagram? Class Diagram? Biasanya keluar salah satunya.
Biasanya setelah selesai mengerjakan soal-soal tertulis, si bos akan melihat jawaban-jawabannya. Bila kandidat dinilai berpotensi, si bos bakal 'memaksa' kandidat buat ngejawab pertanyaan-pertanyaan, dan sedikit memberikan clue-clue. Di sini, si bos bisa ngeliat logical thinking si kandidat dan apakah si kandidat bisa berpikir saat under pressure.

Untuk yang sudah berpengalaman, si bos biasa akan bertanya soal pengalaman kerja sebelumnya: perusahannya fokus di bidang apa, client nya siapa, sistem apa aja yang dibuat, seberapa besar kontribusi kandidat, architecture diagram nya seperti apa, dan lainnya.

Petanyaan software engineer yang sudah berpengalaman bisa dilihat di SINI. Selain itu, gw juga pernah nge-post pengalaman gw menghadapi interview ala Microsoft yang bisa disimak di SINI.

Biasanya sih, interview berlangsung minimal 2-3 jam. Beberapa perusahaan bisa saja memanggil kandidat untuk second interview (biasanya, sih, yang interview pertamanya ga langsung sama bos).

Buat yang mau interview, lebih banyak persiapan, pastinya akan lebih bagus.
Good luck!!
Saturday, July 12, 2014

Lika-Liku Software Engineer: Pengalaman Interview Terakhir

Setelah insiden interview pertama, gw berencana untuk ga mencari kerja dulu dalam waktu dekat. Gw mau nunggu sampe semua urusan gw bener-bener selesai dulu. Anehnya, malah temen-temen gw yang sibuk nyariin gw kerjaan. Dari beberapa tawaran, ada satu temen deket gw yang juga nawarin kerjaan. Bisa dibilang temen gw yang ini, sebut saja namanya si Y, cukup dekat dengan gw karena kita punya beberapa kesamaan: sama-sama aneh dan suka ngomongin hal-hal yang ga jelas. Akhirnya, setelah urusan gw selesai semua, gw pun meng-iya-kan tawaran dia.

Undangan interview pun langsung datang. Biasalah, kalo rekomendasi orang dalem, pasti jadi top priority, deh. Seminggu setelah undangan interview, gw udah balik lagi ke KL. Ga mau ngulangin kesalahan yang sama dengan interview pertama, gw belajar. Gw sadar otak gw udah blank, udah hampir setahun juga ga nyentuh coding.

Nebeng si Y, gw berangkat ke kantor. Saat sampe di kantor, gw udah ga kaget lagi walau ada kertas test di tangan gw. Berbeda dari interview sebelumnya, kali ini soalnya cuma 3, dan ga pake abc-an. Satu tentang logic dan programming, dan dua lagi lebih ke diagram dari case study yang ditentukan.

Satu jam kemudian, si bos dateng. Jawaban gw cuma diliat sekilas dan digeletakin gitu aja. Dia malah nanya-nanya soal yang random. Dari soal matematika, database, general IT knowledge, kombinasi dan gabungan ketiganya, sampe soal liburan gw ke Eropa, yang gw yakin dia tau dari si Y.

Herannya, membahas liburan gw ke Eropa itu memakan waktu cukup lama. Terus dia malah sibuk bercerita sendiri. Total interview kira-kira 3 jam: 1 jam test, 30 menit gw jawab pertanyaan lisan dengan asal-asalan sotoy, dan 1.5 jam sisanya, gw cuma duduk dengerin dia cerita. Serius!!

Untungnya, setelah duduk dengerin dia cerita dengan semangatnya, ending nya bahagia.

Si bos (B), Gw (S):
B: 'Actually you have been confirmed even before the interview, when you were still in Europe.
S: 'Wow! How come?'
B: 'Y told me that you are very good, better than him. I was surprised. He is very good and he recommends someone who is better than him. I ask him to invite you for interview. He said you are still enjoying your holiday in Europe. So we wait lah, and finally you are here.'
S: (Gw shock. Si Y kesamber petir apaan tiba-tiba bilang gw better than him? Biasanya dia ga pernah mau ngalah, kok. Udah gitu, gw ke Eropa itu 3 bulan lalu lho!) 'No laahh. He is my senior, he is obviously much better than me.'
B: 'No lah, I see you are also quite good. It's up to you now whether you want to join us or not. If you are okay, our HR will arrange the visa for you.'


Dan si bos tadi nyuruh si Y nganterin gw pulang. Gw bahagia!
Wednesday, July 9, 2014

Curhatan Anak Kuliahan: Lupa Jalan Pulang

Where is My Home? (Chuck, 2013)
Hari pertama sampe di KL, gw dijemput sama pihak kampus buat nyari hotel, soalnya nyokap gw ga diperbolehkan tidur di apartment kampus. Abis taro barang-barang dan check-in hotel, kita dibawa ke kampus untuk melengkapi prosedur pendaftaran dan soal administratif lainnya, termasuk sewa apartment.

Setengah jam kemudian, gw dianter ke apartment. Begitu ngeliat apartment nya, gw seneng banget. Apartment-nya lumayan besar dan bagus, karena gw dapet penthouse. Gw ambil master room, berdua sama anak Thailand yang baru gw kenal di bandara tadi. Kamarnya cukup besar dilengkapi 2 kasur single, 2 meja belajar, 2 kursi, 2 lemari baju, dan ada kamar mandi di dalam. Terus terang gw cukup puas, melebihi ekspektasi gw. Gw pun beristirahat sejenak, unpack my things, dan tidur-tiduran.

Yang penasaran mau liat apartment gw, bisa klik di sini.

Beberapa menit kemudian, gw sudah ada di hypermarket terdekat untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari, seperti sabun mandi, shampoo, gantungan baju, piring, gelas, selimut, dan sebagainya. Gw borong cukup banyak karena gw memang berencana untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari di sini. Ga cukup kopernya kalau semua bawa dari Indonesia.

Selesai belanja, gw nyari taksi mau balik. Tapi bentar, tunggu dulu, tunggu dulu:
APARTMENT GW TADI NAMANYA APA, YA? ALAMATNYA APA? JALANNYA KE MANA?

Gw diem dulu kaya patung. Otak gw sibuk nyari akal. Google? Smart phone aja belom punya. Oh, ya! Gw SMS aja temen sekamar gw nanyain nama apartment. Brilliant!

Beberapa menit kemudian, dia SMS balik.
'I think this is our apartment name: XXXXXX'
Gw bahagia.

Gw pun nyetop taksi, bilang kalo gw mau ke XXXXXX. Sopir taksi pertama ga tau apartment itu ada di mana. Sopir taksi kedua ga pernah denger ada apartment namanya itu. Sopir taksi ketiga cuma bisa bengong.

Gw diem lagi kaya patung. Otak gw sibuk nyari akal yang lain. Terngiang-ngiang peribahasa: 'Malu bertanya, sesat di jalan'. Oh, ya! Gw nanya orang kiri kanan aja. Brilliant!

Abis nanya kiri kanan 'Do you know any apartment nearby with this name?' sambil nyodorin HP, akhirnya ada seseorang yang tau. Ternyata, nama aprtment sebenernya bukan 'XXXXXX' tapi 'XXSTXX'! Gw bahagia, walaupun sedikit ngomel-ngomel: Ya ampun, cuma beda dikit doank, sopir taksi pada ga tau.

Super valuable lesson learnt. Sejak kejadian itu, gw selalu tahu nama tempat gw tinggal sebelum gw keluar-keluar. Kalaupun gw tinggal di hotel yang namanya pake bahasa lain, gw selalu simpen kartu nama hotel yang lengkap dengan alamatnya.
Sunday, June 29, 2014

Lika-Liku Software Engineer: Pengalaman Interview Pertama

Interview (xlsys Consulting Limited, 2013)

Pas semester terakhir, selain pada sibuk skripsi, anak-anak kuliahan pada umumnya juga pada sibuk nyari kerja. Begitu juga temen-temen gw, mereka udah pada sibuk nyari kerjaan. Beberapa bahkan udah dapet kerjaan sebelum mereka lulus. Gw sendiri? Masih enjoy dan sok jual mahal milih-milih perusahaan. Prinsip gw: Kalo perusahaan bisa sok-sok jual mahal milih staff nya, apa alasan kita, sebagai staff, ga bisa sok-sok jual mahal milih perusahaan? Bener, ga?

Kira-kira 4 bulan setelah gw lulus, ada satu tawaran interview di salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang Business Intelligence yang cukup ternama di Malaysia. Denger-denger company ini pun punya beberapa cabang di Asia.

Sehari sebelum interview, kandidat-kandidat lain, sih, biasanya pada belajar, nginget-nginget syntax coding, ngeliatin diagram-diagram yang mungkin bisa jadi soal test. Sedangkan gw, pas gw mau belajar, temen gw malah ngajakin jalan-jalan. Kata temen gw: 'No need to study lah, usually first time interview they just want to know and see you only. Later if they are interested, you will be invited to second interview and test.' Begonya, gw percaya. Kita pun jalan-jalan dan nonton film.

Pas hari H (gw ga tau kenapa disebut hari H), gw dateng ke tempat interview. Karena banyak hal-hal yang di luar dugaan, seperti ga nemu taksi, ketinggalan train, dan train berikutnya yang biasanya on-time sekarang datengnya telat, dan beberapa hal lain yang ganjil. Pokoknya banyak halangan deh, gw pun dengan suksesnya TELAT 1 JAM! Sampe-sampe pas gw dateng, pertanyaan pertama:
'How many years have you been in KL?'
'3+.'
'You never come to this building? (Padahal buildingnya attach ke salah satu shopping mall terbesar di KL).'
'Very seldom.'
Setelah berbasa-basi dan perkenalan diri yang singkat, dia bilang: 'I'll give you one hour to do the test first. Try to do it as many as you can.'  JENG JENG JENG...!!! Gw pengen ngebunuh temen gw yang ngajak jalan-jalan seharian kemaren.

Gw liat-liat soalnya. Cukup banyak dan bervariasi. Ada soal programming, database, dan soal-soal general seperti: bagaimana cara merespon email dari beberapa case study, bagaimana cara deal with client, dan membuat cerita singkat (kurang dari 100 kata) menggunakan 10 kata yang sudah ditentukan. Pas kasus gw dulu, kata-katanya lucu, ada: frog, needleslake, leaf, dan beberapa kata lagi yang gw ga inget.

Sebenernya soalnya ga susah-susah amet, cuma gw nyaris lupa semua syntax SQL database. Padahal ini perusahaan Business Intelligence (BI), di mana sangat erat sekali hubungannya dengan database! Dalam artian, gw gagal menjawab soal-soal utamanya!

Gw tengok kiri-kanan-atas-bawah, nyariin CCTV. Bermaksud mau googling dan cari cheat. Sepertinya aman, gw ga nemuin CCTV atau sejenisnya. Tapi setelah dipikir-pikir, ga jadi deh. Semua yang terjadi pasti ada sebabnya. Temen gw ngajak jalan seharian dan gw ngikut aja... Halangan-halangan yang bikin gw telat 1 jam nyampe tempat ini...

Satu jam kemudian, dia balik lagi. Ngobrol-ngobrol sambil meriksa jawaban-jawaban ngasal gw.

Lalu terjadilah percakapan berikut ini antara Interviewer (I) dan Stef (S):
I: I see you are quite strong in programming, but not too strong in database. Why don't you try to apply in software engineering field instead of Business Intelligence (BI)?
S: Believe me, I'm strong in database as well. I just don't remember the syntax. Haven't interacted with any DB since I officially graduate.

I: I see... Why don't you try to answer this question? (Dia nunjuk salah satu soal programming yang ga gw jawab).

S: Eerr.. that one I'm not so sure.
I: Just give it a try. You just tell me the logic, step by step.
S: I think that first step is to create an array, then bla bla bla (Gw coba jawab dengan ke-sotoy-an gw)
I: Ok correct. You reached half way already. Then?
S: Then I don't know.
I: How about this? (Dia coba ngasih clue). Do you think it works this way?
S: Oh yeah, sure it works.
Dan akhirnya dia 'memaksa' gw untuk menjawab hampir semua pertanyaan. Total interview kira-kira 2.5 jam.
I: How far do you know about our company?
S: Not much. I read about your company profile in your web. I know you provide solution for bla bla bla.
Dia terus menjelaskan tentang perusahaannya, bisnis utamanya, dan client-clientnya. Beberapa client cukup ternama, seperti beberapa bank, beberapa perusahaan telekomunikasi di Malaysia. Dia juga menjelaskan bagaimana konsep BI digunakan dan betapa pentingnya BI bagi perusahaan-perusahaan besar.
I: We don't mind to provide training for our new staff. Some of our staff here also do not have any IT background. But we still take them if we see that their logical thinking is strong. And for your case, I see your logic is quite strong.
S: I see.
I: How soon can you are able to start working? 
JENG JENG JENG...!!! Ini soal yang dari kemaren gw pikirin jawabannya, tapi ga ketemu. Gw dilema. Bokap nyokap gw dapet nawarin tour ke Eropa, mumpung adek gw juga lagi libur panjang karena barusan UAN. Dan tawaran ini baru dateng pas gw udah confirm mau interview. Pastinya, gw ga nolak donk. Kapan lagi bisa jalan-jalan bareng di saat semua free gini?

Gw harus pulang Indo dalam waktu dekat buat ngurus visa Eropa. Tau sendiri, kan, bikin visa Eropa itu lama, kadang-kadang sampe 1 bulan. Selain itu gw nunggu sampe koko gw married baru mau kerja, ga mungkin bolak-balik Indo-KL terus.
I: (Nungguin gw ga jawab-jawab, dia nanya lagi) Any intention going back to Indonesia?
S: Yes, soon. I need to apply Europe Visa and I'm going on Europe tour in the next 3 months.
I: For how long?
S: Maybe around one month for visa, and the tour is 2 weeks.
I: (Terdiam sejenak) We expect you to be able to start working immediately. And let's say, if you start working in beginning of next month, which is another 2 weeks from now, you are still not allowed to take any annual leave. Some more it's a very personal reason, a holiday tour, for such a long period.
S: (Gw berdiri, pamit dan nyalamin dia) Okay.
I: (Ikutan berdiri dan nyalamin gw, kayanya sih dia nangkep maksud 'okay' nya gw) Well, I will report all the things to my boss and let's say he decides to approve you, we will let you know via email. Good luck. (Sambil nganterin gw keluar).
S: Thank you very much. Nice to meet you. Bye.
I: Nice to meet you too. Bye.
Anehnya, gw ngerasa lega dan senang setelahnya. Padahal gw yakin, gw ga akan diterima!
Europe, I choose you!!  
Thursday, June 5, 2014

Jalan-Jalan Terus: Melbourne Discovery

(Untuk versi bahasa Inggris, klik di SINI. Click HERE for the English version)

Satu lagi checklist yang bisa gw centang dari wish list gw:
 (Pegang kangguru
Oke, ga penting memang. Kalo mau ketawa, boleh-boleh aja kok. Udah banyak yang ngetawain gw. Anyway, gw baru aja menginjakkan kaki di Melbourne dan sekitarnya. Waktunya cukup singkat, cuma 5 hari. Berikut rincian perjalanan gw.

Informasi Umum

Flight Kuala Lumpur <-> Melbourne memakan waktu 8 jam. Walau masih jauh lebih singkat dibanding ke US atau Eropa, tetapi cukup untuk membuat pantat jadi kotak.

Awal Juni, Australia memasuki musim dingin, suhu berkisar antara 10 - 15 derajat celcius, dan bisa mencapai 5 derajat pada malam hari. Jadi kalo ada yang mau ke Australia musim dingin, long john is a must!

Peraturan imigrasi dan bandara Australia cukup ketat. Minuman beralkohol maksimal 2 liter per orang. Sedangkan rokok, 50 batang per orang. Diusahakan, tidak membawa makanan atau minuman apapun, khususnya buah, sayur, kacang-kacangan, segala jenis daging, dan makanan yang mengandung susu dan telur. Kenapa? Karena semua makanan, minuman, dan obat-obatan harus dideklarasikan. Apabila membawa obat-obatan, harus ditempatkan pada botol aslinya, di mana bisa terlihat dengan jelas nama obat, bahan-bahannya dan negara mana yang membuat. Bila membawa susu bayi pun, kaleng harus masih dalam segel tertutup rapat dan belum dibuka.

Gimana kalo gw bawa sesuatu tapi gw ga declare? Tahu sendiri kan, orang Indonesia, kalo ngisi declaration form kaya gini, nih:
Are you bringing into Australia:
- Goods that maybe prohibited... NO.
- Goods obtained overseas or... NO.
- Animals, part of ani... NO.
- Have you visited a ru... NO
- Have you been... NO!!!
Asal centang No - No - No! Dibaca aja kagak.

Di Australia harus hati-hati. Declaration form itu diperiksa bersamaan saat menyerahkan passport di imigrasi, dan dicek ulang di pintu keluar. Kalo ada random checking, apalagi kalo tiba-tiba si Hush Puppy nungguin di samping koper, dan ketahuan membawa barang tanpa dideklarasikan, bisa-bisa stuck di bandara untuk pemeriksaan lebih lanjut atau harus membayar denda yang cukup besar. Bahkan bisa masuk penjara bila benar-benar ketahuan membawa sesuatu yang dilarang.
Declaration Form Australia
Coba perhatikan gambar di atas. Misalkan kita membawa obat-obatan, pertanyaan pertama kita harus mengisi 'Yes'. Begitu juga dengan pertanyaan-pertanyaan lain, sebaiknya diisi dengan sejujur-jujurnya, kalo ga berbahaya, ga bakal ditangkep kok :P.

Biaya hidup, pastinya apa-apa mahal. Lha, air mineral 600 ml aja harganya AUD 3.5 (sekitar 35 ribu rupiah). Untungnya, air dari keran bisa langsung diminum. Makan biasa bisa mencapai AUD 15-20 (sekitar 150-200 ribu rupiah) sekali makan. Biaya penginapan? Jangan ditanya, gw kurang tau, tapi pastinya: MAHAL!

Hari 1: City Tour

City tour. Melihat gereja St Patrick Cathedral, Fitzroy Garden, dan War Museum. Sepanjang perjalanan bisa melihat Royal Exhibition Building, Town Hall, dan bangunan-bangunan lain yang bernuansa coklat. Berhubung hotelnya sangat dekat dengan Chinatown, malam harinya, kita semua kabur ke Chinatown untuk shopping.
Gereja St Patrick Cathedral

War Museum (tampak luar)

Fitzroy Garden

Hari 2: Great Ocean Road

Hari kedua sedikit membosankan. Perjalanan menuju Great Ocean Road memakan waktu 4 jam, dengan jalan yang berliku-liku. Untungnya, kita sedikit dihibur dengan pemandangan pantai, pedesaan, hutan-hutan kecil yang cukup indah.

Sesampainya di lokasi, kita bisa melihat... batu. Hah, seriously? Iya, batu! Tapi bukan batu biasa, batu yang cukup unik, indah, dan natural: London Arch dan The Twelve Apostles.

Pulangnya, hari udah gelap banget. Maklumlah Winter, jam 6 sore sudah segelap jam 8 malam. Dan jam 8 malam bagaikan jam 12 malam. Untungnya kita tidak perlu kembali melewati jalan yang berliku-liku, karena menggunakan highway untuk rute pulang.
Twelve Apostles
BATU!!

Hari 3: Victoria Market, Warrook Cattle Farm, Philip Island

Kalo ada temen mau kemana-mana, apalagi ke luar negri, pasti satu kalimat ini ga pernah kelupaan: 'Jangan lupa oleh-oleh, ya!'. Nah, bagi yang mau beli oleh-oleh, Queen Victoria Market tempatnya. Dari barang-barang yang gw liat sih, oleh-oleh khas Australia itu: lanolin body lotion (paling murah di Chinatown), boomerang (Victoria Market), vitamin-vitamin seperti omega 3, minyak ikan, sampe barang-barang apapun seperti tas anak-anak, jam, gantungan kunci, post card, atau apapun asalkan ada gambar bendera Australia, kangguru atau koalanya *yaelah*.

Abis buang duit a.k.a shopping, kita diajak menikmati nuansa peternakan di Warrook Cattle Farm. Nah di tempat inilah, wish list 'Pengen pegang kangguru' gw tercentang.

 (Pegang kangguru!
Selain pegang kangguru, kita juga diajak melihat gimana anjing gembala mengumpulkan domba-domba untuk balik ke kandang dalam waktu singkat, mencukur bulu domba, dan memerah susu sapi. Mampir ke sini bikin gw inget main Harvest Moon, deh!

Proses pencukuran bulu domba
Puas bermain di peternakan, kita dibawa ke Philip Island Chocolate Factory. Berbeda dengan pabrik coklat kebanyakan, pabrik coklat yang satu ini keren abis! Kita jadi tahu bagaimana pembuatan coklat, serta banyak maket-maket yang dibuat dari coklat. Serunya lagi, ada beberapa mini games yang kalo kita menang, kita bakal mendapatkan token, yang bisa ditukar dengan coklat asli! Nyam nyam.

Kekenyangan makan coklat, kita langsung menuju kebun anggur, di mana kita disuguhi beberapa macam wine, dan diajari bagaimana cara membedakan wine yang enak dan yang tidak begitu enak. Daaann, gw jatuh cinta sama white wine 'Sauvignon Blanc' nya. Soal red wine, red wine di Italia yang dulu gw coba, masih jauh lebih enak.

Phillip Island Vineyard & Winery
Pukul 5.30 sore, sudah waktunya pulang para penguin pulang ke rumah. Eits, penguin? Yap! Philip Island itu pulau di mana para penguin terkecil sedunia, dilindungi dan dipelihara dengan baik di Australia. Saat gw ke sana, ada 197 ekor penguin totalnya.

Sekitar pukul 6 sore, mereka berjalan pulang dari pantai ke rumah masing-masing. Beberapa dari mereka rumahnya cukup jauh (apalagi untuk badan berukuran mini seperti mereka). Makanya ga mengherankan kalo sebagian dari mereka, suka berhenti di tengah jalan hanya untuk bengong istirahat, dan ada pula yang kesasar! Gara-gara 2 ekor penguin kesasar-yang-mau-nyebrang-jalan-tapi-takut-karena-banyak-orang ini, kita semua di stop sekitar 10 menit an. Presiden mau nyebrang jalan aja kalah VIP nya deh! Sayangnya, pukul 6 sore sudah agak gelap, dan kita tidak diperbolehkan mengambil gambar ataupun video karena lampu flash nya membuat si penguin takut.

Penguin pulang rumah (Sumber: http://phillipislandwines.com.au)

Hari 4: Sovereign Hill

Sovereign Hill
Bosan dengan nuansa pedesaan, hari keempat ini, kita dibawa ke suasana tahun 1850an. Jaman di mana para buruh emas bekerja di bawah tanah untuk mencari emas. Yap, Sovereign Hill - Ballarat, tempatnya, 2 jam perjalanan dari Melbourne via bus.

Sovereign Hill di-design sedemikian rupa sehingga keadaan di sana benar-benar mirip dengan keadaan di tahun 1850an. Buat yang ke sana, wajib banget ikut  ‘Journey through the Labyrinth of Gold’ yang bisa membawa kalian ke bawah tanah. Di bawah sana, kalian bisa melihat benda-benda dan peralatan yang masih lestarikan, seperti underground tunnel, lift manual, dan emas yang terkandung di dalam tanah, bahkan batangan-batangan emas asli, supaya para pengunjung bisa benar-benar merasakan bagaimana situasi buruh emas pada jaman dulu.

Pintu masuk menuju tambang emas
Emas
Semuanya emas asli!
Belum puas dengan semua itu, kita masih dibawa ke Gold Museum, di mana kita bisa melihat bongkahan-bongkahan emas yang lebih besar lagi.

Sorenya, setelah silau dengan emas, kita kembali ke Melbourne untuk shopping di Direct Factory Outlet. Soal harga, untuk brand asli Australia seperti Cotton On, Billabong, Rip Curl, Quick Silver, memang jauh lebih murah. Tapi sisanya, harganya sedikit lebih mahal dibanding harga di Indonesia.

Malemnya, kita diberi kesempatan untuk ke Crown Casino, mempertaruhkan peruntungan kita.

Hari 5: Last Minute Shopping

Hari terakhir, ga ada rencana apa-apa selain ke bandara. Last minute shopping dan bengong-bengong di ruang tunggu bandara. Hoaamm... Duduk di pesawat 8 jam lagi, deh.

Overall

Total biaya untuk tur sekitar 19 juta rupiah, termasuk tiket pesawat, penginapan 4 malem di hotel bintang 4, makan dan minum (full dan dijamin kekenyangan tiap makan), dan tiket masuk ke berbagai objek wisata. Untuk belanja sendiri dan oleh-oleh, sekitar 2-3 juta pun sudah lebih dari cukup, kecuali mau belanja gila-gilaan.

Kalo ada yang nawarin mau ke Melbourne lagi atau ga? Mungkin gw bakal mikir lima kali buat ngejawab 'iya'. Kotanya agak membosankan, ga ada kehidupan malam kecuali bar dan club malam. Toko-toko rata-rata tutup pukul 6 - 7 sore. Udah gitu biaya hidupnya pun ga murah. Mungkin kalo ke Australia lagi, mending ke Sydney atau New Zealand.


Next destination, ke Jepang atau Korea kali, ya? Denger-denger asik, tuh!
( ) Jalan-jalan ke Jepang atau Korea. --> Doakan secepatnya bisa dicentang :)