Showing posts with label curhatan anak kuliahan. Show all posts
Showing posts with label curhatan anak kuliahan. Show all posts
Sunday, February 21, 2016

Biaya Hidup di Kuala Lumpur


Gara-gara banyak yang nanyain tentang biaya hidup di Kuala Lumpur, di postingan kali ini, gw akan menjabarkan rincian per bulannya.

Rincian biaya hidup di KL per bulan (dalam Ringgit Malaysia)


Biaya hidup di Kuala Lumpur per bulan

Sewa Kamar

Sewa kamar ini biaya yang paling menentukan mahal murahnya biaya hidup di KL, makanya range nya besar sekali. Kamar di KL bermacam-macam, tergantung lokasinya, apa furniture nya sudah tersedia atau belum, fasilitasnya, dan tipe apartment nya. Semakin jauh dari transportasi umum, semakin murah pula harganya.

Berikut perkiraan harga apartment yang letaknya dekat dengan transportasi umum:
  • RM 450 untuk kamar medium di apartment yang biasa saja, biasanya tidak ber-AC dan hanya partial-furnished (hanya ada heater, kulkas, dan mesin cuci. Tempat tidur dan sebagainya beli sendiri).
  • RM 750 untuk kamar medium partial-furnished di condominium. biasanya ada kolam renang dan gym nya.

Beberapa saran dari gw supaya biaya sewa apartment jauh lebih murah:
  • Buat yang akan kuliah, jangan tinggal di akomodasi yang disediakan oleh kampus. Berdasar pengalaman gw, akomodasi dari kampus harganya super mahal.
  • Kalo memang berencana tinggal di KL dalam waktu lama (lebih dari setahun), carilah apartment yang non-furnished atau partially-furnished. Belilah tempat tidur dan lemari sendiri. Percayalah, harga tempat tidur dan peralatan lainnya jauh lebih murah dibanding harga sewa fully-furnished apartment setahun.
  • Cari teman yang bener-bener klop dan sewa 1 unit apartment. Satu unit partially-furnished apartment dengan 2 kamar berkisar RM 1.000 - RM 1.500, sedangkan yang 3 kamar, harganya RM 1.500 ke atas. Condominium dengan 3 kamar yang fully-furnished bisa mencapai RM 2.000 - 2.500 atau lebih. Jadi kalo dirata-rata, biayanya sekitar RM 750 per kamar. Dan itu bisa untuk berdua, sehingga masing-masing hanya membayar RM 375 per bulannya. Bahkan dulu, ada teman gw yang tinggal berenam di apartment dengan 3 kamar. Sehingga masing-masing orang hanya membayar RM 250 per bulannya. Intinya, makin banyak orang dalam satu apartment, makin murah juga biaya sewa kamar per orang.

Kalo mau nyewa apartment, jangan lupa bawa uang lebih untuk deposit. Biasanya mereka meminta 1 bulan uang sewa bayar di muka, ditambah 1,5 atau 2,5 bulan untuk deposit. Deposit akan dikembalikan saat kamu keluar.

Utility Bill dan Internet

Konsepnya mirip dengan sewa kamar, utility bill dan internet biasanya dibagi rata dengan jumlah orang yang tinggal di satu apartment. Jadi semakin banyak orang yang tinggal bersama, semakin murah juga bill-nya. Asal jangan ada temen kamu yang nyalain AC 24 jam aja, ya.

Groceries

Groceries di sini bukan cuma ngomongin bahan makanan doank. Tapi udah gw jadiin satu paket sama keperluan sehari-hari seperti sabun, shampoo, odol, peralatan make up, dan sebagainya. Biasanya sih, biaya groceries buat cowok jauh lebih murah dibanding cewek. Kenapa? Karena peralatan make up itu mahal. Udah gitu, cewek biasanya lebih ribet. Buat keramas, shampoo aja ga cukup. Harus pake conditioner, hair mask, dan lainnya. 

Makan

Semakin tinggi biaya groceries, biasanya semakin kecil biaya makan. Seenggaknya, begitu asumsi gw. Biaya makan berkisar RM 10 - RM 15 per hari. Biaya ini meliputi makan pagi yang ringan (buah, roti, atau susu), makan siang, dan makan malam yang berat. Kalo pas weekend mau jalan-jalan dan makan di mall, biaya makan nambah bisa jadi RM 20 - RM 30 per hari. 

Kalo mau berhemat, masaklah sendiri di rumah. Berdasar perhitungan gw, masak sendiri bisa menghemat biaya makan sampe 3-4x lipat. Bersyukurlah buat yang hobi masak. Hehehehehe.

Entertainment

Entertainment di Kuala Lumpur mirip-mirip dengan Indonesia. Ada bioskop, bowling, ice skating, karaoke, laser tag, rock climbing, jalan-jalan ke tempat wisata sekitar, main escape game, sampe mampir ke apartment temen dan ngobrol sampe subuh.

Sebenernya, RM 150 per bulan untuk entertainment itu sudah lebih dari cukup. Toh, ga setiap weekend butuh entertainment, kan? Apalagi anak kuliahan kan banyak tugas. Kalo jalan-jalan mulu, kapan skripsinya selesai? Hahahaha...

Sekedar perkiraan harga:
  • Sekali nonton bioskop biasanya RM 9-14, tergantung film dan waktunya. Kalo pagi biasanya ada early bird price. Terkadang, pake credit card tertentu juga bisa dapet buy 1 free 1.
  • Bowling, RM 15 per game.
  • Escape game, RM 25-30 per game per orang.
  • Ice skating, RM 20 buat maen sepuasnya seharian (dengan catatan, bawa sarung tangan dan kaos kaki sendiri). 
  • Laser tag, RM 50 buat 3 game.
  • Badminton, RM 20 per lapangan per jam.
  • Rock climbing, RM 50 per sesi.
  • Go kart, RM 50 untuk 30 menit.
  • Berenang, gratis. Kalo di apartment sendiri ga ada kolam renang, bisa numpang di apartment temen.
  • Nongkrong di rumah temen, seikhlasnya. Hihihi.

Biaya Dokter

Biaya dokter, obat-obatan dan lainnya biasa ditanggung oleh asuransi. Kamu cukup nunjukin kartu asuransi yang dikasih sama kampus / kantor, dan ga perlu bayar apa-apa lagi. Lagian, kamu ga sakit tiap bulan, kan?


Terus, Stef Sendiri, Berapa Biaya Hidupnya Sebulan?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, gw berbagi informasi mengenai kepribadian dan rutinitas gw dulu.
  • Gw ga gitu suka berbagi kamar, makanya gw menyewa satu kamar berukuran sedang sendirian. Gw tipe orang yang terkadang butuh me-time buat nge-charge energi.
  • Gw ga pelit soal makanan. Tapi memang hampir ga pernah makan berat kalo pagi. Biasanya paling cuma minum susu dan makan buah. Cuma kadang-kadang aja sarapan nasi lemak. Udah dari kecil memang ga pernah makan berat pagi-pagi.
  • I eat heavy lunch and heavy dinner. Tapi biasanya buat dinner, gw masak sendiri di rumah. Apalagi kalo lagi ga sibuk atau ga banyak kerjaan. Kalo weekend pun, seringnya masak dan makan di rumah biar hemat. Selain seru, masak dan makan di rumah itu 3-4x lebih murah dan lebih bergizi dibanding makan di restoran. PS: Mie instant jarang ada dalam menu makanan gw.
  • Walau gw sering masak di rumah, kadang-kadang gw juga memanjakan diri makan yang enak-enak di luar, seperti sushi, steak, pizza, green curry, dan lainnya. Papa gw selalu bilang, kalo mau makan apa, selagi masih muda dan punya cukup uang, beli aja. Dulu, pas masih muda, dia ga punya uang buat beli makanan yang dia pengen. Sekarang, dia udah punya uang, tapi tetep ga bisa beli makanan yang dia pengen, karena harus menjaga kesehatan.
  • Soal entertainment, gw hobi nonton bioskop. Hampir tiap minggu pasti nonton bioskop. Kadang bisa nonton 2-3x seminggu. Tapi nontonnya ga pake beli pop corn, ya. Selain itu, hampir tiap minggu gw juga main badminton, dan sesekali main go kartlaser tag, rock climbing, bowling, dan entertainment lainnya.
  • Jarang banget shopping. Beli barang kalo bener-bener perlu doank.
  • Make up minimalis. Gw lebih concern di perawatan seperti body lotionSPF, krim mata, bedak / foundation, sama lip balm doank.
  • Hobi jalan-jalan dan ngemil. Jalan-jalan yang gw maksud di sini cuma pergi ke tempat wisata di sekitar KL aja, kaya Sunway Lagoon, Zoo Negara, KL Bird Parki-City, Genting, Berjaya Hills, Melaka, Legoland, Pulau Redang, dan lainnya. Jalan-jalan ke luar Malaysia ga termasuk di perincian di atas, ya. 
  • Gw kemana-mana naik mobil. Makanya biaya transportasi gw murah. Walau bensin gw tanggung sendiri, tapi perawatan mobil ditanggung kantor, secara itu mobil kantor. Soal biaya, jelas lebih murah dibanding naik taksi atau naik transportasi umum. Enak, kan?Hehehehe.

Berdasarkan kepribadian dan rutinitas gw di atas, gw rata-rata menghabiskan RM 1.400 - 1.600 per bulannya. Satu per tiganya buat biaya sewa kamar, internet, dan utility. Gw memang bukan orang yang hemat banget, tapi gw juga ga boros banget. Gw menikmati hidup dengan cara yang tidak berlebihan.

Untuk yang mau kuliah, kerja, atau cuma sekedar iseng numpang tinggal di KL selama sebulan, semoga informasi di atas bermanfaat!
Tuesday, June 2, 2015

Curhatan Anak Kuliahan: Pemilihan Judul Skripsi

Ngomong-ngomong soal Tugas Akhir (TA), atau yang lebih dikenal sebagai skripsi, gw akan bercerita sedikit gimana skripsi di kampus gw. Di sini, skripsi biasa dikenal dengan nama Final Year Project (FYP) atau Final Project (FP). Tapi apapun namanya itu, pasti terdengar menakutkan bagi mahasiswa-mahasiswi. Bener, ga?

Gw kuliah jurusan Information Technology (IT) di UCTI, yang sekarang namanya ganti jadi Asia Pacific University of Technology and Innovation (APU). Di sini, dan kebanyakan kampus lain, jurusan S1 untuk IT normalnya lulus dalam waktu 3 tahun, asalkan ga perlu mengulang mata kuliah.

Tahun pertama kita sudah mulai belajar fondasi tentang IT secara umum, seperti Matematika, hardware, konsep dasar networking, Artificial Intelligence, dan juga beberapa bahasa pemograman seperti C dan Java.

Pada tahun kedua, kita diwajibkan untuk memilih: mengambil IT General atau mengambil spesialisasi. Spesialisasinya pun beragam, ada Networking, System Security, Intelligent Systems, Forensic, Mobile, dan masih ada beberapa lagi. Jadi pada tahun kedua, walaupun sama-sama IT, tapi mata kuliahnya bisa berbeda-beda, tergantung dari spesialisasinya. Misalnya untuk yang spesialisasi di Database, dia akan mendapat mata kuliah tentang database yang lebih banyak dan lebih mendalam dibandingkan spesialisasi yang lain.

Tahun kedua, semester 4, ada satu mata kuliah yang namanya Research Method in IT, yang harus diambil oleh semua murid, apapun spesialisasinya, apapun jurusannya. Di mata kuliah itu, kita udah harus ngumpulin proposal buat skripsi. Keuntungannya, kalo pas tahun ketiga kita tetap menggunakan ide yang sama, sebenernya kita udah menyelesaikan 1/4 dokumen dari skripsi kita (kira-kira 3.000 kata) di mata kuliah ini. Cuma diperlukan kira-kira 10.000 kata lagi, yang lebih condong ke arah teknikal, serta sistem yang berjalan sempurna untuk skripsi.

Berhubung kampus gw itu kampus IT, dosen-dosen IT nya pun terkesan lebih strict dibanding dosen jurusan lain. Banyak temen-temen gw yang proposalnya ditolak, sampe-sampe mereka kehabisan ide. Gimana enggak, pas ngajuin proposal aja udah ditanya macem-macem. Salah seorang temen gw ambil spesialisasi di System Security. Dia mau mengimplementasikan fingerprint untuk attendance system. Baru juga ngajuin, udah ditanyain hal-hal berikut:
  • Perlukah sistem semacam itu? Apakah absensi harus segitu amannya? Coba tunjukkan hasil research kamu yang membuat kamu menyimpulkan sistem semacam ini memang diperlukan.
  • Bukannya RFID lebih efektif, secara sidik jari orang bisa berubah-ubah, belum lagi kalau jarinya terluka. Bagaimana menurut pendapatmu?
  • Emangnya di luar sana, sistem seperti itu belum ada?
  • Kalo belum ada, seperti apa attendance system yang umumnya orang pakai saat ini?
  • Terus kalo di luar sana sudah ada sistem seperti ini, buat apa kamu bikin sistem yang sama? Toh membeli sistem yang sudah ada di luaran sana cost nya lebih murah, dibandingkan dia harus membayar kamu membuat sistem, menunggu beberapa bulan, dan hasilnya juga belum teruji.
  • Alat untuk mengesahkan sidik jarinya dapet dari mana? Algoritma buat validasi sidik jari kamu bikin sendiri atau sudah terintegrasi dengan alat tersebut?
  • Sepertinya kalo cuma mengimplementasikan fingerprint doank, ga perlu ambil spesialisasi di security. Coba lebih diperdalam lagi elemen sekuritinya. Kamu kan spesialisasinya di System Security.
  • dan semakin banyak pertanyaan lainnya...

Temen gw klepek-klepek. Apalagi yang ambil spesialisasi Networking. Tahu sendiri, kan? Networking jaman sekarang udah canggiiiih banget. Susah banget untuk anak IT yang bahkan S1 aja belum lulus, tapi udah disuruh membuat sesuatu yang memiliki 2 kriteria utama: 'dibutuhkan', dan 'original'. Di sisi lain, kita ga bisa asal ngajuin judul juga, karena pada akhirnya semua sistem yang kita ajuin harus benar-benar berfungsi (bukan cuma gambar  atau konsep doank), dan dikerjakan secara perorangan. Duh!

Nah, gw sendiri gimana? Gw ambil spesialisasi di Intelligent Systems, spesialisasi di mana waktu jaman gw kuliah itu, kelasnya cuma 2 orang, gara-gara terdengar menakutkan dan lebih banyak coding-nya. Di spesialisasi ini, gw banyak dapet mata kuliah tentang AI, programming language, knowledge discovery, data warehousing, dan probability and statistic.

Untungnya, pertama kali gw ngajuin proposal, proposal gw langsung diterima. Memang sih, gw udah banyak research soal itu gw sebelumnya. Dan memang benar, sistem semacam itu dibutuhkan, dan waktu jaman gw kuliah, sistem yang gw ajukan ini belum ada alias masih original.

Mungkin lain waktu, kalo banyak pembaca yang tertarik gw bakal membahas soal skripsi gw.

Buat kakak-kakak dan adik-adik yang lagi berpusing-pusing ria mikirin judul skripsi, selamat berjuang!
Wednesday, July 9, 2014

Curhatan Anak Kuliahan: Lupa Jalan Pulang

Where is My Home? (Chuck, 2013)
Hari pertama sampe di KL, gw dijemput sama pihak kampus buat nyari hotel, soalnya nyokap gw ga diperbolehkan tidur di apartment kampus. Abis taro barang-barang dan check-in hotel, kita dibawa ke kampus untuk melengkapi prosedur pendaftaran dan soal administratif lainnya, termasuk sewa apartment.

Setengah jam kemudian, gw dianter ke apartment. Begitu ngeliat apartment nya, gw seneng banget. Apartment-nya lumayan besar dan bagus, karena gw dapet penthouse. Gw ambil master room, berdua sama anak Thailand yang baru gw kenal di bandara tadi. Kamarnya cukup besar dilengkapi 2 kasur single, 2 meja belajar, 2 kursi, 2 lemari baju, dan ada kamar mandi di dalam. Terus terang gw cukup puas, melebihi ekspektasi gw. Gw pun beristirahat sejenak, unpack my things, dan tidur-tiduran.

Yang penasaran mau liat apartment gw, bisa klik di sini.

Beberapa menit kemudian, gw sudah ada di hypermarket terdekat untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari, seperti sabun mandi, shampoo, gantungan baju, piring, gelas, selimut, dan sebagainya. Gw borong cukup banyak karena gw memang berencana untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari di sini. Ga cukup kopernya kalau semua bawa dari Indonesia.

Selesai belanja, gw nyari taksi mau balik. Tapi bentar, tunggu dulu, tunggu dulu:
APARTMENT GW TADI NAMANYA APA, YA? ALAMATNYA APA? JALANNYA KE MANA?

Gw diem dulu kaya patung. Otak gw sibuk nyari akal. Google? Smart phone aja belom punya. Oh, ya! Gw SMS aja temen sekamar gw nanyain nama apartment. Brilliant!

Beberapa menit kemudian, dia SMS balik.
'I think this is our apartment name: XXXXXX'
Gw bahagia.

Gw pun nyetop taksi, bilang kalo gw mau ke XXXXXX. Sopir taksi pertama ga tau apartment itu ada di mana. Sopir taksi kedua ga pernah denger ada apartment namanya itu. Sopir taksi ketiga cuma bisa bengong.

Gw diem lagi kaya patung. Otak gw sibuk nyari akal yang lain. Terngiang-ngiang peribahasa: 'Malu bertanya, sesat di jalan'. Oh, ya! Gw nanya orang kiri kanan aja. Brilliant!

Abis nanya kiri kanan 'Do you know any apartment nearby with this name?' sambil nyodorin HP, akhirnya ada seseorang yang tau. Ternyata, nama aprtment sebenernya bukan 'XXXXXX' tapi 'XXSTXX'! Gw bahagia, walaupun sedikit ngomel-ngomel: Ya ampun, cuma beda dikit doank, sopir taksi pada ga tau.

Super valuable lesson learnt. Sejak kejadian itu, gw selalu tahu nama tempat gw tinggal sebelum gw keluar-keluar. Kalaupun gw tinggal di hotel yang namanya pake bahasa lain, gw selalu simpen kartu nama hotel yang lengkap dengan alamatnya.
Monday, May 5, 2014

Curhatan Anak Kuliahan: Apartemenku, Dramaku

Dari TK sampe SMA, gw sama sekali ga pernah ke luar negeri. Eeehh, begitu sekalinya ke luar negeri, langsung stay dan belajar di sana dalam jangka waktu yang cukup lama (dibaca: kuliah). Perasaan awal pasti takut, deg-degan, sekaligus excited, karena dari kecil memang pengen kuliah jauh dari rumah.

Gw dateng satu minggu sebelum kuliah mulai. Berhubung gw student dan sudah mendapatkan student visa, sampai di imigrasi, harus ada pihak dari kampus yang jemput gw. Dari situ, gw sama nyokap dibawa ke kampus buat makan siang, bikin ID mahasiswa, konfirmasi dokumen, bikin kartu ATM di bank, dan soal administratif lainnya. Setelah itu, kita dianter ke hotel untuk beristirahat.

Hari-hari awal, kerjaan gw sama nyokap cuma shopping buat ngelengkapin barang-barang kebutuhan sehari-hari di apartment. Lumayan juga gw punya waktu beberapa hari buat pengenalan lingkungan sekitar apartment, kampus, stasiun-stasiun LRT, dan tempat-tempat wisata di KL.

Hari pertama masuk kuliah, nyokap gw udah pulang Indonesia. Otomatis, gw udah tinggal di aparment sama temen-temen lain. Waktu itu, temen satu kamar gw orang Thailand. Setahun lebih muda dari gw, dan masih foundation. Dia pendiem, gw juga pendiem. Jadi, kita satu kamar kadang diem-dieman. Daaann.. beberapa bulan kemudian gw sama dia berantem dikarenakan hal-hal yang sepele, jadi makin diem-dieman deh :D.

Dari sinilah, awal petualangan gw dimulai. Semua harus dilakukan sendiri. Ga ada lagi mbak yang nyiapin makanan, cuci piring, cuci baju, nyetrika, dan beres-beres kamar. Biasanya pas bangun tidur dan pulang sekolah, makanan udah tersedia di meja makan. Itu pun kadang gw masih ogah-ogahan makan. Malah pake protes: 'Kok menunya sama kaya kemaren?'; 'Laen kali ayamnya di sup aja, bosen digoreng mulu.'; 'Besok supnya airnya banyakan donk.'

Sekarang? Mau makan, harus usaha sendiri. Mau masak? Masak sendiri. Males masak? Beli makanan sendiri. Males beli? Malakin temen. Gagal malak? Ya, puasa. Stress kah gw? Enggak. Gw justru menikmati :D.

Berhubung apartment gw itu pent house (lantai paling atas, jadi ada 2 lantai dalam satu unit), dan isinya cewe dari berbagai negara, pastinya banyak kejadian-kejadian lucu dan penuh drama.

Kamar penuh drama






Kamar mandi di dalem kamar master

Housemate yang hobi nyuci piring di kamar mandi
Pent house :)
Keadaan ruang tamu
TV nya selalu nyetel film-film India
Dapur mini, lengkap dengan kulkas dan microwave

Di luar ada kolam renang nya dan beberapa fasilitas lain yang gw ga foto


Awal-awal stay, belom ada internet, jadi kalo bete, hiburannya ya cuma hangout atau nonton TV di rumah. Salah satu housemate gw orang India, hobiiiii banget nonton TV. Pagi-pagi gw bangun, dia udah depan TV. Malemnya, pas udah ngantuk-ngantuk mau bobo, dia masih tetep di depan TV. Gw curiga kalo dia sebenernya tidur depan TV. Mending kalo nontonin film barat yang keren-keren kaya Mission Impossible, lha, ini sih nontonin film India! Emang sih tetep banyak adegan 'impossible' nya (baca: ga masuk akal). Tapi yang paling menyebalman itu banyak adegan nari-nari sambil muterin pohon itu! Daaaann berhubung TV nya cuma ada satu, ya gw jadi ikutan nonton film India.

Temen sekamar gw yang orang Thailand ini, orangnya perhitungaaaannn banget. Kalo bayar apa-apa atau nagih apa-apa, dia ngitung sampe every single cent. Lima sen aja (sekitar 150 rupiah) bisa ditagih.

Parahnya lagi, kalo nyapu kamar, dia cuma nyapu setengah kamar doank. Jadi kadang keliatan banget kalo setengah kamar bersih, setengahnya lagi banyak rambut di lantai. Maklumlah kamar cewek, kotornya biasa karena rambut doank. Padahal kalo gw nyapu, gw juga nyapu 'teritori' dia.

Udah gitu dia punya beberapa kemeja bermodel sama, cuma warnanya doank yang beda. Kita-kita suka ngeledekin kalo sebenernya dia beli kemeja satu lusin beda warna biar bisa dapet harga yang lebih murah.

Berhubung kita tinggal di kamar yang paling besar, kamar kita sering jadi tempat kumpul. Kadang kalo ngumpul, anak-anak lain pada duduk di kasur. Dan dia beteeeee gitu kalo ada temennya duduk di kasur dia. Biasa abis kumpul, dia langsung beresin tempat yang bekas didudukin, seolah-olah duduk di tempat yang didudukin orang itu dosa besar.

Belom lagi ada anak dari China, tidur sekamar sama temen gw, yang juga orang Indonesia. Temen gw shock karena bangun-bangun, dia ngeliat cewe ini udah telanjang! Bahkan kalo pipis di kamar mandi, pintu kamar mandi pun kadang-kadang ga ditutup!

Ada anak dari China lain, dia ambil English course. Tau sendiri kan, orang China, bahasa Inggrisnya parah banget. Kita-kita kadang suka susah berkomunikasi sama dia. Uniknya, dia kalo ngomong, ngomongnya sepatah-sepatah dan terkadang belakangnya ditambahin 'e'. Misalnya: 'Can you cook?'  jadi 'Can. You. Cooke?' atau 'It's. Very. Hote', dan sejenisnya.

Nah suatu hari dia tidur di kamar gw. Berhubung gw sama orang Thailand itu ada kelas pagi, kita pesen ke anak China ini, besok kalo berangkat kuliah, don't forget to lock the door. Tapi kayanya dia ga ngerti kata lock the door, walaupun kita udah coba jelasin berulang kali. Akhirnya, si Thailand ini, jalan ke arah pintu sambil ngunci pintu, berharap supaya dia ngerti arti kata lock the door. Pas diperagain gitu, eehh, dia malah bilang: 'Oh. I. understande. You. meane. locke. the. door.. locke. locke.' Kita berdua bengong.

Ada juga kejadian yang sedikit mengerikan. Pas itu lagi ga ada makanan, dan lagi pada males keluar beli makanan. Jadi kita memutuskan buat goreng nugget aja. Abis manasin minyak, minyaknya ditinggal gitu aja. Balik-balik ke dapur, minyaknya ternyata udah panaaasss banget. Temen gw masukin satu nugget, daaann, nuggetnya jadi berapi-api. Dan nugget api itu masih menyambar-nyambar walau kompornya udah dimatiin. Kita semua jadi panik, teriak-teriak minta tolong. Housemate gw orang India (bukan yang suka nonton TV, lho, ini yang udah dewasa dan udah married), dateng lari-lari nolongin. Langsung dia ambil keset buat menyelimuti wajan supaya apinya mati. Wah, untung banget ada dia! Pasti dalem hati dia geleng-geleng ngeliat kelakuan kita-kita.

Setelah beberapa bulan tinggal di apartment di bawah management kampus, akhirnya gw dan beberapa temen gw lainnya, memutuskan untuk menyewa apartment sendiri. Selain dikarenakan biaya yang jauuuhhh lebih murah, kita juga lebih enjoy karena ga mesti berbaur dengan anak-anak dari negara-negara lain yang terkadang sifatnya unik dan nyeleneh.
Sunday, April 20, 2014

Curhatan Anak Kuliahan: Kuliah di Luar Negri? Siapa Takut!

Ilustrasi Toga (PRiscope, 2014)
Gw kuliah di luar negeri yang memang bukan negara yang elit-elit amat: Malaysia - Kuala Lumpur. Ambil jurusan IT (Information Technology), spesialisasi di Intelligent Systems (juga dikenal Artificial Intelligence - AI).

Kampus gw cukup terkenal dengan IT nya, secara memang kampus khusus IT, beberapa kali menjuarai Microsoft Imagine Cup. Tapi kalo ditanya apa nama kampusnya, gw sedikit bingung. Selain namanya panjang, namanya juga barusan ganti, semenjak statusnya ganti dari Institute -> University College -> University. Dulu namanya: Asia Pacific University College of Technology and Innovation (UCTI), sekarang namanya Asia Pacific University of Technology and Innovation (APU).

Di sini, setelah lulus, gw dapet 2 sertifikat. Pertama dari Staffordshire University (UK), yang kedua sertifikat dari UCTI (Malaysia) nya sendiri.

Kenapa gw pilih kuliah di luar? Hmm.. sebenernya karena dari kecil memang mau tinggal jauh-jauh dari rumah (maklum, anak bandel :P).

Berhubung kampus gw itu kampus internasional, jadi bahasa pengantarnya adalah Bahasa Inggris. Untuk kelas IT, murid-muridnya kebanyakan dari beberapa negara berikut: Malaysia (kebanyakan Chinese atau India), Indonesia, India, Iran. Sedangkan kalo untuk jurusan bisnis, negaranya lebih bervariasi dan lebih banyak ceweknya. Untuk guru-guru IT pun, kebanyakan India atau Pakistan, Malaysia, dan ada satu guru US yang sering kita panggil Obama (karena dia mirip Obama versi putih).

Berdasar pengalaman-pengalaman gw selama beberapa tahun di KL, gw ngeliat sistem pendidikan kita ternyata masih kalah jauh dibanding di KL (sebenernya gw lebih membandingkan kampus gw, dengan beberapa kampus IT ternama di Indonesia).

Dari awal gw masuk, ada yang namanya orientasi. Bedanya, orientasi di sini ga menakutkan seperti di Indonesia. Ga ada cerita mahasiswa baru (maba) dipukulin, diospek, atau disuruh yang aneh-aneh. Kita ga disuruh bawa kacang hijau 2010 biji, ga disuruh pake tas dari karung beras, ga disuruh kepang rambut pake tali rafia, dan juga ga disuruh bawa barang-barang yang clue nya aneh-aneh.

Orientasi di sini bener-bener menyenangkan. Bikin kita ngerasa pengen orientasi terus sampe lulus *lebay*. Berikut yang diajarkan selama 3-4 hari orientasi:
  • Aturan-aturan kampus. Dari cara ngumpulin tugas (kita ngumpulin tugas ke admin, bukan langsung ke guru), aturan absensi dan keterlambatan, cara mendapat kartu ujian (di kampus gw, ujian ga boleh tulis nama, supaya gurunya objektif dalam memeriksa lembar jawaban), sampai soal plagiarism (yang kalo ketahuan bisa dikeluarin).
  • Berkenalan dengan sesama murid dari jurusan yang berbeda-beda.
  • Berkeliling kampus untuk pengenalan ruangan-ruangan kampus.
  • Pengenalan staff atau yang biasa disebut student services.
  • Pengenalan aktivitas-aktivitas di luar belajar mengajar (lebih dikenal ekstra kulikuler).
  • Pembagian user id, password untuk intranet system.
  • Games: nyanyi-nyanyi, keliling-keliling kampus nyari jawaban.
  • Pengenalan jurusan yang dipilih: mata kuliahnya, spesialisasinya, penilaiannya.
  • dan lainnya.

Enaknya lagi, kalo belajar di LN, kita ga perlu capek-capek belajar buang-buang waktu belajar Bahasa Indonesia, PKN, Sejarah, atau apapun itu yang dari SD sampe SMA diulang-ulang terus sampe muak tapi tetep ga ada yang nyantol di otak (seenggaknya begitu menurut gw).

Di LN, Sarjana atau S1 untuk jurusan IT, hanya ditempuh dalam waktu 3-3,5 tahun (kalo ga ada mata kuliah yang gagal lho, ya), tergantung universitasnya. Kalo universitasnya menerapkan sistem magang, mungkin bisa 3,5 tahun. Tanpa magang, semua beres dalam waktu 3 tahun.

Mungkin sebagian pada bingung, kok bisa cepet banget ya, cuma 3 tahun? Eits, jangan salah dulu. Gw sering denger temen-temen gw di Indo yang tahun terkahir (skripsi) itu santaaaaiiiii banget. Kalo ditanya, pasti jawabnya: 'Ah, gw kan tinggal skripsi doank.' Nah di sini, ga ada istilah 'tinggal skripsi doank'. Tahun terakhir itu justru tahun paling sibuk. Karena selain ngerjain skripsi, masih banyak tugas lain yang bener-bener menumpuk. Dan tahu sendiri lah, gimana kuliah IT? Semua tugas nya itu udah project base. Butuh sistem yang bener-bener jalan, lengkap dengan database (kalo diperlukan) serta dokumentasinya. Lengkap.. kap kap!! To make it worst, skripsi itu juga harus bikin sistem / aplikasi dan dikerjakan secara individual! Jangan harap bikin website ga jelas tujuannya dan spesialnya di mana, bisa lulus buat skripsi.

Ulasan tentang pengajuan judul skripsi di kampus gw, bisa disimak di SINI.


Banyak isu beredar kalo ijazah S1 di LN hanya setara dengan ijazah D3 di Indonesia. Memang sebagian kampus, kredit nya tidak mencukupi untuk disetarakan dengan S1 di Indonesia (inget kan kalo di Indonesia ada pelajaran 'ga mutu' yang juga masuk sebagai mata kuliah?). Tapi untungnya ijazah S1 di kampus gw setara dengan ijazah S1 di Indonesia.

Sebenernya soal ijazah tidak perlu terlalu khawatir, apalagi di jaman globalisasi begini, perusahaan-perusahaan pun pemikirannya lebih terbuka dan banyak yang ga mempermasalahkan ijazah S1 luar negri. Mungkin bisa jadi bermasalah kalo nantinya mau ambil S2 di kampus tertentu di Indonesia atau bekerja di perusahaan pemerintah. Namun dari pengalaman teman-teman gw, perusahaan-perusahaan internasional sepertinya lebih menghargai ijazah luar negeri, tanpa mempedulikan apakah ijazah itu setara dengan standard S1 di Indonesia atau tidak.

Sampai detik ini sih, gw ga pernah bermasalah sama ijazah. Ijazah gw diakui secara internasional sebagai lulusan S1. Buktinya, gw bisa kerja di Malaysia, Singapore, dan sudah terbukti kalo ijazah gw juga diakui di Australia. 

Bagi adik-adik yang mungkin sedang kebingungan mencari-cari jurusan yang tepat dan kuliah di mana, ga ada salahnya mencoba kuliah di LN. Selain jadi makin mandiri, makin jago bahasa asing, makin banyak teman dari berbagai negara, makin open-minded, wawasan juga makin luas!

PS: Buat yang mau tahu perincian biaya hidup di Kuala Lumpur per bulannya, bisa mampir ke SINI.

Selamat berjuang!
Monday, April 23, 2012

Curhatan Anak Kuliahan: I miss these moments...

I miss the moment we stayed up late in Starbucks until 3 am, with a glass of coffee, talked about nonsense, about future, or combination of both: nonsense future, until we realized that we were the only one left and those Starbucks' employees gave a 'when-you-guys-gotta-go' kind of look. And at the end we still asked ourselves, 'where are we going next?'

I miss the moment when we were that close, you told me your deepest secrets and those things your (ex) girlfriend didn't even know. Til she got jealous, refused to talk to me, and asked you not to contact me.

I miss the moment when we used to complain and talk bad about any subjects or any lecturers that 'forced' us stay up late to do last-minute assignments. I miss the domino's that always accompanied us, strange and stupid things we did due to pressure and lack of sleeping, a fight between us and him (we-know-who), oh okay, i rectify my words, it was between me and him; and weird things that always happen in every last minutes. I guess he was the one who brought bad luck...

Then it became a habit... Every assignment, no matter if we have completely done it or not, still, we gathered, passed the sleepless night, talked about nonsense future, and again, ate domino's together. And you know what, domino's always taste better during those moments!

I miss the holiday moment, when we spent time watching movie or just went outside without any idea where to go and what to do. And at the end, we ended up watching several movies in one shot, even when people said that movie sucks, still... we watched to see how sucks it was.

I miss the moment when you guys always pushed me for something stupid, like 'Stef, try to talk to him' or 'try to get it from him' or 'try to ask him cancel this things' or 'try to ask him do this, do that'. And when I complained 'why me?', you guys just easily answered 'usually guys would be nicer and softer to a girl' and added 'yeah, girls also nicer to another girl. Everyone is nice to a girl'. And when I successfully did it, you always said: 'See, I told you he likes you.' But if I didn't, you guys asked me to wear something sexy before redo the 'mission' #sigh. You always assumed everybody likes me, huh? >.<

I miss the moment where we used to bully the lecturers or sometimes got bullied by the lecturers, bully our classmates, or got bullied by our classmates. And i miss those 'new bag, huh?', 'new shirt, huh?' type of questions, and those pervert things you 'forced' me to know even if I didn't want to know, and the lecturers suddenly came in and stared at us wondered what we were talking about.

I miss the talks during class break, the time you were telling me how beautiful the sky and plants in Malaysia, comparing food outside and food in our cafeteria that  made us (more) aware how sucks were the foods in our cafeteria, or simply complaining what an unimportant subject was that just now. And i miss the way we made 10 minutes class break into 15 minutes class break.

I miss the moment when we often sat down, sang while waiting for the bus, wished the bus come late. I still remember your favorite song. And i still remember the thing you owe me, a pending promise... lol











Laughter, tears, fights, arguments, dramas, jealousy, stupidity, secrets.. All are blended into beautiful memories we would never forget <3
Saturday, June 12, 2010

Curhatan Anak Kuliahan: Hope For the Best and Prepare For the Worst

Bentar lagi mau exam, tapi kemaren gw masih sempat-sempatnya ikut lomba Matematika di kampus gw. Yaahh, itung-itung buat refresh otak lah :D.

Ada 2 kategori, kategori pertama ngerjain soal-soal tambah kurang sebanyak-banyaknya dalam sepuluh menit dan kategori kedua, dalam waktu 1 jam, ngerjain soal... yah, soal-soal lomba pada umumnya, yang membutuhkan gabungan logika dan formula.

Udah lamaaaaa banget gw ga berkutat dengan soal-soal matematika buat lomba. Di lomba kali ini banyak soal-soal algebra dan calculus yang keluar, agak-agak lupa, sih, sebenernya. Hmm.. jadi kemaren perlu nge-refresh otak dikit buat recall apa yang gw pelajarin saat SMA.

Hasilnya? Lumayan lah, dapet juara 2 di kedua kategori. Balik modal berkali-kali lipat *otak bisnis*.

Kalo pas ada lomba gini, gw jadi kangen guru-guru Matematika pas gw SMP dan SMA, dan kelompok Matematika. Kangen sama masa-masa latihan, masa-masa dipanggil keluar kelas buat latihan, masa-masa lomba, ngegosipin guru, ngegosipin murid dari sekolah laen, masa-masa senang kalo menang, sampe masa-masa kita nangis bareng gara-gara kalah (yeah, I know it's childish :D).

---------

Musim World Cup, di mana-mana orang pada ngomongin World Cup. Dari ngegosipin pertandingan semalem, memaki-maki kampus gara-gara ada ujian pas World Cup, sampe taruhan negara mana yang bakal menang. Kenapa sih, cowo kebanyakan suka nonton bola?

Temen gw bilang: "Bola itu 'shopping'-nya cowok. Rata-rata cewe suka shopping, tapi ga semuanya. Beberapa cowok juga suka shopping. Gitu juga dengan bola, rata-rata cowo suka bola walau ga semuanya. Beberapa cewe juga suka bola."

Terus temen laen nambahin, "Lebih mending nonton bola kan daripada shopping. Duit ga berkurang, kaki ga capek. Gw paling males kalo nemenin cewe gw jalan. Mau beli satu baju aja, semua toko mesti dimasukin. Bela-belain ngebuang waktu berjam-jam buat dapetin baju yang harganya cuma lebih murah beberapa ringgit (sekitar 5000 rupiah)."

Ada temen nyeletuk juga, "Cewe gw, mau beli apa-apa, selalu minta saran gw. Tapi begitu gw kasih saran, dia bilang selera gw kurang bagus, dia lebih suka pilihan dia sendiri. Kalo gitu, buat apa coba minta saran?"

Temen gw yang satunya lagi malah ga nyambung, "Untung gw ga punya cewe!"

Yah, pembicaraan dari kenapa kebanyakan cowo pada suka nonton bola, jadi beralih ke curhat colongan dari para cowo mengenai hobi cewek pada umumnya. Pembicaraan ini masih panjang, tapi lebih baek dihentikan saja di sini, daripada blog gw dibenci oleh para shopaholic.

Gw sendiri? Gw ga gitu suka bola, juga ga gitu doyan shopping. Kemaren cuma nonton opening ceremony nya aja. Lumayan keren juga, tapi sayang, si Shakira ga ada. Padahal udah gw tunggu-tunggu. Huhu...

Hmm.. buat yang nonton piala dunia, have fun, deh. Semoga negara yang kalian dukung bisa menang. Gw mau prepare buat exam. Kita sama-sama hope for the best and prepare for the worst! =D
Saturday, June 5, 2010

Curhatan Anak Kuliahan: New Day, New Layout Design

New daayyy...! Tugas terakhir untuk semester ini baru dikumpulin kemaren. Huff, akhirnya semua tugas semester ini beres juga. Santai-santai sebentar, ujian, libur 2 minggu, dan semester depan sudah menunggu, Final Year Project juga 4 bulan lagi mesti dikumpulin. Huuaaa!!

Walaupun sibuk, stress, kalang-kabut, dinikmatin aja. Gw yakin, setelah gw lulus nanti, I'll miss the time I had as a student!

Masa-masa di kelas, dari ngerjain dosen, pergi ke mall saat class break (terus dateng telat ke kelas berikutnya :p), ngumpet-ngumpet nonton dvd di kelas, tidur di kelas, ngegosipin dosen, complain gara-gara dosen ngasih tugas ga kira-kira (dan biasanya dijawab: "It's not my problem, it is your problem as a student," sambil senyum kemenangan), ngerjain temen sekelas, berantem, baekan lagi, sampe yang kita bener-bener serius belajar di kelas.

Juga masa-masa sibuk-sibuknya membaca artikel-artikel, presentasi yang hampir tiap minggu ada, ngerjain tugas yang bertumpuk-tumpuk, begadang bareng-bareng sampe pagi, ditemani musik (yang akhirnya menjadi masalah karena masing-masing punya selera musik berbeda =P), pizza yang sering menemani kita saat kerja kelompok, kesel gara-gara temen satu grup menghilang ga ada kabarnya, berbagai masalah dengan teman satu grup yang ga bisa disebutin satu-satu, dan berbagai kesibukan lainnya yang bikin mood naek turun. But still, there are a lot of reasons to laugh, khususnya gara-gara aksi ketololan yang kita buat akibat brain malfunction.

Dan, saat semua tugas-tugas selesai, it feels like the happiest day ever. Exam? Duh, ntar aja mikirinnya. Dan happiest day ever ini biasanya dirayakan dengan TIDUR! Ga cuma itu aja sih, kadang another pizza, added with stories and stupidities, atau es krim kalo lagi ga ada duit.

Intinya? Waktu ga bisa diulang, so, gw berusaha menikmati semua yang gw jalanin ^^.



Bosen sama design dan layout blog yang lama, gw bikin layout baru. Sengaja bikin yang ga terlalu ribet dan bernuansa doggy. Sebagian gambar anjing dicolong dari Google dan gw re-edit. Dan yang paling makan waktu itu pengaturan layout.



Bukan, yang punya blog ini bukan anjing. Juga bukan blog tentang anjing, walaupun ada sebagian tulisan gw tentang anjing. Sebenernya, gw masih belum ngerasa sreg sama layout ini. Masih mau ditambah-tambahin n masih mau diedit-edit lagi.

Ada yang mau menyumbang ide, saran, kritik, ato uang? =P
Thursday, April 1, 2010

Curhatan Anak Kuliahan: SMP - SMA, Masa-Masa yang Tak Terlupakan

Akhir-akhir ini gw sibuk. Bikin questionnaire, interview questions, literature review buat FYP gw. Tutorial yang juga bikin repot.. cari bahan, bikin slide, presentasi. Belom lagi mikirin tugas-tugas kuliah yang udah numpuk-numpuk, bahkan beberapa belom gw kerjain sama sekali. Udah gitu, sibuk maen Plants vs Zombies lagi.

Hmm... Kalo lagi sibuk-sibuk gini, gw jadi kangen masa SMP-SMA gw. Berasa waktu itu segalanya indah. Walau sebagian besar temen-temen gw doyan komplen soal ini itu, gw ga pernah komplen. Dan ga pernah ngerasa sibuk. Juga ga pernah nganggep semuanya serius. Berasa indah banget...

Tiap hari pulang sekolah maen PS, ato baca novel, ato maen 'The Sims', ato maen game laen, ato tidur, ato ngelakuin kegiatan ga jelas di kamar, ato berantem ama adek gw, ato pacaran, ato apapun namanya itu. Yang jelas bukan belajar dan bukan ngerjain PR.

Kalo ada PR, kalo mood ngerjain, ya dikerjain. Kalo ga mood ngerjain, ya kerjain asal-asalan terus besok pagi pinjem dan copy punya temen.

Kalo ada ulangan, kalo mood belajar, ya belajar sehari sebelumnya. Kalo ga mood, ya belajar setengah jam sebelum ulangan.

Sesantai itu gw jalanin SMP-SMA gw, setidak-serius itu gw jalanin SMP-SMA gw. Bahkan gw ga terlalu peduli soal nilai. Ga pernah gw mati-matian belajar cuma buat nilai bagus untuk pelajaran yang ga gw suka. Biologi dapet 3 ya ga apa-apa. Kewarganegaraan ga pernah dapet lbh dari 7 juga ga apa-apa.

Herannya, rapot gw bagus-bagus aja, malah gw dapet beasiswa, masuk SMA tanpa perlu bayar uang gedung yang jutaan (maklum, cuma ditentukan dari nilai UN, n semua pelajaran yang di-UN-kan itu andalan gw :P). Gw juga dapet potongan uang sekolah 100 ribu per bulan dari bank, alias gw cuma perlu bayar uang skul setengahnya doank.

Bolos pelajaran berkali-kali, ngumpet di UKS, ngerumpi di WC, maen-maen di lab komputer, kabur ke kantin, udah hal biasa bagi gw.

Dikeluarin dari kelas gara-gara ga ngerjain PR, dimarahin guru gara-gara ga bawa buku, dimarahin guru gara-gara dibilang 'menyepelekan' pelajaran, berantem ama temen, marah-marahin temen, bikin temen nangis, bentak-bentak guru sampe guru itu takut ama gw, marah-marahin kepala sekolah, semua udah pernah gw lakuin.

Kenapa gw bisa begitu santai n don't care sama pelajaran gw? Coz gw ga menganggap semuanya penting. Pelajaran-pelajaran tertentu gw sangat care. Tapi pelajaran-pelajaran tertentu, gw ga gitu peduli. Gw anti klo suruh mati-matian ngapalin hal-hal yang menurut gw 'ga guna'. Jadi, ya seperti itulah hasilnya.. Hahaha...

Tapi gw ga nyesel. Kalo boleh jujur, some subjects you learned in high school are useless. Sejarah misalnya, kecuali kalo kuliahnya jurusan yang nyerempet-nyerempet sama sejarah. Dari SD sampe SMA, gw mempelajari sejarah yang intinya itu-itu aja, topiknya diulang-ulang, tapi mungkin cuma 1% yang masih gw inget sampe sekarang. Hehe..

Maka dari itu, pas SMA, gw pengen cepet-cepet kuliah. Ambil jurusan yang gw suka, berharap gw ga dapet useless subject lagi. Gw mau bebas, ga mau terikat sama jam 7-14 lagi. Tapiii... kenyataannya lebih parah. Beberapa mata kuliah emang asik, tapi beberapa mata kuliah ga penting-penting banget. Kalo gw don't care, bisa-bisa gw fail. Kalo gw fail, mesti keluar duit buat remodule. Sayang banget duit dan waktu mesti terbuang kalo gw ga serius.

Hmm.. kuliah juga jauuuhh lebih sibuk. Banyak tugas yang harus dikerjain. Tugas-tugas di SMA ga ada artinya apa-apa dibanding tugas di kuliahan. Udah gitu mesti ngurus diri sendiri. Bangun pagi, pulang kampus, ga ad makanan tersedia di meja makan. Masak sendiri, cuci piring sendiri, ato pergi beli makan sendiri. Cuci baju sendiri, nyetrika sendiri, apa-apa serba sendiri (kecuali kalo pembantunya dibawa. Hehe...).

Tapi jangan takut untuk kuliah. Apa yang dipelajarin lebih berguna daripada SMA (menurut gw lho). Bukan cuma pelajaran, tapi juga nilai-nilai hidup yang bisa diambil. Saat SMP-SMA, cuma dikit yang udah berpikir tentang masa depan, sebagian besar cuma tau have fun aja. Saat kuliah, rata-rata udah tau apa yang mau dilakuin di masa depan, tapi tetep have fun.

Ketemu temen-temen baru dari berbagai negara dengan berbagai karakter, culture yang berbeda dan pandangan berbeda. It's fun!

----------

Haiz.. gw kok jadi ngaco kemana-mana gini sih topiknya? Hmm.. ya sudahlah, anggep saja tulisan saat gw pengen melarikan diri dari tugas-tugas.

Udah ah, mau maen duluuu... Wish me luck (buat FYP maksudnya, bukan buat game).