Monday, September 28, 2015

Miskonsepsi Tentang Makanan Dalam Agama Buddha

Miskonsepsi 1: Umat Buddha Tidak Berdoa Sebelum Makan

"Are you Christian?"

Sering banget gw ditanyain kaya gitu sama orang ga kenal. Pas gw tanya balik, apa yang bikin mereka mengira begitu, mereka pasti jawab "Gw ngeliat lo berdoa sebelum makan."

Bukannya semua agama seharusnya berdoa sebelum makan?

"I'm Buddhist."
Mereka makin bengong, "I never see Buddhist pray before meals!"

Kenyataannya, kita para penganut ajaran Buddha, juga berdoa sebelum makan. Tentang doanya, masing-masing aliran mungkin mempunyai doa-doa atau gatha tersendiri.
Para bhikkhu dan bhikkhuni Thailand berdoa sebelum makan (Lee Craker, 2014)

Miskonsepsi 2: Umat Buddha Harus Vegetarian

"And you are not a vegetarian? You said you're Buddhist."

Untuk menjawab hal ini, mari kita lihat kembali ke jaman Sang Buddha Siddhartha Gautama. Sang Buddha pernah berkata, "Semua makhluk hidup bertopang pada makanan". Ajaran Buddha tidak mengecam ataupun menganjurkan seseorang menjadi vegetarian. Kita bebas untuk memilih apa yang mau kita makan, baik itu sayuran maupun daging.

Pernah mendengar kata 'Pindapatta'?

Umat memberikan dana makanan saati pindapatta (dhammaflavour.net, 2011)
Pindapatta artinya menerima persembahan makanan. Pindapatta merupakan tradisi Buddhist yang telah dilaksanakan sejak zaman kehidupan Sang Buddha Gautama hingga saat ini, terutama di beberapa negara, seperti Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Sri Lanka. 
Ketika berpindapatta, para Bhikkhu / Bhikkhuni berjalan kaki dengan kepala tertunduk sambil membawa Patta (mangkok makanan) untuk menerima dana makanan dari umat. Dalam Pindapatta, Bhikkhu / Bhikkhuni tidak boleh meminta ataupun menolak sesuatu.
Yup betul, ga boleh minta, dan ga boleh nolak. Kalo memang memutuskan untuk ber-vegetarian, dagingnya boleh saja diberikan pada Bhikkhu / Bhikkhuni lain. Dan jangan heran kalo saat pindapatta, mereka terkadang mendapatkan makanan dengan kombinasi yang aneh seperti kari dengan es krim. Atau makanan yang ekstrim seperti kari semut, kodok rebus, atau belalang goreng, karena bisa jadi makanan tersebut dianggap normal oleh penduduk setempat. Menurut gw, lebih mudah jadi vegetarian, daripada makan makanan ekstrim begitu.

Seorang bhikkhu seharusnya mengkonsumsi makanan bukan untuk kenikmatan, mendapatkan kekuatan khusus, mengembangkan bagian tubuh agar tampak menarik, dan bukan untuk mempercantik diri. Tetapi hendaknya sekedar demi kelangsungan hidup, memelihara kesehatan, dan memungkinkan mereka tetap bisa menjalankan kehidupan suci (Apannaka Sutta, Anguttara Nikaya). 

Miskonsepsi 3: Umat Buddha Boleh Makan Daging Apapun

Kebalikan dari miskonsepsi yang ke 2, walaupun Sang Buddha Gautama tidak mengecam atau menganjurkan seseorang menjadi vegetarian, namun ada beberapa pantangan dalam hal makanan.

Berikut 10 jenis daging yang sebaiknya dihindari umat Buddhist, seperti yang tertulis dalam Mahavagga Pali, Vinaya Pitaka.

  1. Daging manusia.
  2. Daging gajah.
  3. Daging kuda.
  4. Daging anjing.
  5. Daging ular.
  6. Daging singa.
  7. Daging harimau.
  8. Daging macan tutul.
  9. Daging beruang.
  10. Daging serigala atau hyena.

Daging manusia tidak seharusnya dimakan karena berasal dari spesies yang sama. Daging gajah dan kuda juga tidak seharusnya dimakan karena pada jaman dahulu, mereka adalah peliharaan dari seorang raja. Daging anjing dan ular tidak seharusnya dimakan karena mereka termasuk jenis hewan yang kotor dan menjijikkan. Kelompok terakhir adalah singa, harimau, macan tutul, beruang, dan serigala. Daging tersebut tidak seharusnya dimakan karena mereka tergolong binatang berbahaya. Jika dimakan, bau daging binatang tersebut bisa membahayakan para Bhikkhu yang bermeditasi di hutan.

Gw kurang tahu apakah aturan '10 jenis daging yang harus dihindari' relevan atau tidak untuk orang awam seperti kita, yang tidak mempraktikkan meditasi di hutan.

Selain itu, ada '3 syarat daging yang tidak boleh dikonsumsi' atau yang biasa disebut daging tidak murni, berlaku bagi seluruh umat Buddhist. Syarat tersebut adalah:

  1. Melihat secara langsung pada saat binatang tersebut dibunuh.
  2. Mendengar secara langsung suara binatang tersebut pada saat dibunuh.
  3. Mengetahui bahwa binatang tersebut dibunuh khusus untuk diri kita.

Apabila memenuhi satu atau lebih dari poin di atas, daging tersebut tidak murni dan tidak boleh dikonsumsi.
Saturday, September 19, 2015

Liburan Masa Papa VS. Liburan Masa Gw

TRANSPORTASI
Jenis-Jenis Transportasi (Careerealism, 2013)
Liburan Masa Papa: Mobil
Jaman gw masih kecil, setiap Lebaran, gw sekeluarga pulang kampung mengunjungi emak di Surabaya. Sebagai orang yang mabok darat, laut, dan udara (lengkap, kan?), rutinitas inilah yang paling gw benci.  Bayangin, deh, jarak dari Cirebon - Surabaya cukup jauh, sekitar 12 jam kalo tanpa macet. Namun, ditambah dengan kemacetan arus mudik, bisa jadi lebih dari 15 jam.

Supaya papa gw ga kecapekan, kita selalu mampir ke klenteng Tuban untuk bermalam di sana, dan baru melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Selama 2 hari inilah, gw muntah-muntah sepanjang perjalanan, ga bisa makan-minum, bahkan terkadang ga bisa gerak saking pusingnya.

Ke luar negeri? Jaman dulu pesawat belum sepopuler sekarang dan harga tiket pesawat pun mahal. Papa mama gw belom pernah ke luar negeri sampe gw umur 17 tahun.

Liburan Masa Gw: Pesawat
Jaman sekarang, orang ke mana-mana sudah terbiasa naik pesawat. Tiket pesawat pun sudah terjangkau. Bahkan untuk beberapa orang, naik pesawat udah kaya naik becak. Sudah menjadi rutinitas sehari-hari, maksudnya.

Dengan populernya tiket pesawat yang murah, pilihan liburan pun jadi lebih luas, dari dalam pulau, sampai luar pulau, bahkan luar negeri. Waktu penderitaan perjalanan jadi jauh lebih singkat. Jakarta - Surabaya yang kalo pake mobil bisa 1,5 hari saat musim mudik, dengan pesawat hanya 1,5 jam.



TERSESAT
 Tersesat (King Limousine, 2015)
Liburan Masa Papa: Nanya Orang
Memang sih, jaman dulu udah ada peta analog, alias peta kertas. Tapi gw ga pernah liat papa bawa-bawa peta. Dengan peta kertas pun, kita ga tau posisi kita secara akurat. Gw sendiri kalo dikasih peta kertas, gw kayanya bakal bingung dan tetap nyasar.

Ga heran, orang-orang jaman dulu tidak malu bertanya. Apalagi kalo lokasinya di daerah antah berantah, nanya sekali-dua kali itu ga cukup.

Liburan Masa Gw: Google Map, GPS
"Selama baterai masih ada, GPS masih jalan, jangan harap gw nanya jalan!" kayanya itu prinsip anak-anak jaman sekarang. Meskipun kadang harus melewati jalan yang sempit, gelap, dan bukan jalan umum pun, selama GPS masih berfungsi, ya tetep dijalanin aja tanpa bertanya.

Nah, kalo udah kepepeeeet (e nya banyak saking kepepetnya) banget, paling temen gw bakal bilang, "Stef, kamu turun gih, nanya orang. Aku tungguin di mobil, ya." Duh!



BOOK HOTEL
Hotel (Tesco Living, 2015)
Liburan Masa Papa: Datengin Penginapan Satu per Satu
Gw inget liburan jaman papa dulu, gw baru nyampe di Batu Raden cukup malam. Saat itu, langit juga udah gelap dan kita masih belum dapet hotel. Sepanjang jalan, setiap ketemu ada penginapan, papa gw pasti berhenti dan nanya apa masih ada kamar kosong. Entah karena memang sudah terlalu larut, atau memang jaman dulu hotel belum sebanyak sekarang, setiap penginapan yang dihampirin pasti udah penuh.

Kejadian kaya gini bukan cuma sekali-dua kali. Hampir tiap kemana-mana, kalo udah kemaleman, nyari penginapan itu bisa 2 jam, ujung-ujungnya kita selalu dapet penginapan yang lokasinya kurang strategis atau yang harganya super mahal.

Liburan Masa Gw: Book Penginapan Jauh-Jauh Hari
Berbeda dengan jaman sekarang, belom berangkat pun, gw udah bisa book penginapan dari Internet. Bahkan gw bisa menilai apakah lokasinya strategis, melihat foto-foto kamarnya, review dari orang-orang tentang penginapan tersebut, dan membayar di muka. Belom berangkat, tapi hotel udah siap!



MENCARI OBJEK WISATA
Plang di mana-mana (National Geographic Education, 2013)
Liburan Masa Papa: Selewatnya Atau Seketemunya Aja
Kalo kebetulan menginap di hotel yang letaknya berdekatan dengan objek wisata, biasanya kita bisa mendapatkan informasi tentang objek-objek wisata dari brosur-brosur yang tersedia di lobby hotel. Tapi kalo ga, ya selewatnya atau seketemunya aja. Misalnya ketika dalam perjalanan tiba-tiba ngeliat ada plang 'Air Terjun Niagara'. Barulah kita berdiskusi, "Eh ada Air Terjun Niagara, mau mampir, ga?" Kalo ga liat ada plang apa-apa, ya jalan terus aja ke rumah atau ke kota tujuan berikutnya.

Liburan Masa Gw: Direncanakan Jauh-Jauh Hari
Saat bikin rencana liburan, biasanya kita udah siap dengan semua daftar perjalanannya. Dari berapa hari liburannya, hari pertama ke mana, hari berikutnya ke mana, di lokasi tersebut ada apa aja, tidurnya di mana, nama hotelnya apa, harganya berapa, dan terkadang makan di mana pun dan jam berapa pun, sudah terjadwal.

Kalo harus naik transportasi umum, kita udah tau rutenya gimana, dan jadwalnya jam berapa aja. Dan banyaakkk hal-hal detail lainnya. Semakin mahal destinasi tujuan, semakin rinci pula perencanaannya.



FOTO
Kamera Analog (Elektrohandelsprofi, 2015)

Liburan Masa Papa: Kamera Analog
Yang lahir di tahun 1980-an, pasti tahu kamera analog dan pasti pernah merasakan hal-hal berikut:
  • Foto harus hemat-hemat karena film-nya terbatas.
  • Hasil foto ga bisa langsung jadi karena harus ke tukang foto dan menunggu film itu dicetak dulu. Kalo lagi rame, fotonya pun ga bisa sehari langsung jadi. Sehingga harus nunggu 1-2 hari buat ngeliat hasil jepretan kita.
  • Begitu udah jadi, suka berasa deg-deg an pas ngeliat hasilnya. #lebay
  • Ga ada beauty mode atau filter-filter aneh yang buat foto keliatan lebih cantik. Semua kelihatan apa adanya.
  • Hasil foto disimpan baik-baik di dalam album. Lemari pun penuh dengan jejeran album foto.
  • Instagram? Facebook? Apaan, tuh? Nama makanan atau judul buku?

Liburan Masa Gw: Kamera Digital
Ga perlu pusing beli-beli film buat foto-foto pas liburan. Cukup bawa memory card yang masih kosong aja. Harganya pun murah meriah dibanding harga film jaman dulu, dan bisa dipake berulang-ulang lagi.

Kalo yang pengen eksis di social media, beli aja smart phone yang kameranya bagus. Beratus-ratus kali selfie gara-gara senyum yang kurang optimal pun, tidak masalah. Begitu dapet gaya dan ekspresi yang pas, edit-edit sebentar, apply ini-itu, dan langsung post ke instagram, facebook, line, dan sebagainya. Jangan lupa setiap 10 menit dicek, udah berapa orang yang nge-like.

Jaman sekarang masih nyimpenin album foto? Duuhh kampungan banget, buru-buru daftar Instagram, gih!


Hmm... 20 tahun lagi, seperti apa ya, liburannya?
Sunday, September 13, 2015

A Blessing In Disguise

Terkadang, rencana yang udah susah payah kita buat, bisa dengan mudahnya dirusak oleh sesuatu yang lain. Entah hal-hal konyol, cuaca yang tidak bersahabat, temen-temen kita yang mendadak aneh, orang-orang yang kurang profesional, atau hal-hal lain di luar kontrol manusia. Seperti kejadian-kejadian di bawah ini:

Liburan Berantakan Gara-Gara Tour Guide Terlambat


Kita udah lama plan dari lama buat berlibur ke Bangkok. Supaya menghemat waktu dan ga ribet, kita berencana menggunakan jasa travel agent. Tapi ternyata... si tour guide telat 2 jam. Kita pun ngomel-ngomel.

"Ke mana, sih, tour guide-nya? Katanya kita harus kumpul di sini dari 2 jam lalu?"
"Iya nih, ga bertanggung jawab banget, sih! Kita jadi ga bisa ke lokasi itu, donk. Padahal happening banget lokasinya! Sia-sia deh, kalo ke Bangkok tapi ga mampir ke lokasi itu."
"Dia pikir 2 jam itu sebentar apa?!"
"Pokoknya gw mau minta duit gw balik! Apapun alasannya. TITIK!"

Joy Flight Batal Gara-Gara Istri yang Aneh dan Anak yang Mendadak Sakit

Gw orang terkenal dan menduduki posisi cukup tinggi di negara ini. Jadi ga usah heran kalo gw sering diundang ke event-event penting atau event yang khusus tertutup untuk umum.

Suatu saat, gw diundang buat menghadiri demo terbang (joy flight) pesawat super jet dari Rusia yang keren banget. Jarang-jarang, kan, ada kesempatan langka gini? Apalagi gw diperbolehkan membawa istri gw buat terbang bersama. Ah, sungguh romantis.

Pas hari H, gw dan istri gw masuk ke dalam pesawat. Barusan aja masuk ke pesawat dan ngeliat-ngeliat pesawat, istri gw ngajakin pulang. 'Buset, nih orang ga seru amet, sih?' gerutu gw dalam hati. Tapi apa daya, gw nurut aja kalo istri udah bilang begitu.

Biar undangan gw ga sia-sia, gw tanyain anak gw, apa dia mau ikut joy flight buat gantiin gw? Eehhh ga tau kenapa, dia bilang lagi ga enak badan. Ah sudahlah, istri dan anak gw emang ga ngerti cara have fun. Gw pun kecewa dan batal terbang.

Telat Masuk Kerja Gara-Gara Sopir Taksi Tidak Kompeten

Ya ampuunn, gw telat bangun! Kok, alarm-nya ga kedengeran? Oh, mungkin semalem gw tidurnya kemaleman dan capek banget. Gara-gara si sopir taksi kelewatan!

Jadi ceritanya, sepulang dari kantor kemaren, gw pergi makan malem. Pulangnya, gw nyetop taksi. Eeehh, taksi itu parah banget. Udah ga bisa nyetir, nyasar-nyasar, pake acara nabrak mobil lain, lagi! Bener-bener ga kompeten. Gw heran, gimana dia bisa dapet SIM. Gw pulangnya jadi kemaleman, deh.

Gara-gara dia, gw jadi telat bangun dan ketinggalan kereta sekarang. Dengan suksesnya, gw telat ke kantor 1 jam lebih. Kalo sampe gw dimarahin bos atau kena pecat, gw sumpahin tuh, sopir taksi dicabut SIM nya seumur hidup.

Telat Masuk Kerja Gara-Gara Ketemu Orang Aneh

Gw ketinggalan kereta jadi telat masuk kerja gara-gara ketemu orang aneh. Pas gw mau nyebrang jalan, ada mobil tiba-tiba berhenti mempersilakan gw nyebrang duluan, padahal gw lagi diem aja sambil nungguin mobil itu lewat dulu.

Udah baik hati gw ngasih jalan, mobil itu tetep ga mau jalan dan mempersilakan gw nyebrang jalan duluan. Gw jadi bingung harus nyebrang atau ngasih mobil itu jalan duluan. Duuhh, mana yang bener, ya? Gw tipe orang yang ga enakan, lagi.

Aahh, akhirnya masalah aneh itu selesai. Tapi gara-gara itu, gw jadi ketinggalan kereta dan telat masuk kerja. Coba aja kalo gw langsung nyebrang dan ga maksa-maksa mobil itu jalan duluan. Duh,  gw bego, bego! Ngambil keputusan kaya gini aja, mikirnya lama banget.

Rencana Ganti Gara-Gara Anak Tidak Sabaran

Gw sekeluarga berencana pindah rumah tanggal 26 nanti. Tapi gara-gara anak gw yang paling bungsu merengek-rengek buat cepetan pindah karena dia udah ga sabar pengen maen PS2 di rumah barunya. Gw pun akhirnya mengikuti.

Inilah ga enaknya punya anak yang ga sabaran. Risih juga, sih, tiap hari ribut mau cepet-cepet pindah rumah buat maen PS2. Mending kalo sesuatu yang penting! Ini, cuma PS2. Toh, nanti-nanti juga bisa maen. Tapi ya udahlah, gw capek berdebat sama anak itu. Udah ditolak dan diomelin berapa kali pun, dia masih tetap ribut dan merengek-rengek. 

Gara-gara dia, kita mengambil jalan tengah dan pindah 1 hari sebelum waktunya, tanggal 25 pagi. Setidaknya, lumayanlah, waktu dia buat merengek-rengek berkurang 1 hari. Dia juga keliatannya cukup senang bisa maen PS2 sehari lebih cepat.



Tapi di balik kisah-kisah menyebalkan di atas, ada hal baik di baliknya. Kita sebagai manusia, tidak tahu apa yang tersembunyi di balik setiap kejadian. Kadang yang terlihat seperti berkah malah sesungguhnya sebuah masalah. Kadang yang terlihat sebagai masalah, justru ternyata sebuah berkah, yang kebanyakan orang menyebutnya a blessing in disguise.


Mari kita cermati satu per satu kisah di atas, yang sebenarnya semuanya bersumber dari kejadian nyata.

Liburan Berantakan Gara-Gara Tour Guide Terlambat

Selamat Dari Ledakan Bom Berkat Tour Guide Terlambat

Sumber berita: Gold Coast Bulletin

Joy Flight Batal Gara-Gara Istri yang Aneh dan Anak yang Mendadak Sakit

Selamat Dari Kecelakaan Pesawat Berkat Istri yang Aneh dan Anak yang Mendadak Sakit

Sumber: Tribun

Telat Masuk Kerja Gara-Gara Sopir Taksi Tidak Kompeten

Selamat Dari Serangan Teroris Berkat Sopir Taksi Tidak Kompeten

Sumber: Bauer Media

Telat Masuk Kerja Gara-Gara Ketemu Orang Aneh

Selamat Dari Serangan Teroris Berkat Ketemu Orang Aneh

Sumber: US Magazine

Rencana Ganti Gara-Gara Anak Tidak Sabaran

Selamat Dari Tsunami Berkat Anak Tidak Sabaran

Sumber: Detik News


Ya, seperti itulah kehidupan gw akhir-akhir ini. Gw ngerasa segala sesuatu ga berjalan sesuai rencana gw, bikin gw jadi stress dan gelisah. Tapi apapun itu gw percaya everything happens for a reason! Yang penting mari kita bersyukur selalu dan berdoa semoga segalanya baik-baik saja.

Sometimes the worst situation can be blessings in disguise!
Sunday, September 6, 2015

Bertanya Pada Diri Sendiri (Part 4)

The Book of Questions (Gregory Stock, Ph.D.)

Kelanjutan dari Bertanya Pada Diri Sendiri (Part 3). Pertanyaan-pertanyaan di bawah bersumber dari 'The Book of Questions', karangan Gregory Stock, Ph.D.


Bisakah kamu buang air kecil di hadapan orang lain?
Kayanya sih bisa aja kalo kepepet. Orang-orang di China aja bisa buang air besar-kecil walau toiletnya ga ada pintu dan pembatasnya. Hahaha...

Apakah yang akan kamu lakukan jika saat kamu berjalan ke luar rumah, kamu melihat seekor burung yang sayapnya patah sedang meringkuk di semak-semak?
Diambil dan bawa ke rumah buat diobatin. Atau kalo di negara Barat sana, bisa telepon atau dibawa ke dokter hewan. Dulu salah satu burung gw juga ditembak orang pake senapan angin. Sayapnya rusak dan keliatan kesakitan. Tapi setelah diobatin bisa sembuh, kok. Walaupun dia udah tua dan ga bisa terbang tinggi lagi, tapi seenggaknya dia tetep bisa terbang dikit-dikit, makan-minum, loncat-loncat, dan masuk-keluar sarang.

Ada teknologi baru yang memungkinkan orang untuk melakukan perjalanan dengan mudah dan murah ke tempat manapun. Sayangnya, akan ada 100.000 kematian per tahun yang diakibatkan oleh alat tersebut. Apakah kamu akan protes dan melarang penggunaannya?
Kalo diliat dari data tahun 2005-2014 di atas, jumlah kematian yang diakibatkan oleh pesawat kurang dari 1.500 jiwa per tahun. Jadi sangat keterlaluan kalo alat yang baru ini mengakibatkan kematian 100.000 orang per tahun.

Kamu dan orang yang sangat kamu cintai ditempatkan di ruangan terpisah dengan tombol di masing-masing ruangan. Kamu tahu bahwa kalian berdua akan dibunuh dalam waktu 60 menit, kecuali salah satu dari kalian menekan tombol. Orang yang pertama kali menekan tombol akan segera meninggal, namun orang di kamar satunya akan selamat. Terjebak dalam situasi seperti ini, apa yang akan kamu lakukan?
Entahlah, mungkin gw bakal diem aja dan berdoa selama 60 menit itu. Sambil nungguin batman dateng dan menyelamatkan kita berdua. Hahaha...

Ketika kamu menceritakan sesuatu, apakah kamu seringkali membesar-besarkannya? Jika demikian, mengapa?
Kalo ceritanya dibesar-besarin sih, enggak. Paling intonasinya dan komentar-komentarnya dilebay-lebayin, kaya: 'Kalo gw ngalamin kaya gitu lagi, gw bakal manjat pohon terus gw lemparin mangga ke kepalanya', padahal manjat pohon aja gw ga bisa. Biar ceritanya lebih seru dan pendengar tertarik!

Apakah kamu lebih menghargai saran dari orang yang lebih tua karena mereka dinilai lebih berpengalaman?
Kalo gw minta saran tentang suatu hal dan dia pernah mengalami sendiri hal tersebut, pasti bakal gw hargain sarannya, tanpa mempedulikan umurnya. Dari pengalaman-pengalaman gw, umur bukan penentu kedewasaan dan kebijaksanaan seseorang.

Tanpa ginjal kamu untuk transplantasi, seseorang yang dekat denganmu akan meninggal dalam waktu satu bulan. Kemungkinan operasi akan berhasil hanya 50 persen. Apabila operasi gagal, kamu akan meninggal. Namun, apabila berhasil, kamu bisa hidup normal. Apakah kamu akan mendonorkan ginjalmu?
Untuk saat ini, gw cuma akan mendonorkan ginjal gw untuk papa, mama, koko, dan adek gw aja. Itupun jika situasinya udah kepepet dan ga nemu pendonor yang cocok.

Kapan hidupmu berubah secara drastis dikarenakan pengaruh dari luar? Apakah kamu merasa kamu bisa mengontrol perjalanan hidupmu sendiri?
Kapan, ya? Kayanya ga pernah, deh. Gw berubah karena pengaruh dari dalam, alias kemauan sendiri. Sampai detik ini, walau beberapa hal terkadang ga bisa gw kontrol dan ga sesuai dengan yang gw mau, tapi gw ngerasa gw masih bisa mengontrol perjalanan hidup gw sendiri.

Jika kamu mempunyai teman yang selalu terlambat, akankah kamu membencinya? Dapatkah kamu diandalkan untuk tepat waktu? 
Ga masalah punya temen gitu. Asalkan dia tahu kalo untuk sesuatu yang penting, dia ga boleh telat. Gw bisa tepat waktu untuk sesuatu yang penting. Tapi kalo cuma rutinitas sehari-hari, apalagi kalo harus dateng pagi-pagi buta, kadang-kadang walau terlambat, gw santai aja. Hahaha...

Kapan kamu terakhir kali berteriak pada seseorang? Mengapa? Apakah kamu menyesalinya?
Pertengahan tahun 2011. Karena gabungan dari capek, males ngomong, marah, sebel, dan takut. Nyesel? Sama sekali enggak.

Apakah kamu bersedia untuk mengalami mimpi buruk yang mengerikan setiap malam selama satu tahun jika setelah itu kamu akan menerima kekayaan yang luar biasa?
Nooooo... Ntar gw jadi takut untuk tidur selama setahun.
Jika kamu bisa memiliki salah satu pelayanan gratis selama lima tahun dari pilihan berikut: koki handal, sopir, pembantu rumah tangga, tukang pijat, atau sekretaris pribadi. Manakah yang akan kamu pilih?
Koki handal. Tiap hari ga perlu pusing mikirin 'hari ini mau makan apa'. Lebih bagus lagi kalo si koki handal ini bisa beli bahan-bahan sendiri di supermarket.

Apakah kamu bersedia untuk pergi ke rumah jagal dan membunuh seekor sapi? Apakah kamu makan daging?
Walaupun gw ga pantang makan daging, tapi tetep aja gw ga mau membunuh binatang.

Apakah kamu mau menghabiskan satu bulan sendirian di tempat yang natural? Makanan dan tempat tinggal akan disediakan tetapi kamu tidak akan melihat orang lain.
Boleh-boleh aja, tapi gw punya syarat: Ga ada pengaruh apapun terhadap pekerjaan gw, gw masih mendapatkan penghasilan utuh untuk satu bulan tersebut, dan disediakan laptop canggih, smartphone, dan layanan Internet yang cepat.

Setelah pemeriksaan medis, dokter memvonis kamu menderita kanker getah bening langka dan hanya mempunyai waktu beberapa bulan untuk hidup. Lima hari kemudian, dia memberitahumu bahwa hasil tes tertukar, kamu ternyata sehat-sehat saja. Dalam waktu lima hari tersebut, tentunya kamu mengalami hari-hari yang sulit dan berat. Bahkan, mungkin saja, kamu lebih mengerti tentang dirimu sendiri dan nilai-nilai hidup. Apakah menurutmu pengalaman menyakitkan tersebut sebanding dengan nilai hidup yang kamu dapatkan?
Ah, kalo cuma 5 hari, kemungkinan gw masih belum ngapa-ngapain. Mungkin juga gw udah melakukan tes ulang di laboratorium lain. Dulu pas adek gw gejala tipes, dia juga pernah dapet hasil tes yang salah. Hasil lab nya menunjukkan kalo trombositnya sangat rendah dan harus segera masuk RS. Mama gw ga percaya. Hari itu juga, dia minta tes darah satu kali lagi dan minta hasilnya keluar saat itu juga. Hasil tes kedua menunjukkan kalo kadar trombositnya masih normal dan tidak perlu ke rawat inap. Beberapa hari kemudian dia sembuh dan sehat-sehat aja. 

Di siang yang terik, ketika kamu berjalan di parkiran suatu pusat perbelanjaan, kamu melihat ada seekor anjing di salah satu mobil yang terkunci. Dia terlihat begitu menderita dan kepanasan. Apa yang akan kamu lakukan?
Catat model mobil dan plat nomernya terus ke pusat informasi di pusat perbelanjaan tersebut. Minta tolong mereka buat nyuruh yang punya mobil buat segera kembali ke mobilnya karena anjingnya kepanasan.  

Apakah kamu merasa tidak nyaman jika pergi sendirian untuk makan malam atau menonton film di bioskop? Bagaimana jika pergi berlibur sendirian?
Pergi dan makan malam sendirian masih ok. Dulu pas jaman kuliah, gw sering mampir ke tempat makan, makan sendirian sambil belajar. Abisnya kalo di rumah, ga bisa konsentrasi belajar. Hahahaha. Tapi kalo nonton di bioskop atau liburan sendiri kayanya ga nyaman dan ga asik.

Jika kamu tahu bahwa dalam satu tahun kamu akan meninggal secara tiba-tiba, apa yang akan kamu ubah dari cara hidupmu sekarang?
Gw akan lupain semua rencana jangka panjang gw, dan keluar dari pekerjaan gw sekarang. Gw bakal banyak-banyak berdoa dan jalan-jalan keliling dunia sama keluarga atau temen-temen gw.

Untuk $20.000 (sekitar 260 juta rupiah), maukah kamu tidak mandi, keramas, menggosok gigi, dan tidak menggunakan deodoran selama 3 bulan? Asumsikan kamu tidak diperbolehkan menjelaskan alasan apapun kepada siapa pun, dan tidak akan ada efek jangka panjang pada karirmu. 
No no no. Ga mandi, keramas, sikat gigi selama 3 bulan? Rambut pasti udah gimbal dan gatel semua. Belum lagi mulutnya ga enak dan giginya bolong semua. Orang-orang satu kantor bisa pingsan gara-gara bau badan gw.
Apakah kamu lebih suka meninggal dengan damai di antara teman-temanmu pada usia 50, atau meninggal secara menyakitkan dan sendirian di usia 80?
Meninggal dengan damai di usia 50. Gw ga mau meninggal secara menyakitkan.