Dosen gw yang super jenius pernah bilang:
"Semua pengetahuan tentang coding, database, software design dan sejenisnya, yang kita pelajarin di kampus ini, hanya sebagai fondasi saja. Maksimal mungkin hanya 20% dari kenyataan di luar sana. Bila sebagian dari kalian nanti, bekerja di bidang software, jangan kaget kalo nanti, akan ada banyak sekali hal yang kalian tidak tahu. Pengaplikasian di dunia nyata adalah belajar tahap berikutnya, di mana kalian akan mempelajari 80% sisanya."
Kalimat-kalimat itu membekas di otak gw, sampai-sampai gw ngerasa takut dan tidak percaya diri saat awal-awal gw bekerja.
Hari pertama gw sebagai software engineer, gw langsung belajar sesuatu yang bener-bener baru: SQL Server Reporting Services (SSRS). Cukup menarik, sih, walau belom nyentuh coding sama sekali, lebih ke database query dan reporting.
Satu bulan setelahnya, sebagai selingan nungguin senior gw nyelesain module, gw belajar simple javascript, membuat auto complete untuk text box, yang juga merupakan hal baru bagi gw.
Selesai berkutat dengan SSRS, dua bulan kemudian, gw belajar RS232 programming. Again, another new thing. Gw cukup lama fokus di RS232 dan gw cukup tertarik. Banyak mesin-mesin baru yang bisa gw otak-atik: Access Control Gate (ACG), Uninterrupted Power Supply (UPS), Credit Card Terminal, Note Acceptor, Card Issuing Machine, I/O Board, dan beberapa mesin lainnya.
Belum sampai enam bulan setelah gw join, gw jadi salah satu anggota tim utama dalam projek Express Rail Link (ERL), client yang cukup ternama di bidang rail trasnportation. Orang awam lebih mengenalnya dengan sebutan MRT / LRT. Di projek ini, gw menjadi satu-satunya engineer yang fokus di Access Control Gate (ACG) Application. Aplikasi ACG ini bukan cuma fokus di gate saja, tapi harus terintegrasi dengan beberapa komponen pendukung lain seperti Smart Card Reader, Barcode Reader, Visa payWave reader, Ticket Capture Unit, dan UPS.
Gw masih inget pas gw berangkat ke Shanghai selama 2 minggu untuk training. Saat itu, gw sendiri takut dan ga yakin kalo gw bisa nyelesain semua ini, mengingat gw ga punya pengalaman sama sekali, dan gw juga yang paling junior yang belum genap 7 bulan di kantor ini. Untungnya, 8 bulan kemudian, semua selesai, ga pake delay. Gw sangat bersyukur bisa bekerja bersama bos dan senior-senior gw yang selalu suportif.
Setelah ERL projek, projek-projek lain pun berdatangan. Gw balik lagi mendalami database, dan lagi-lagi gw belajar sesuatu yang baru: data warehouse dan OLAP report. Prosesnya melibatkan 3 software baru yang sama sekali ga pernah gw sentuh sebelumnya: SSIS, SSAS, DevExpress.
Soal data warehouse, dulu sempat belajar teorinya doank pas kuliah. Pas gw praktekin di sini, gw baru mengerti sepenuhnya dan gw baru sadar kalo ini sungguh powerful. Lucunya, gw juga baru sadar kalo dosen gw yang ngajarin soal data warehouse dulu, dia sebenernya ga ngerti apa-apa.
Masih berkutat di report, gw juga ngerjain dashboard report untuk beberapa projek. Dari sini, gw juga banyak belajar javascript dan XML.
Bosen dengan report, projek berikutnya membuat gw lebih fokus ke aplikasi Web, yang tentunya berhubungan dengan .NET, Javascript, dan AJAX.
Dalam masa senggang, gw sering dijadikan bagian RnD untuk meriset sesuatu. Dari riset tentang TCP, cryptography, brute force, cloud computing, web services, devices, dan sebagainya. Gw sendiri, sih, enjoy aja. Gw memang suka sesuatu yang baru dan gw tahu kalo gw itu fast learner. Bahkan sebelum genap 2 tahun sebagai software engineer, gw diangkat menjadi senior software engineer.
Seiring perjalanan gw sebagai senior, selain mementor 2 junior, gw juga terus mendalami database sampai akhirnya gw mendapatkan sertifikat Microsoft: Microsoft Certified Solution Expert (MCSE) - Data Platform.
Tiga tahun sepuluh bulan kemudian, gw memutuskan untuk resign dan pindah ke Singapore. Yah, sebenernya ini keputusan yang cukup sulit bagi gw. Walaupun begitu, meski sudah ga satu kantor lagi, gw masih tetap berkomunikasi dengan bos-bos dan teman-teman kantor gw yang lama. Hampir setiap hari kita masih saling menyapa dan meledek.
Di kantor yang baru pun gw terus belajar hal baru: Oracle, BizTalk server, bahkan finance. Iya, kantor gw yang baru bergerak di bidang finansial, dan sepertinya gw akan belajar finansial lebih banyak daripada belajar IT. I call it fate, karena dulu gw sempat berpikir mau ambil S2 di Finance. Hahahaha.
Dan hari ini, 15 Februari 2016, tepat 4 tahun gw berkarir di dunia IT. Gw cuma mau bilang kalo gw ga setuju apa yang dosen gw bilang. Dia salah. Gw ngerasa, saat kuliah, kita sebenernya hanya belajar kurang dari 5% dari apa yang akan kita pelajari dalam dunia IT yang nyata. Tapi 5% itu fondasi. Ibarat bangunan, kalau fondasinya kurang kuat, ga akan bisa menjulang tinggi ke atas.
Gw yakin, gw juga ga akan pernah mengerti dunia IT 100%. IT begitu luas dan berkembang sangat cepat. Mungkin butuh waktu ratusan tahun untuk mendalami seluruh seluk beluk IT. Gw sendiri ga ngerti networking, ga pernah bikin IOS application, ga pernah bener-bener mempraktikkan AI (Natural Language Processing, Machine Learning, Fuzzy Logic, dan lainnya), ga pernah nge-hack system, ga pernah bikin game, dan banyak hal lainnya yang gw ga ngerti. IT terlalu luas, bahkan dunia database dan programming sendiri, sangatlah kompleks.
Bagi kalian yang berkecimpung di dunia IT seperti gw, be humble. Ga ada orang yang ngerti semuanya. Jangan takut untuk belajar dan jangan pernah berhenti belajar.
~Mereka yang tua, adalah mereka yang berhenti belajar.~
Happy 4th Career Anniversary To Me!
Happy 4th Career Anniversary To Me!
Wah selamat 4 tahunan yaaaak. Dulu juga aku pengen masuk jurusan kayak IT gitu, eh malah terdampar di dunia arsitektur ini. Syedih.
ReplyDeleteDulu niatnya mau buat software pelacak jomblo, biar bisa kenalan terus jadian. *eh curcol*
Eh jadi arsitek malah lebih bagus, Cen.
DeleteKali aja lo suatu saat bisa membangun panti jomblo buat para jomblo-jomblo yang terlantar dan frustasi. Terus lo tinggal dateng ke sana, kenalan, terus jadian.