Wednesday, May 13, 2015

Staff Bandara yang Tidak Jujur

Gw mau menyampaikan rasa kekecewaan gw terhadap salah seorang petugas bandara di Lombok. Namun, demi kenyamanan semua pihak, gw tidak akan menyebutkan nama orang ataupun nama maspakainya. Gw pun tidak berniat melaporkan hal ini kepada siapapun atau lembaga apapun. Tujuan gw hanya sebatas berbagi pengalaman dan mengungkapkan kekecewaan gw. Itu saja, tidak ada maksud lain di baliknya.

----------------------------------------

Kejadiannya berawal saat gw dan temen-temen gw check in di salah satu counter di bandara Lombok. Semua temen gw bukan orang Indonesia, cuma gw sendiri yang orang Indonesia. 

Setelah antrian yang cukup panjang, gw pun sampai di counter. Yang ngelayanin seorang mbak-mbak, dengan ditemenin seorang mas-mas di sampingnya. Seperti biasa, si mbak itu meminta passport kita buat verifikasi. Tiba-tiba temen gw yang keliatan bule nanya:
"Do we need to pay airport tax?"
Ditanya gitu, eeehh si mbak-mbak malah melontarkan pertanyaan yang aneh, "Have you paid yet?"
"Nope. Where we should pay? Is it here or somewhere else?"
"Pay here. Each person Rp 150.000."
Kita pun semua nurut. Masing-masing nyerahin 150rb rupiah ke si mbak-mbak tadi.

Setelah verifikasi selesai, si mbak-mbak tadi menyerahkan passport dan boarding pass kita. Gw menyadari sesuatu yang aneh. Setau gw, biasanya setelah kita membayar airport tax, boarding pass kita bakalan ditempelin stiker airport tax, seperti gambar berikut:
Stiker bukti pembayaran airport tax (Gambar di ambil dari jalanjalansingapura.com)
Tapi kali ini tidak. Gw pun verifikasi. Si mbak malah bilang: "Iya ga ada memang. Tunjukin boarding pass aja cukup. Mereka tahu kok dan tidak perlu bayar lagi. Kalo di sini belom bayar, di dalem pasti disuruh bayar."

Begonya, kita percaya aja dan segera mampir ke restoran terdekat sambil nunggu waktu boarding.


Beberapa hari kemudian, gw baru tahu kalo sejak tanggal 1 Maret 2015, airport tax alias Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), sudah termasuk dalam tiket pesawat. Artinya, penumpang tidak perlu lagi membayar airport tax saat check in. Bahkan gw pun sudah mengecek kalo maspakai yang gw naiki itu, harga tiketnya sudah termasuk airport tax, secara gw membeli tiket tersebut pada bulan April 2015.

Gw ga nyalahin siapa-siapa, termasuk temen gw yang nanya soal airport tax. Menurut gw, sah-sah saja sebagai penumpang kita bertanya. Apalagi sosialisasi tentang airport tax di luar negeri, dan di dalam bandara tersebut, sangatlah minim. Gw sebagai warga negara Indonesia aja ga tau kok. Toh, sebagai staff yang baik, seharusnya memberi tahu bahwa kita tidak perlu lagi membayar airport tax, karena sudah termasuk di dalam tiket pesawat.

Marah, kesal, sedih, kecewa, semua perasaan bercampur jadi satu. Termasuk kasihan sama mbak-mbak itu. Nominalnya memang tidak seberapa buat gw. Namun, gw sungguh sedih dan kecewa, kenapa manusia, yang katanya ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan paling mulia, justru dengan mudahnya melakukan tindakan yang merugikan orang lain. Sungguh kasihan si mbak-mbak itu, dia mungkin lupa bahwa Yang Di Atas tidak pernah tidur.

Anyway, gw sudah memaafkannya dan berharap hal serupa tidak terjadi lagi kepada siapapun.

Let's Restore Faith In Humanity!

Related Posts:

  • Curhatan Anak Kuliahan: Pemilihan Judul Skripsi Ngomong-ngomong soal Tugas Akhir (TA), atau yang lebih dikenal sebagai skripsi, gw akan bercerita sedikit gimana skripsi di kampus gw. Di sini, skripsi biasa dikenal dengan nama Final Year Project (FYP) atau Final Project (F… Read More
  • Lika-Liku Software Engineer: Happy 4th Career Anniversary Dosen gw yang super jenius pernah bilang: "Semua pengetahuan tentang coding, database, software design dan sejenisnya, yang kita pelajarin di kampus ini, hanya sebagai fondasi saja. Maksimal mungkin hanya 20% dari kenyataa… Read More
  • Aneka Tips: Cara Nembak Cewek Gw sering ditanyain temen-temen cowok gw, gimana caranya nembak cewek. Dan beberapa kali juga, gw sering memborbardir temen gw yang baru aja jadian dengan pertanyaan-pertanyaan kaya: Kapan jadiannya? Siapa yang nembak? Giman… Read More
  • Kontradiksi Hai semuanya! Harap dimaklumi kalo gw lama ga update blog, gw lagi sibuk-sibuknya.... MENCARI ANGPAO. Hehehehe. Minggu lalu gw ga sempat nge-post apa-apa karena gw pulang Indonesia merayakan Chinese New Year. Anyway, topik … Read More
  • Google Gw salut sama Google soalnya mereka ga pernah keabisan ide. Hmm.. sekarang gw lagi nunggu Google wave. Beberapa minggu lalu, gw nonton videonya. Sumpah, keren abis! Ga sabar pengen cepet-cepet nyobain :D Selain itu a… Read More

2 comments:

  1. Well, kalau aku sering kejadian itu asuransi penerbangan. Kan sebenarnya tidak wajib, tapi kalau mereka lihat orang yang keliatan bisa dibodohi maka mereka panggil dan bilang ini wajib.

    Dulu ada mbak-mbak yang bilang itu wajib, saya pura-pura bego aja. Saya bayar, kemudian saya tanya-tanya soal tanggungannya, cara klaimnya, catatnya gimana, si dianya bingung jawabnya dan jadi ngasal. Saya cuma tersenyum kemudian kasih kartu nama saya yang saat itu masih kerja di salah satu perusahaan asuransi, baru deh dia kapok.

    Besok-besok waktu saya lewat si mbaknya udah nggak ada, saya temannya dia udah berhenti. Ya mungkin merasa bersalah ya.

    Aku juga baru tau dari sini nih, airport tax udah termasuk tiket, pantas harganya makin mahal :p Nice info :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo asuransi gitu, duitnya masih masuk ke maspakainya, jadi masih ok lah, walau si mbak bilang wajib padahal sebenernya enggak. Tapi kasian juga sih mbak-mbak itu. Niatnya mau mbodohin orang, jadi malah dikerjain :P

      Delete