Monday, April 23, 2012

Curhatan Anak Kuliahan: I miss these moments...

I miss the moment we stayed up late in Starbucks until 3 am, with a glass of coffee, talked about nonsense, about future, or combination of both: nonsense future, until we realized that we were the only one left and those Starbucks' employees gave a 'when-you-guys-gotta-go' kind of look. And at the end we still asked ourselves, 'where are we going next?'

I miss the moment when we were that close, you told me your deepest secrets and those things your (ex) girlfriend didn't even know. Til she got jealous, refused to talk to me, and asked you not to contact me.

I miss the moment when we used to complain and talk bad about any subjects or any lecturers that 'forced' us stay up late to do last-minute assignments. I miss the domino's that always accompanied us, strange and stupid things we did due to pressure and lack of sleeping, a fight between us and him (we-know-who), oh okay, i rectify my words, it was between me and him; and weird things that always happen in every last minutes. I guess he was the one who brought bad luck...

Then it became a habit... Every assignment, no matter if we have completely done it or not, still, we gathered, passed the sleepless night, talked about nonsense future, and again, ate domino's together. And you know what, domino's always taste better during those moments!

I miss the holiday moment, when we spent time watching movie or just went outside without any idea where to go and what to do. And at the end, we ended up watching several movies in one shot, even when people said that movie sucks, still... we watched to see how sucks it was.

I miss the moment when you guys always pushed me for something stupid, like 'Stef, try to talk to him' or 'try to get it from him' or 'try to ask him cancel this things' or 'try to ask him do this, do that'. And when I complained 'why me?', you guys just easily answered 'usually guys would be nicer and softer to a girl' and added 'yeah, girls also nicer to another girl. Everyone is nice to a girl'. And when I successfully did it, you always said: 'See, I told you he likes you.' But if I didn't, you guys asked me to wear something sexy before redo the 'mission' #sigh. You always assumed everybody likes me, huh? >.<

I miss the moment where we used to bully the lecturers or sometimes got bullied by the lecturers, bully our classmates, or got bullied by our classmates. And i miss those 'new bag, huh?', 'new shirt, huh?' type of questions, and those pervert things you 'forced' me to know even if I didn't want to know, and the lecturers suddenly came in and stared at us wondered what we were talking about.

I miss the talks during class break, the time you were telling me how beautiful the sky and plants in Malaysia, comparing food outside and food in our cafeteria that  made us (more) aware how sucks were the foods in our cafeteria, or simply complaining what an unimportant subject was that just now. And i miss the way we made 10 minutes class break into 15 minutes class break.

I miss the moment when we often sat down, sang while waiting for the bus, wished the bus come late. I still remember your favorite song. And i still remember the thing you owe me, a pending promise... lol











Laughter, tears, fights, arguments, dramas, jealousy, stupidity, secrets.. All are blended into beautiful memories we would never forget <3
Friday, April 20, 2012

Nightmare

saat itu, hanya berdua di sana, gw dan dia..

gw yang gemetaran tapi sok berani,
gw yang meneteskan air mata tanpa suara,
berjuang melawan ketakutan,
pasrah terhadap kematian.

dia yang... ah, entahlah. gw ga tau apa yang dia pikirkan.

...dan untuk kesekian kalinya, gw menatap matanya, satu-satunya orang yang detik itu bisa menolong gw, berharap dia masih punya sisi manusia walau hanya sedikiiittt saja.

...dan lagi-lagi, gw salah. dia bukan manusia dan dia ga akan pernah berubah jadi manusia!

dia yang harusnya ngelindungi gw..
dia yang harusnya menyayangi gw..
dia yang ga seharusnya diam saja..
dia yang harusnya... ah lupakan, mungkin gw terlalu naif dan terlalu banyak berharap.

...untuk kesekian kalinya, memori ini muncul...
...dan untuk kesekian kalinya juga, air mata ini mengalir...

-nightmare-
Tuesday, April 10, 2012

Mari Lebih Peduli :D

Mari lebih peduli (sunrisemin.org)

Kalau saja kita lebih peduli, ga ada remaja dan wanita yang hamil di luar nikah, dan bayi-bayi terbuang. Yang kemudian harus tumbuh tanpa merasakan kasih sayang yang utuh, kemudian mereka bertanya-tanya: 'kalo begini jadinya, kenapa gw harus dilahirkan?'

Kalau saja kita lebih peduli, anak-anak remaja tidak akan terjerumus ke dalam tindak kriminal, hanya gara-gara keluarga yang tidak akur, ataupun kurangnya waktu dan perhatian orang tua terhadap kebutuhan mereka.

Kalau saja kita lebih peduli, mereka ga perlu bertengkar dengan orang tuanya dan pergi dari rumah.  Berjalan tak tentu arah, luntang-lantung mencari tempat tinggal dan penghidupan sendiri, berharap menemukan kebahagiaan tanpa campur tangan orang tua.

Kalau saja kita lebih peduli, ga akan ada mereka yang harus mempertaruhkan nyawa demi menuntut ilmu. Ato yang putus sekolah gara-gara masalah sepele: bobroknya fasilitas sekolah dan fasilitas umum yang menghubungkan tempat tinggal dan sekolah, tidak bisa membayar SPP yang jumlahnya hanya sekian ribu rupiah, para guru yang kurang berprikemanusiaan, ato gara-gara teman-teman sekelasnya sering mengolok-oloknya, menjadikan sekolah bagai di neraka bagi mereka.

Kalau saja kita lebih peduli, mereka ga perlu merendahkan harga diri mereka, 'menjual' diri mereka, mempertaruhkan kesehatan mereka demi memenuhi nafsu rendah, yang bahkan mungkin bisa merusak rumah tangga orang; hanya untuk membiayai dirinya sendiri, keluarga, ataupun kerabatnya.

Kalau saja kita lebih peduli, ga akan ada mereka yang mati sia-sia. Korban peluru nyasar, korban kesewenang-wenangan rumah sakit atau fasilitas masyarakat lain, korban perampokan dan pembunuhan, korban kekerasan, korban politik, korban narkotika, ataupun korban-korban lain yang mengatasnamakan cinta, kedamaian, negara, uang, harga diri, dan ego.

Kalau saja kita lebih peduli, mereka pasti punya tempat tinggal yang layak, pengobatan yang layak, pangan dan sandang yang layak, serta pekerjaan yang layak, setidaknya cukup layak untuk menghidupi dirinya sendiri.

Kalau saja kita lebih peduli, mereka ga perlu loncat dari gedung, gantung diri, minum racun, atau menyayat nadi karena mereka harus menghadapi masalah yang berat seorang diri. Merasa tidak punya teman berbagi, merasa tidak berguna dan mengambil kesimpulan his/her life is not worth fighting for.

Kalau saja kita lebih peduli, ga ada lagi binatang-binatang yang terbuang, tersiksa, terkurung, teraniaya, tertindas, atau diperlakukan seenak sendiri hanya karena mereka dianggap lemah, dan pada akhirnya mati sia-sia.


Kalau saja kita lebih peduli, kita sadar, ada banyak hal yang kita lewatkan, banyak hal yang kita tidak tahu dan tidak mau tahu. Banyak mereka yang membutuhkan bantuan, hanya saja mereka berpura-pura tegar. Apa ini karena tidak ada yang mau peduli lagi?

Kalau saja kita lebih peduli, kita bisa banyak belajar dari pengalaman orang lain. Kita jadi lebih memahami dan menghargai yang kita miliki dan mengerti apa itu 'rasa berterima kasih'.

Kalau saja kita lebih peduli...

----------

Kalau saja gw lebih peduli, mungkin gw bisa menyelamatkan, setidaknya satu semangat, satu jiwa, satu hati, satu nyawa.

Mari tunjukan kepedulian kita terhadap orang-orang dan lingkungan sekitar, untuk kehidupan yang lebih baik :)
Sunday, March 18, 2012

To My Dearest Unyu...

Dear yang ter-unyu di hati <3

Kamu, kombinasi yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Kamu manja. Kamu childish, padahal kamu kan lebih tua dari aku. Harusnya kamu lebih dewasa donk =P. Kamu lucu dan ekspresif. Hanya dengan melihat matamu, aku bisa menangkap apa yang sedang kamu rasakan. Entah itu sedih, marah, takut, ato kegirangan. Dengan melihat matamu pula, aku bisa lekas tau apa yang kamu mau, tanpa perlu berkata2. Bola matamu bagai bola kristal, di dalamnya bagaikan ada dunia hitam putih hasil imajinasimu sendiri. Dan di balik wajah innocent-mu, ternyata kamu cerdas.

Kamu peka terhadap apa yang kurasa, bahkan kamu tau rutinitasku tanpa harus aku beri tau.  Kamu punya feeling yang kuat, bahkan terkadang aku merasa kamu bisa membaca pikiranku. Sepertinya, ada ikatan batin yang begitu kuat antara aku dan kamu.

Di sisi lain, kamu egois. Kamu emosional dan ga sabaran. Kamu hobi berantem, padahal kamu tau itu salah. Terlebih lagi, kita sama-sama tau kalo aku ga suka kamu berantem. Tapi kamu tetep aja berantem. Apalagi sama pamanmu itu. Padahal dia baik, terkadang dia ga sepenuhnya salah, tapi dia sendiri yang babak belur karena memang badannya kalah besar denganmu. Namun entah mengapa, walau aku membantu mengobatinya dan memarahimu, hati kecilku tetap saja membelamu.

Kamu kaya bayi. Jam 11 malem aja kamu udah ngantuk, padahal aku baru mau maen game. Udah gitu, kamu ga pernah mau bobo duluan di kamar. Terkadang, aku kasian sama kamu yang udah ngantuk berat nungguin aku. Sampe2 aku pindah ke kamar n maen di kamar buat nemenin kamu bobo. Padahal sinyal internet di kamar parah abis.

Kamu pemilih, khususnya soal makanan. Kamu ga suka mandi, tapi kamu selalu wangi, wangi khas kamu. Kamu agak moody dan suka ngambek. Terkadang, kalo lagi ngambek, aku sering dicuekin. Dan aku mesti mengalah, merayu-rayu kamu, peluk-peluk kamu, cium-cium kamu, supaya kamu ga ngambek lagi.

Kalo kamu lagi ngantuk, kamu jadi lebih pemarah. Namun entah mengapa, niat usilku malah makin menjadi-jadi saat itu =P. Ah tidak apa, kamu juga sering menggangguku saat tidur.

Dan anehnya, aku sayang kamu. Sayaaannggg, lebih dari sekedar katakata yang tertulis dan yang terucap.  Lebih dari sekedar ciuman yang pernah kuberi. Walau kadang aku memarahimu, bukan karena aku membencimu. Itu semata karena aku takut kehilangan kamu. And now, I wish you were here <3<3<3



Note: Fotonya sengaja yang agak diburemin gitu. Kalo terlalu jelas, takut banyak yang naksir :P


With love,
- Stefanie -